IKLAN




 

BMWI Jepara Telusuri Potensi Desa Damarwulan

DPC BMWI Kabupaten Jepara laksanakan penelusuran potensi ekonomi Desa Damarwulan, Kecamatan Keling, Jepara

Kunker BMWI Jepara
Jepara, ME - Ketua DPC BMWI Jepara Nuryanto SH, didampingi pengurus bidang Pengembangan Usaha Kemitraan dan Permodalan, melakukan kunjungan kerja dan sosialisasi program pendampingan tertib NIB di Kelompok Tani Langgeng Makmur IV, bertempat di Sekretariat Poktan Langgeng Makmur IV, Desa Damarwulan, RT 02 RW 03 Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jum'at kemarin (25/3/2022).

Kunjungan kerja tersebut, diterima langsung oleh Salamun selaku Ketua Kelompok Tani dan Sodikin, Bendahara beserta para pengurus lainnya. Kunjungan kerja digelar untuk program sosialisasi bagi para petani, agar paham akan pentingnya perijinan NIB.

Sehingga dengan memiliki NIB, para petani memiliki usaha pertanian, sekaligus menjadi persyaratan dasar dalam mengurus persyaratan - persyaratan lain, bahkan pendampingan permodalan nantinya.

"Kelompok Tani Langgeng Makmur IV ini, sebisa mungkin dapat diberdayakan, dan dikembangkan lebih besar lagi, agar bisa memiliki Badan Usaha Milik Petani (BUMP) yang berbadan hukum dalam bentuk PT" terang Nuryanto,SH..

Kelompok Tani Langgeng Makmur IV yang terbentuk lama, sejak 37 tahun yang lalu, atau berdiri sejak tahun 1985, telah memiliki ijin pendirian dan perijinan yang lain. Hanya perijinan NIB, yang belum dimiliki oleh masing masing anggotanya.
Sedangkan dalam perjalanan kepengurusan, kelompok tani tersebut merupakan generasi yang kelima.

Kopi robusta Desa Damarwulan terkenal sedap dan mantap dan potensinya besar

Hasil Komoditas Poktan
Komoditas yang dimiliki atau dihasilkan oleh kelompok tani tersebut, rupanya cukup beragam, namun tanaman padi dan jagung, masih merupakan komoditas yang utama. Selain itu terdapat tanaman jahe emprit, laos merah, kunir dan porang.
Sedangkan untuk total lahan yang dimiliki oleh kelompok tani tersebut sekitar 50 hektar.

Komoditas lain yang sangat berpotensi di Desa Damarwulan adalah panili dan cabe Jawa, dengan luas 10 hektar lahan yang telah ditanami panili. Sayangnya untuk komoditas cabe Jawa  belum tergarap secara intensif. Sehingga hasilnya belum memuaskan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dan ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi Pengurus DPC BMWI Kabupaten Jepara untuk mendampinginya.

Rupanya Desa Damarwulan, memiliki potensi ekonomi bidang pertanian dan perkebunan yang luar biasa. Komoditas yang tidak kalah penting, tanaman kopi,  coklat, kelengkeng serta alpokat. Khusus tanaman kopi, dari Desa Damarwulan terkenal sangat enak dan mantap, pasalnya berjenis kopi robusta.

"Produksi kopi robusta Damarwulan sekali musim mencapai 400 - 500 ton, dan ternyata lebih banyak dari Desa Tempur yang berkisar 350 ton," papar Salamun.
"Selain potensi pertaniannya, ternyata Desa Damarwulan merupakan rintisan Desa Wisata terpadu juga, budaya, perkebunan, pertaniannya, dari sektor ketahananpangannya sangat mendukung rintisan tersebut" sambung Ketua Kelompok Tani Langgeng Makmur IV.

BMWI Siap Dorong
Mengenai rintisan desa wisata terpadu tersebut, BMWI Jepara sangat apresiatif dan didorong, untuk segera menjadi program Desa Wisata kreatif yang berkelanjutan. Nuryanto SH, melalui BMWI Jepara, juga mengajak para petani untuk menanam tanaman strategis talas beneng. Petani dari Kelompok Tani tersebut pun sangat antusias dan tertarik tentang ajakan tersebut.

"Secara pemetaan, ada lahan 5 hektar yang telah siap ditanami talas beneng, untuk melengkapi lahan menjadi 10 hektar bahkan lebih, kami akan menggandeng para ketua kelompok tani yang lain" tandas Salamun, Ketua Poktan tersebut.

Tetapi yang jadi kendala, untuk mendapatkan bibit talas beneng tersebut sangatlah sulit. Untuk itu DPC BMWI Jepara, segera melakukan koordinasi dengan DPW BMWI Jawa Tengah, dengan harapan agar kesulitan bibit segera teratasi dan dapat difasilitasi,

Perhatikan UMKM Desa
Selain sektor pertanian, BMWI Jepara juga memberikan perhatian khusus kepada pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang ada di Desa tersebut.
Pelaku UMKM yang ada adalah usaha jahit (Fashion), serta industri rumah tangga olahan makanan ringan, berupa roti, ceriping pisang, ceriping singkong dan talas.

Dari hasil keterangan para pelaku UMKM tersebut, ternyata pemasaran produk UMKM tersebut, masih sebatas sekitar Desa Damarwulan. Untuk itu, kedepan BMWI Jepara, mengagendakan agar dapat dibentuk kelompok dari masing masing jenis UMKM tersebut, sehingga mudah untuk dilakukan pendampingan.

"Pendampingan untuk perijinan NIB, sertifikat halal maupun ijin edar menjadi sangat krusial. Di susul nanti tata kelola bagi mereka" tutur Ketua BMWI Jepara.

Koordinasi DPW Jateng
Di saat yang sama, sektor perikanan darat berupa budidaya perikanan air tawar ikan nila dan ikan lele, ternyata juga telah menjadi potensi ekonomi yang dijalankan oleh warga Desa Damarwulan. Sayangnya usaha budidaya ikan air tawar ini, masih bersifat perorangan, karena belum membentuk kelompok. Ini juga menjadi program kerja bagi BMWI Jepara kedepan.

Akhirnya harapan bagi para petani khusus dari Kelompok Tani Langgeng Makmur IV, menginginkan agar komoditas seperti tanaman porang, jahe emprit, laos merah dan kunir dapat dicarikan solusi pemasarannya.

"Beberapa komoditas tersebut diatas, menjadi agenda BMWI Jepara, untuk segera berkoordinasi dengan DPW BMWI Jateng, menemukan solusi dalam membantu pemasarannya." tukas Nuryanto, SH mengakhiri pertemuan tersebut.

Di samping itu, untuk regenerasi petani telah dirintis di Desa Damarwulan sebagai Taruna Tani. Dan telah terbentuk dua kelompok taruna tani, yakni Angling Kusuma dan Gading Kusuma dengan harapan akan muncul petani-petani milenial pada masa mendatang. (DOD/PWRI/ME)

Posting Komentar

0 Komentar