"Menindaklanjuti kunjungan Bupati Blora, Arief Rohman ke PT Sadhana Rembang, Kecamatan Blora gelar sosialisasi kemitraan penanaman dan pelatihan pasca panen tembakau dirangkaikan pembuatan pupuk organik"
Budidaya Tanam Tembakau
BLORA, ME - Dalam sambutannya untuk membuka sosialisasi budidaya tanam tembakau, pelatihan pasca panen dan pembuatan pupuk organik, di Pendopo Kecamatan Blora, Hadi Praseno selaku Camat Blora, bercerita mengungkapkan pengalamannya ketika bertugas di Madura, bahwa kalau pas panen tembakau, beli apapun tidak ditawar.
"Saya ingin masyarakat petani di Kecamatan Blora meningkat ekonominya dengan menanam tembakau. Memang tembakau pasca panennya susah, karena itu diadakan pelatihan ini, dan saya mengapresiasi PT Sadhana yang mau menggelar pelatihan ini," ujarnya.
Budidaya tembakau secara ekonomi diungkapkan sangat menguntungkan, untuk itu layak dikembangkan, Data awal hanya 77 ha, kini ditargetkan bisa lebih meluas, yaitu 2.500 ha se Kabupaten Blora.
Di saat yang sama mewakili Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora, Sofyan Rifai mengatakan agenda 2 hal, yang dilakukan oleh Bupati Blora, terkait budidaya tanam tembakau. Sebagai bentuk perhatian sekaligus mengawal.
"Kemarin Bupati Blora, Pak Arief Rohman ikut menyaksikan penjualan tembakau petani Blora di pabrik PT Sadhana di Rembang. Jadi tidak ada calo. Keluhan petani terobati dengan harga yang tinggi
Gread B super dibeli dengan harga Rp. 49.000 perkilo. Ada petani bernama Sugiono dari Jetis yang panen 60 ball, dengan harga 2 juta per ball, maka jumlah total 120 juta." ujarnya.
Pelatihan Buat Pupuk
Sofyan kembali mengungkapkan harapan Bupati Blora, untuk meningkatkan luas areal budidaya tembakau di Blora, sekarang luasan lahan tembakau 800 ha dan tahun 2024 targetnya menjadi 2.500 ha. Agenda selanjutnya adalah pelatihan pembuatan pupuk organik dari kotoran ternak.
Hasil dari ajang lomba krenova dari OPD di Jawa Tengah jadi juara 1. Blora nomor 2 atau 3 secara nasional, pembuatan pupuk organik dari bahan kotoran sapi yang mana populasinya di Blora sangat besar, ini potensial sekali untuk mengurangi ketergantungan pupuk kimia, sekaligus mengembalikan kesuburan tanah atau lahan garapan.
"Asalkan petani mau membuat kotak fermentasi, prebeotiknya saya sediakan, gratis, untuk selamanya, di Desa Bajo, setelah menggunakan pupuk organik selama 2 tahun, kini tidak menggunakan pupuk kimia lagi, pengurangan penggunaan pupuk kimia signifikan, produktifitas tanaman juga semakin meningkat, untuk tembakau bisa langsung menggunakan pupuk organik." papar Sofyan.
Kemitraan PT Sadhana
Sementara itu Dedi Kusmayadi dari PT Sadhana Arifnusa, juga menjelaskan terkait kemitraan tembakau dengan petani di Blora, telah berjalan dengan baik dengan perusahaan yang beralamat di Jl Raya Rembang - Blor km 16 Rembang ini.
"Selama ini, kami telah jalin kemitraan dengan petani tembakau di Kecamatan Blora, yaitu di Desa Purworejo, Tambaksari, Jepangrejo dan Kamolan. Potensi lahan dan sumber daya alam di Blora sangat mendukung untuk pertanian tembakau." ungkapnya.
Biasanya tembakau ditanam setelah panen padi pertama, sehingga merupakan tanaman di musim tadah hujan murni. Biasanya dimulai pada bulan Mei atau Juni. Potensi panen tembakau Blora adalah 1,6 - 2 ton per ha, di Blora baru 20% terpenuhi. Pendaftaran kemitraan dimulai dari bulan November sampai Januari.
Kemitraan ini dibangun atas kerjasama 3 pilar, yaitu Pemerintah Kabupaten Blora, PT Sadhana dan Petani. Pemkab Blora melalui Dinas P4 sebagai fasilitator dan motivator. PT Sadhana menyiapkan jaminan pasar dengan prinsip saling menguntungkan, harga stabil dan pembayaran cash. Juga ada bimbingan teknis agar kegagalan panen tidak terjadi.
Panen Dibayar Cash
PT Sadhana juga mengungkapkan jaminan harga yang stabil, memberikan kepastian hasil pada saat panen dengan harga yang stabil. Cash dalam pembayaran setelah barang dikirim, digrader, ditimbang. Untuk masa tanam juga ada bimbingan teknis secara teori dan praktek, mulai dari proses pembibitan, penanaman, pemupukan, dan pasca panen.
Semua itu tertuang dalam kontrak antara PT Sadhana dengan petani mitra, pada saat pembelian langsung dibayar cash atas nama sendiri. Ada populasi jumlah tanaman per petani, untuk menentukan jumlah pasokan ke PT. Sadhana.
Selain itu keberadaan PT Sadhana resmi ada kontrak dengan Pemkab Blora dan sudah terjadi 9 musim.
Berdasarkan pengalaman kemitraan budidaya tembakau mampu meningkatan pendapatan petani. Dengan perbandingan tanaman jagung dengan luasan 0.25ha mendapatkan hasil 1 ton dengan harga maksimal Rp. 6.000, maka jumlah uang yang didapat 6 juta. Jika ditanami tembakau menghasilkan 5 kwintal dengan luasan yang sama yaitu 0,25 ha dengan harga Rp. 30.000 maka pendapatan Rp. 15 juta, lebih dari dua kali lipatnya.
"Tugas petani mitra, melaksanakan standar teknologi. Kami membeli kering, jadi sudah dioven, dalam bentuk krosok tidak dirajang. Syarat pendaftaran petani mitra adalah foto kopi KTP dan KK.
Kami siap melakukan sosialisasi sampai ke kelompok tani." papar Dedi. (Drp)
0 Komentar