IKLAN




 

Hasil Simulasi Padi PB Bisa Tembus 12,8 Ton Gabah Kering Sawah

Panen raya padi Galur PB 01 oleh Bupati dan Wakil Bupati Blora di sawah Desa Nglandeyan, Kecamatan Kedungtuban

"Galur padi Putra Blora ternyata hasilnya bisa tembus 12,8 Ton per hektar, gabah kering sawah usai disimulasikan hitung per rumpun oleh Praktisi dari Best Farming"

Panen Raya Nglandeyan
BLORA, ME - Salah seorang petani dari Desa Nglandeyan,  Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora berhasil mengembangkan varietas padi unggulan Galur baru yang diberi nama Putra Blora 01 (PB 01) berhasil mengembangkan varietas bibit baru dengan hasil panen yang memuaskan.

Hal itu terungkap dalam.panen raya padi Galur PB 01 bersama Bupati dan Wakil Bupati Blora di areal sawah Desa Nglandeyan, hari ini Selasa (7/2/2023), panen raya yang dihadiri langsung oleh Bupati Arief Rohman dan Wakilnya, Tri Yuli Setyowati itu, dan berhasil memukau seluruh tamu undangan yang hadir.

Dalam sambutannya di Balai Desa Nglandeyan, Bupati Arief menyampaikan apresiasinya atas temuan varietas padi Galur yang diberikan nama Putra Blora itu, dan dirinya siap membantu mengurus sertifikasi dan hak paten atas benih tersebut ke Kementerian Pertanian RI, agar benih tersebut bisa diedarkan ke seluruh petani di Indonesia, untuk meningkatkan produksi pangan.

Penimbangan hasil panen padi Galur PB 01 diprediksi mencapai 10 ton lebih

Simulasi Hasil Panen
Sementara itu, di tempat yang berbeda praktisi bisnis pertanian, H. Ahmad dari Best Farming Blitar, Jawa Timur mengungkapkan bahwa pihaknya turut mensupport benih padi Galur PB 01 yang dikembangkan Hadi Setyo Promo tersebut, melalui pupuk organik ecofarming yang diproduksi perusahaannya.

Dari hasil simulasi perhitungan hasil rumpun padi PB yang dipotongnya, setelah ditimbang menghasilkan berat bulir gabah sebesar 80 gram, per satu rumpun yang terdiri dari 10 malai dari batang benih padi yang ditanam di lahan, dengan jarak tanam 25 cm, jadi totalnya adalah 16 rumpun per meter persegi.

"Dari hasil timbangan digital tadi, gabah kering sawah satu rumpun beratnya 8 gram, satu meter persegi terdiri dari 16 rumpun, dikalikan luas hektar, ketemu 160.000 rumpun, karena tidak ada legowo, jadi rapat, kita kalikan 80 gram maka ketemu 12,8 ton, masih menghasilkan gabah kering gudang (GKG) 10 ton lebih kan, kemudian bila diproses menjadi beras, menjadi 6,5 ton, ini varietas yang layak untuk dikembangkan, apalagi ini organik," paparnya kepada Monitor Ekonomi.

Praktisi Bisnis Pertanian dari Best Farming Blitar, H. Ahmad apresiasi hasil panen padi Galur PB 01 dari Desa Nglandeyan

Optimis Tanam Padi
Di tempat yang sama, Wahyudi, salah seorang petani dari Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora mengungkapkan sangat optimis untuk menanam padi Galur PB 01 tersebut, dan siap mengembangkan di wilayahnya, dan dirinya mengaku juga sudah menanam padi Galur PB tersebut.

"Saya optimis, melihat hasil panen di Nglandeyan ini, padi Galur PB, selain tahan hama wereng dan penyakit padi lainnya, pengolahan lahannya relatif ringan, karena tidak tergantung pada pupuk kimia, bahkan lebih mengarah ke organik, karena kita menggunakan pupuk organik, tanah kembali subur, sawah yang lain banyak yang dihajar wereng, Alhamdulillah punya saya aman, Minggu depan kita juga sudah panen," ungkapnya.

Hadi sang penemu padi Galur PB 01, saat dikonfirmasi terkait hasil akhir panennya, mengaku puas, dari luas areal 3000 meter persegi menghasilkan 3,2 ton padi gabah kering sawah, sementara seluruh areal sawah sisanya sebanyak 2,7 hektar juga akan dipanen dalam waktu dekat. (Rome)


Posting Komentar

0 Komentar