IKLAN




 

Kades Geneng, Kedisiplinan Jadi Kunci Utama


Kepala Desa Geneng, Jati Halim memperkenalkan produk jamu dari warganya yang didukung dalam pemasarannya melalui BUMDes (agung)


BLORA, ME -Berbagai program kerja dan inovasi dilaksanakan Kepala Desa Geneng Jati Halim. Semua sudah di Planing dengan matang. Tinggal mengerjakan dan mlaku bareng warga.

Kedisiplinan perangkat dalam masuk kerja jugas udah diterapkan. Selain itu semua potensi desa dipetakan satu persatu. Sehingga masyarakat dapat mengembangkan potensi yang ada.

Sejak masuk kerja pertama, Jati mengaku langusng melakukan koordinasi bersama para perangkat untuk membuat kesepakatan masuk kerja. Hasilnya, Senin sampai Jumat sampai kantor pukul 08.30. Pakai seragam. Kalau tidak pakai seragam saya minta pulang.

"Alhamdulillah sudah berjalan baik. Ini sebagai komitmen palayanan masyarakat,” imbuhnya.

Begitu juga soal potensi desa. pihaknya sudah membantuk panitia lelang bondo desa (bengkok). Untuk transparansi. Semua masyarakat berhak ikut dan menyaksikan secara terbuka. Sebab semua mempunyai hak yang sama.

“Setiap hari saya juga bikin planning. Hari ini harus ngapain saja. Perangkat juga. Besok harus apa, harus jelas dan teragendakan. Kalau bisa dikerjakan sekarang kenapa tidak. Itu prinsipnya. Saya ingin bener-bener ingin mbangun desa. Bersama perangkat dan masyarakat saya,” tegasnya.

Menurutnya potensi-potensi yang ada di desa akan mulai semua sudah diinfentarisir. Tinggal pengembangan. Masyarakat juga diberikan pelatihan ketrampilan. Caranya dengan mengundang narasumber yang benar-benar ahli. Sehingga hasilnya maksimal.

“Desa Geneng ini banyak potensinya. Baik potensi kuliner maupun yang lain. Jamu gendong disini juga banyak. Menyehatkan dan murah meriah. Tinggal mempoles sedikit. Insya allah lebih baik. Semua itu sudah kami lakukan. Terutama soal paking,” jelasnya.

Mulai pembuatan jamu gendong, Jamu kunir asem Den Ayu, Obat nyamuk dari Sereh khas desa Geneng, suplemen daun papaya, Mie, Rengginang, Pupuk Nabati, Kue Rangin, Kucur, Dumbeg, Krupuk dan lainnya. Makanan ini setiap hari dibawa kepasar. Bahkan untuk krupuk sendiri sudah diambil pelanggan dari Bandung. Ada juga Jamu Gendong. Sentralnya di Dukuh Kemploko. Ada sekitar 25 orang yang memproduksinya. Kadang jualnya pakai sepeda, ada juga yang menggunakan sepeda motor.

 “Kemarin kita sudah memoles kemasan Jamu ini. Sehingga lebih modern dan konsumen itu bisa tertarik untuk membelinya. Bisa juga dititipkan di swalayan. Kita kasih merek dan lainnya,” terangnya.

Pihaknya juga sudah mulai memproses ijin dari berbagai potensi jajanan pasar di desanya tersebut. Sehingga benar-benar higenis dan sesuai dengan aturan kesehatan. Mulai dari ijin BPOM dan PRTnya. “Satu persatu kami ajukan ijin. Sehingga nanti bisa dititipkan di swalayan dan lainnya,” bebernya.

 Selama ini, pihaknya telah menggalakkan penerangan jalan. Hasilnya, desa Geneng tidak gelap lagi. Selain itu, menuntaskan pembangunan masjid yang biayanya bersumber dari iuran masayarakat yang mencapai Rp 1,1 Miliar.

 “Dulu pesimis, namun akhirnya berhasil. Masjid sekarang sudah berdiri, Sudah jadi. Tinggal mempoles dikit lagi. Tidak ada bantuan dari luar. Semua dari hasil keringat masyarak Geneng. Luar biasa. Gotong royongnya, guyub rukun dan saling mendukung satu sama lain,” terangnya. (Roy)


Posting Komentar

0 Komentar