IKLAN




 

Bismillah..Kemitraan Demplot Jagung 1000 Hektar Di Blora Dimulai

Penyerahan simbolis benih jagung Bisi dan pupuk organik cair Marolis kepada Petani Mitra Bisma di Desa Gabusan, Jati.

"Kemitraan pengembangan benih jagung dan pupuk organik cair dengan petani Blora untuk demplot 1000 hektar, akan segera dimulai dengan penyerahan benih jagung dari PT Bisi Internasional TBK dan pupuk organik cair merk Marolis"

Sosialisasi Mitra Bisma
BLORA, ME - Bertempat di kediaman Wahyudi, Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdhlatul Ulama (LPPNU) Kecamatan Jati, di Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Blora, pada hari ini, Kamis (2/3/2023), kemitraan pengembangan benih jagung PT Visi International TBK, Pupuk Organik Cair (POC) Marolis dengan para petani di wilayah Blora Selatan telah disosialisasikan.

Hadir dalam sosialisasi tersebut, para petani dari wilayah Blora Selatan yaitu Kecamatan Kedungtuban, Randublatung, Kradenan dan Jati, serta Perwakilan dari PT Bisi Internasional Tbk, Budi Setyo Utomo dan Pakar Penelitian Tanaman Pangan dan Formulator POC Marolis, Profesor Cahya Yudi Widianto, sebagai pemateri kemitraan bisnis benih jagung Bisi - Marolis yang disingkat Bisma.

"Hari ini telah disosialisasikan program kemitraan budidaya benih jagung dari PT Bisi International TBK, yang diwakili oleh Budi Setyo Utomo, bersama formulator pupuk organik cair dari Marolis, yang dipimpin oleh Profesor Cahya Yudi Widianto dari Madiun, semoga kemitraan ini bisa membawa kesejahteraan untuk petani di Kabupaten Blora," ungkap Wahyudi kepada Monitor Ekonomi.

Pemaparan proyeksi kemitraan benih jagung Bisi dan Pupuk Organik Marolis

Demplot Ribuan Hektar
Dalam paparannya, Budi Setyo Utomo menjelaskan pentingnya pengembangan benih jagung Bisi untuk memenuhi program ketahanan pangan nasional yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi, sejak pertama kali menjabat, karena komoditas jagung sangat dibutuhkan sebagai bahan pokok pangan oleh masyarakat baik skala nasional maupun internasional.

Dirinya yang menjabat sebagai Kepala  Pengembangan Benih untuk wilayah Jawa Tengah - Daerah Istimewa Yogyakarta, melihat potensi dan strategisnya wilayah Kabupaten Blora, untuk pengembangan benih jagung merk Bisi, dan memasukkan dalam skala prioritas, untuk membantu petani di Kabupaten Blora, menjadi petani benih jagung yang unggul, sehingga menjadi lebih sejahtera. Tahap awal akan direncanakan 1000 hektar setiap musim tanam di Blora.

"Kami mendapatkan tugas untuk mengembangkan benih jagung ini, untuk memenuhi kebutuhan nasional dan bahkan internasional, karena permintaan komoditas jagung terus meningkat, dan di Blora ini menjadi prioritas, karena jaraknya yang lebih dekat dengan pabrik kami di Surabaya, juga semangat dari petani Blora yang antusias menanam jagung, target kita dari perusahaan, kemitraan ini akan kita laksanakan dari tahun ini yaitu 2023 hingga tahun 2030 nanti, dengan target 6000 - 7000 hektar produksi benihnya," ungkap Budi Setyo Utomo.

Profesor Cahya Yudi Widianto memperagakan penggunaan aplikasi pupuk organik cair Marolis dan pupuk kimia kepada Petani Mitra Bisma

Putaran Ekonomi Besar
Sementara itu, di saat yang sama Pakar Penelitian Tanaman Pangan dan Formulator Pupuk Organik Cair, Profesor Cahya Yudi Widianto, yang juga alumni Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang ini, mengungkapkan betapa besarnya putaran ekonomi masyarakat petani jika mau menggarap potensi benih jagung ini.

Menurutnya, program kemitraan Bisma, yaitu kolaborasi pengembangan bisnis usaha tani untuk budidaya benih jagung Bisi dan pupuk Marolis, bisa membawa kesejahteraan untuk masyarakat di Blora, dengan perhitungan perputaran ekonomi yang sangat besar dari sektor ini, selain itu, dengan penggunaan pupuk organik cair secara besar - besaran akan menyehatkan kembali lahan petani.

"Pengembangan kemitraan Bisma ini, sangat luar biasa perputaran ekonomi untuk petani di Blora, selain harga pembelian yang cukup tinggi sebesar Rp. 4400 per kilogram, untuk jagung beserta tongkolnya, ada kepastian penyerapannya yaitu dibeli langsung oleh PT Bisi, untuk jagung betinanya, produksi panennya juga tinggi yaitu 5,6 - 7 ton per hektar, petani juga dimudahkan diberikan pinjaman sebesar Rp. 4 Juta, yang akan dipotong setelah panen nanti,  dan diberi juga sebesar Rp. 700 Ribu untuk biaya panen petik bunganya, bisa dihitung kalau dikalikan 1000 hektar per tahunnya bisa mencapai minimal Rp. 24,6 Milyar per musim tanam yaitu 105 hari setelah tanam," paparnya.

Sambut Program KHDPK
Di tempat yang terpisah, aktifis LSM Jati Bumi, yang juga pendamping kelompok tani hutan di Kabupaten Blora, untuk menyambut pelaksanaan program Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus (KHDPK), menyambut baik upaya kemitraan antara pihak Bisi, produsen benih jagung dan pupuk organik organik cair merk Marolis, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Blora, termasuk kelompok petani hutan atau yang disebut KTH itu.

"Kita menyambut baik kemitraan Bisma ini, dan berharap ini bisa dikerjasamakan dengan para petani hutan, yang tidak lama lagi akan mengelola sekitar 5000 hingga 9000 hektar, berkat adanya kebijakan Pemerintah Pusat yang akan memberikan hak kelola untuk rakyat, yaitu para petani hutan selama 35 tahun ke depan, kita akan cermati kerjasama ini, dan siap ikut mensukseskan, jika memang ini menguntungkan untuk petani kita, sudah saatnya petani kita merdeka dari kemiskinan dan merdeka dari belenggu penjajahan yang justru dilakukan oleh BUMN sendiri," tandasnya.

Tak ketinggalan Pengamat Ekonomi dari DPC BMWI Blora, R. Kurniadi dalam pandangannya menyampaikan pentingnya masyarakat petani di Blora mendapatkan akses maupun informasi peluang bisnis yang menguntungkan, melalui program - program kemitraan, selain itu dirinya meminta agar Pemerintah melalui Organisasi Perangkat Daerah yang terkait bisa memberikan dukungan fasilitas sarana prasarana, termasuk permodalan melalui Perbankan milik Pemerintah Daerah.

"Menyambut program KHDPK ini, Pemerintah Kabupaten Blora harus proaktif memberikan informasi terkait peluang - peluang bisnis di sektor pertanian ini, atau tanaman industri perkebunan lainnya, yang berdampak meningkatnya perekonomian petani, termasuk memberikan akses anggaran dan modal melalui perbankan milik Daerah, jangan diam dan cuek saja, termasuk kemitraan budidaya jagung ini, harus disambut baik, peran pihak swasta dengan petani kita, berikan dorongan dan perhatian untuk keberhasilan program ini," tandasnya. (Rome)

Posting Komentar

0 Komentar