"Pemerintah Kabupaten Blora kembali menegaskan komitmennya, dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berpihak pada kelestarian lingkungan hidup, dengan meluncurkan program Sedekah Pohon"
Kayu Balsa salah satu komoditas kayu unggulan yang bisa meningkatkan perekonomian petani hutan sekaligus untuk pelestarian hutan program KHDPK
Peluncuran Program Lingkungan
BLORA, ME - Prihatin dengan kondisi kerusakan lingkungan terutama hutan, Bupati Blora, Arief Rohman, menyampaikan, Program Sedekah Pohon, yang menjadi salah satu program prioritas, dalam 99 hari pertama masa kepemimpinannya bersama Wakil Bupati, Sri Setyorini.
Dikemukakan, program ini masuk dalam strategi Quick Wins atau Program Hasil Terbaik Cepat sebagai respons terhadap persoalan lingkungan yang semakin mengkhawatirkan, dan berdampak pada terjadinya bencana banjir di beberapa Kecamatan di Blora.
“Bencana banjir yang kita alami beberapa waktu lalu, menjadi pengingat keras bahwa kondisi alam tidak sedang baik-baik saja. Salah satu penyebab utamanya adalah menurunnya tutupan lahan hijau dan kerusakan ekosistem. Oleh karena itu, perlu ada gerakan yang tidak hanya simbolik, tetapi juga berkelanjutan,” ujar Bupati Arief.
Ia menegaskan, Gerakan Sedekah Pohon bukan sekadar menanam pohon, melainkan juga menanamkan kesadaran dan membangun budaya cinta lingkungan di tengah masyarakat. Bupati juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjadikan gerakan ini, sebagai bagian dari momen-momen penting dalam kehidupan, seperti kelahiran, pernikahan, kenaikan jabatan, dan syukuran lainnya.
“Gerakan ini adalah bentuk sedekah yang manfaatnya lintas generasi dan lintas makhluk hidup. Apa yang kita tanam hari ini, insyaallah akan tumbuh menjadi berkah, keteduhan, dan pelestarian kehidupan bagi anak cucu kita kelak,” tambahnya.
Petakan Kawasan Kritis
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blora, Istadi Rusmanto, dalam laporannya menyampaikan, pihaknya akan memetakan kawasan-kawasan kritis yang membutuhkan intervensi konservasi lingkungan, terutama kawasan sendang (mata air) yang memiliki nilai ekologis dan sosial tinggi.
“Kami akan meminta data dari para Camat mengenai lokasi-lokasi sendang yang membutuhkan konservasi. Harapan kami, dengan gerakan ini, kawasan hijau dan sumber air alami dapat dipulihkan dan dijaga secara berkelanjutan,” jelasnya.
Adapun jenis pohon yang ditanam dalam program ini, meliputi akasia, trembesi, kenongo, dan beringin. Beberapa tanaman ini dipilih karena kemampuannya dalam menyerap karbon, meningkatkan kualitas udara, serta menjaga stabilitas air tanah.
Acara peluncuran juga dimeriahkan dengan penanaman pohon secara simbolis oleh para tamu undangan, sebagai tanda dimulainya gerakan penghijauan yang akan menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Blora.
Hadir dalam acara tersebut, Anggota Komisi VIII DPR RI, Hj. Sri Wulan, , Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Lukmansyah, Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB, Agus Riyanto, jajaran Forkopimda Kabupaten Blora, Kepala OPD, para Camat se-Kabupaten Blora, Kepala Desa se-Kecamatan Kradenan, serta masyarakat setempat.
Sinkronisasi Perhutanan Sosial
Di tempat terpisah, Pengamat Ekonom dan Sosial Blora, Kurnia Adi menyampaikan apresiasinya atas adanya gerakan sedekah pohon, yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Blora, melalui Dinas Lingkungan Hidup, namun dirinya juga menyampaikan usulan untuk menyinkronkan gerakan tersebut untuk mendukung rehabilitasi hutan dalam pengelolaan perhutanan sosial, sebagai wujud pelaksanaan pembangunan ekonomi hijau.
"Pilihan pohon yang yang diprogramkan, seyogyanya juga berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat di Blora, terutama di lahan - lahan perhutanan sosial, yang sesuai Kepmenhut terbaru, areal perhutanan sosial yang masuk dalam peta kawasan hutan dengan pengelolaan khusus mencapai 21.000 ribu hektar, naik signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya 8000 hektar, jadi Pemkab Blora harus bersinergi dengan petani hutan dan Perhutani untuk mengembalikan fungsi hutan kembali, yang saat ini cakupannya hanya tinggal 10% - 20% tegakan kayu yang ada," paparnya.
Sudah saatnya, Pemerintah Kabupaten Blora serius menangani hutan yang gundul menjadi hutan yang produktif, baik sebagai tanaman industri kayu, hortikultura maupun tanaman pangan, harus dikembangkan dalam satu kegiatan agroforestri yang berimbang, baik untuk pelestarian lingkungan, pencegahan bencana alam, sekaligus memiliki manfaat ekonomi yang signifikan untuk para petani hutan di seluruh wilayah Kabupaten Blora, misalnya dengan tanaman pohon nangka, durian, alpukat, kopi dan tanaman kayu yang berusia panen lebih pendek, namun berdaya jual tinggi seperti kayu balsa.
"Sekali lagi kita punya potensi lahan hutan sebesar 49% dari wilayah Kabupaten Blora, atau sekitar 92.000 hektar, yang mana 21.000 hektar masuk dalam pengelolaan KHDPK yang diserahkan kepada petani hutan, luasan ini adalah kunci untuk meningkatkan perekonomian Blora, PDRB bisa mencapai lebih dari Rp. 15 Trilyun, kalo Pemerintah kita serius menggarap ini," paparnya. (Rome)
0 Komentar