IKLAN


 

Dinkes Galakkan Program POPM Cacingan Anak

Pelaksanaan program pemberian obat pencegahan massal cacingan untuk siswa SD

Program POPM Siswa
BLORA, ME - Para siswa Sekolah Dasar (SD) dan anak usia mulai dua tahun, menjadi sasaran program pemberian obat pencegahan massal (POPM) cacingan. Program tersebut sekaligus untuk mencegah stunting di kalangan anak. Sebab, jika anak menderita cacingan maka akan menghambat pertumbuhan fisik, yang menjadi salah satu tanda anak mengalami stunting.

‘’Program POPM sudah dimulai sejak Februari dan akan diintensifkan pada Maret ini bagi yang belum. Petugas akan mendatangi sekolah-sekolah SD dan juga memberikan obat pencegahan cacingan di posyandu,’’ ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora Edi Widayat, Jumat (4/3).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Blora, Joko Budi Heri Santoso melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Sutik mengemukakan, pemberian obat pencegahan cacingan dalam program POPM itu, dilakukan rutin dan obatnya gratis, dua kali dalam setahun. Yakni, dalam kurun waktu Februari dan Agustus 2022. 

Pencegahan Stunting
Dikatakannya, program POPM digelar bersamaan, dengan pemberian vitamin A bagi anak-anak. Sehingga diharapkan tumbuh kembang anak-anak, menjadi lebih bagus dan terhindar dari stunting. 

‘’Kalau kondisi fisiknya sehat, gizinya tidak digrogoti cacingan, stunting tidak akan terjadi,’’ kata Sutik.

Jumlah penderita stunting di Kabupaten Blora, mengalami penurunan setiap tahun. Saat ini tinggal 9,23 persen (4.172 orang), dari tahun sebelumnya yang mencapai 13 persen. Dinkes Blora menargetkan Kabupaten Blora terbebas dari zero new stunting, (Tidak ada kasus baru) stunting di 2024.

‘’Setiap tahun angka maupun prosentase stunting di Blora terus turun. Semoga berkat kerja keras lintas sektoral stunting di Blora sudah tidak ada lagi kasus baru di 2024,’’ ujar Kepala Dinkes Edi Widayat.

Stunting adalah masalah gizi kronis, akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang, sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.

Prioritas 41 Desa
Di Blora, penderita stunting tersebar di sejumlah Kecamatan. Di antaranya, di Kecamatan Blora, Cepu, Kunduran, Kedungtuban, Ngawen, Sambong, Banjarejo, Doplang dan Kecamatan Randublatung. Penanganan stunting prioritas  di 41 Desa dan 4 Kelurahan.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Blora Diah Pusparini menjelaskan, berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi stunting. Mulai pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif, imunisasi lengkap, dan pemberian makanan tambahan. 

“Alhamdulillah masyarakat saat ini sudah mulai sadar pentingnya pencegahan stunting. Terbukti angka stunting menurun,” tandasnya. (Guh/me)

Posting Komentar

0 Komentar