IKLAN




 

Mendadak Jenius Di Ujian CAT Perangkat

Peserta ujian CAT Calon Perades di Universitas Dian Nuswantoro Semarang

"Entah kita harus bangga atau sebaliknya, mendapatkan calon Perangkat yang jenius, karena bisa mengerjakan ujian CAT dengan waktu relatif singkat dengan nilai yang nyaris sempurna, atau kita harus sedih, jika ternyata dugaan manipulasi sistem itu benar adanya"

Hasil ujian CAT diduga oleh sebagian peserta banyak ditemui kejanggalan

Ujian CAT Perades
Lebih dari 2000 peserta ujian tertulis dengan sistem CAT, atau Computer Assistensed Test yang diselenggarakan oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan yang bekerjasama dengan Universitas Dian Nuswantoro Semarang (Udinus), untuk pengadaan fasilitas laboratorium komputernya, yang banyak menimbulkan pertanyaan kontroversial, kenapa tidak langsung bekerjasama dengan Udinus saja?

Ujian CAT itu sendiri, telah dilaksanakan mulai hari Kamis (20/1/2022), yang lalu hingga hari ini, Minggu (23/1/2022), untuk memperebutkan 561 posisi Perangkat Desa, untuk ratusan Desa pada tahap pertama ini. Sekilas memang perjalanan pelaksanaan ujian CAT nampak mulus, para peserta mengikuti dengan antusias, satu rombongan bersama - sama, satu dua bus disediakan oleh Panitia Desa masing - masing untuk keberangkatannya. Semua happy sampai di tempat tujuan.

Viral media sosial hasil CAT yang banyak menuai kontroversi

Muncul Kejanggalan Sistem
Saat akan berlangsung ujian CAT, muncul kendala, ujian sempat tertunda karena ada kesalahan teknis server dari Pemkab Blora, yang kemudian dibantah bukan server, akan tetapi aplikasinya oleh pihak stakeholder Udinus Semarang dan IAIN Pekalongan. Memang tidak ada yang sempurna di dunia ini, pasti selalu ada sesuatu yang menjadi penghambat, namun akhirnya bisa teratasi.

Akan tetapi, kemudian timbul komplain dari para peserta, yang notabene mereka melek pada dunia teknologi digital, mereka melihat dan merasakan sendiri ada beberapa kejanggalan dalam pelaksanaan CAT tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Yuni Kartika Sari, dan Adi peserta dari Desa Karang, Kecamatan Bogorejo, kepada Monitor Ekonomi saat bertandang ke rumahnya, Sabtu (21/1/2022) kemarin.

"Ada banyak yang janggal mas, mulai dari pendaftaran, kok kita sudah diberikan kode dan nomor PIN, artinya ini sudah disiapkan sebelumnya, diketik dulu nama dan PIN peserta yang jumlahnya ribuan, dugaan kami berarti ini sudah disetting lama, beda dengan saat kita ikut test CAT Calon PNS, Pin dan Kode peserta bisa diubah sendiri untuk keamanan kita," ungkap Yuni, yang mengaku sudah memiliki pengabdian di Desa cukup lama, sebagai operator Desa.

Fenomena Mendadak Jenius
Selain dari sisi pendaftaran, saat penggarapan ujian test komputer, Yuni dan Adi mengaku terkaget - kaget akan kegeniusan kompetitornya, yang mampu mengerjakan 100 soal dalam waktu yang sangat singkat, dengan nilai yang paling tinggi, dan point yang terpaut dinilai cukup jauh, sementara kalau dilihat dari sisi pendidikan dan pengabdian, Yuni merasa lebih unggul.

"Saya kaget mas, masak dalam waktu 6 menit dia sudah bisa menjawab 9 soal, dan untuk matematikanya dapat nilai hampir sempurna, padahal saya satu saja memakan waktu dua menit lho, jadi saya baru bisa jawab 3 soal, sedangkan saya adalah Sarjana, punya pengalaman pengabdian di Desa, sedangkan kompetitor saya, hanya SMA dan belum pernah mengabdi di Desa, terus terang saya curiga, nilai saya juga mentok berhenti hanya 30 point, berarti saya hanya bisa jawab 30 soal dong, ini dugaan saya ada manipulasi, harus diaudit sistem CATnya," papar Yuni, yang lulusan fakultas hukum Universitas Negeri Semarang.

Sementara itu, Kepala Desa Karang, saat dikonfirmasi oleh Monitor Ekonomi, mengaku dirinya tidak paham ujian CAT tersebut, semua adalah wewenang IAIN Pekalongan selaku pihak ketiga, dan Panitia Penjaringan dan Penyaringan Desa Karang, meskipun mereka mengaku juga ikut datang ke Udinus Semarang, untuk mendampingi peserta.

Fenomena mendadak jenius juga ramai dan viral di media sosial, para peserta mencurigai ada dugaan manipulasi sistem dan data peserta, sebagian besar peserta menyebut ketidakpercayaan kepada penyelenggara, dan mempertanyakan kredibilitas dari IAIN Pekalongan. Sementara di Desa, timbul rasa curiga kepada Kepala Desa, dugaan jual beli jabatan bernilai ratusan juta rupiah, karena telah memprediksi bahwa yang jadi adalah orang - orang yang telah membeli jabatan Perangkat Desa itu. Dan menganggap ujian CAT itu hanya formalitas belaka.

Sistem CAT Aneh
Saat Monitor Ekonomi mengkonfirmasi kepada Rudiawan, Dosen Fakultas Teknologi Informasi, Ahli Informasi Teknologi, dari Universitas Wisnuwardhana Malang, yang sempat juga ikut pemaparan di Blora, beberapa waktu lalu, yang telah memiliki pengalaman sebagai pelaksana CAT di beberapa wilayah di Bojonegoro dan Sidoarjo ini, menyampaikan sistem CAT itu sangat aneh, dan berpotensi merugikan peserta.

"Ini sistem CAT kok aneh begitu, terlalu banyak kesalahan, yang merugikan peserta, mestinya tidak seperti itu ya," ujarnya melalui pesan WhatsApp.

Di saat yang sama, Praktisi Hukum Pidana Blora, Sugiyarto, SH, MH, juga memberikan pernyataan terkait carut marut pelaksanaan Ujian CAT tersebut, menurutnya ada potensi tindak pidana di situ.

"Ini mengerikan, terlalu banyak komplain dari para peserta CAT yang merasakan kejanggalan ini, dan ini harus diinvestigasi, apalagi santer tuduhan tindak pidana korupsi dan tindak pidana khusus lainnya, saya prihatin dengan kondisi ini," ujar Ketua DPC Kongres Advokat Indonesia Kabupaten Blora ini. 

Ajakan Gerakan Massa
Sementara itu, Seno Margo Utomo, dari Pemantau Keuangan Negara (PKN), yang getol menyuarakan penolakannya atas ujian seleksi Perangkat serentak di Kabupaten Blora, dikarenakan ada indikasi jual beli jabatan atau kursi Perangkat Desa itu, kembali mengajak untuk melakukan gerakan massa menolak hasil ujian CAT yang menurut dugaannya, sarat dengan manipulasi nilai.

"Mari kita bergerak, bersatu, tolak hasil ujian CAT yang sarat dengan manipulasi nilai, rakyat tertindas jangan kita berdiam saja, sikat perampok - perampok uang rakyat, mafia perades," tandasnya.

Ketua Panitia Seleksi Perangkat Desa Adirejo, Joko Supratno alias Joko Sembung meminta agar tidak terpancing isu - isu dan ajakan untuk menolak hasil ujian CAT, akibat tuduhan yang tidak disertai bukti - bukti yang jelas, karena hanya berdasarkan asumsi, demi kondusifitas Desa di Blora.

"Semua harus dibuktikan, tidak boleh asal ngomong atau teriak tanpa dasar, jangan mudah terpengaruh demi kondusifitas Desa masing - masing," tandasnya. (Rome) 

Posting Komentar

0 Komentar