IKLAN




 

Produsen Benih Jagung Bisi, Siap Kerjasama Demplot 1000 Hektar

Tim Pemasaran Wilayah Jateng - DIY siap kembangkan benih jagung Bisi di Blora, dan siap bermitra dengan petani Blora, targetnya 1000 hektar untuk demplot

Foto bersama di Masjid Al Muttaqin, Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban

Kemitraan Petani Jagung
BLORA, ME - Sebagai wilayah penghasil jagung terbesar kedua di Jawa Tengah, wajarlah bila banyak perusahaan penghasil benih tanaman pangan, yaitu jagung berminat untuk menjalin kemitraan dengan para petani di Blora, yang diawali di wilayah Blora Selatan, seperti di Kecamatan Jati, Randublatung, Kedungtuban dan Cepu.

Kemitraan pengembangan budidaya benih jagung varietas Bisi dengan kolaborasi  pupuk organik cair (POC) Marolis pun digagas dengan mengusung Mitra Bisma dengan petani yang tergabung dalam Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdhlatul Ulama (LPPNU) Kecamatan Jati, yang dipimpin oleh Wahyudi dan Petani Milenial Putra Blora, Hadi Setiyo Promo dari Desa Nglandeyan, Kecamatan Kedungtuban, pada hari ini, Senin (27/2/2023).

Pihak dari PT Bisi diwakili oleh Bagian Pemasaran Wilayah Jateng - DIY, Budi Setyo Utomo menyampaikan upaya perusahaannya untuk mengembangkan benih jagung varietas Bisi dengan para petani di wilayah Kabupaten Blora, untuk meningkatkan produksi jagung nasional.

"Kami mendapatkan tugas dari Perusahaan untuk menjalin kemitraan dengan para petani di Blora, untuk menjadi petani benih jagung varietas Bisi, bekerjasama dengan pupuk organik cair, Marolis, yang kalo dikolaborasikan menjadi Bisma Mitra, kerjasama ini akan dilaksanakan kerjasama dengan para petani di Blora, awal pertana 50 hektar untuk bulan Maret ini, kemudian dilanjutkan dengan target luasan 1000 hektar, " ujarnya. 

   Budi Setyo Utomo (kanan berkacamata)

Cegah Resesi Ekonomi
Turut hadir sebagai Pakar Penelitian  Tanaman Pangan dan Pupuk Organik Cair, Profesor Cahya, juga menyampaikan dukungan dan kesiapannya untuk mendampingi para petani di Blora yang siap bermitra untuk pengembangan budidaya benih jagung varietas Bisi, dan penggunaan pupuk organik cair yang berlabel Marolis ini.

Menurutnya selain sebagai Akademisi, juga mendapatkan tugas, untuk mencegah resesi ekonomi akibat kegagalan dalam ketahanan pangan nasional. Pasca krisis pandemi Covid 19 dan terjadinya Perang Rusia - Ukraina sangat mempengaruhi produksi pangan dunia, imbasnya adalah tersendatnya distribusi pupuk kimia di dunia, yang dihasilkan oleh Rusia.

"Selain mendampingi petani untuk meningkatkan produksi pangan, kami dari akademisi juga mendapatkan tugas untuk mencegah resesi ekonomi baik di tingkat Desa, Regional maupun Nasional, oleh karena itu, marilah kita bermitra, bekerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan bersama, tanpa mengganggu agenda yang sudah ada, yaitu pengembangan benih padi, yang sudah dilaksanakan oleh petani PB di sini," ungkap Profesor Cahya.

Siap Laksanakan Kemitraan
Sementara itu, di saat yang sama Wahyudi menyampaikan kesiapannya untuk menjalankan program Bisma Mitra, bersama petani - petani yang tergabung di LPPNU Kecamatan Jati dan Petani Milenial Putra Blora, yang dipimpin oleh Hadi SP, dirinya yakin target budidaya benih jagung Bisi akan berjalan lancar sesuai targetnya, yaitu penanaman benih jagung bisi di lahan 1000 hektar.

"Kami siap, untuk masa tanam kedua ini, yang biasanya petani yang lahannya untuk menanam jagung, akan digunakan untuk menanam benih jagung bisi, apalagi ini benihnya gratis, dan dibiayai untuk pembelian pupuk organik cair, dan pupuk kimianya, kebutuhan per hektar dibiayai oleh Perusahaan BISI, dan dikembalikan setelah panen, semoga ini bisa meningkatkan kesejahteraan petani di Blora Selatan" ujarnya.

Petani Harus Solid
Praktisi pertanian milenial dari Desa Nglandeyan, Hadi Setiyo Prono pun menyambut gembira dengan adanya kemitraan untuk budidaya benih jagung bisi dan pupuk Marolis, menurutnya kemitraan tersebut dapat membantu petani untuk meningkatkan kesejahteraan, melalui program Bisma Mitra.

"Kami siap melaksanakan di lahan petani yang tidak bisa ditanami padi lagi untuk masa tanam berikutnya, karena kesediaan air yang tidak mencukupi untuk tanam padi, sudah pasti akan beralih untuk menanam jagung, untuk itu kita akan aktif sosialisasi kemitraan ini, "  ujar Hadi. 

Di saat yang sama, Mardi Setiawan, aktifis LSM yang akrab disapa Iwan Seken ini, meminta agar dilakukan pemetaan lahan sebelumnya, untuk memastikan ketersediaan air untuk lahan jagung tersebut nantinya, sehingga para petani tidak terjadi gagal panen. Dan meminta agar para pelaku usaha benih jagung bisi ini, agar solid dan aktif berkomunikasi terkait budidaya benih jagung bisi kepada seluruh petani mitra. (Rome)

Posting Komentar

0 Komentar