"Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto, saat panen bibit sorgum.bersertifikasi, menyetujui dan siap mendukung agar Kabupaten Blora, bisa menjadi pusat pengembangan tanaman sorgum sevara nasional"
Bupati Blora, Arief Rohman dan Wakil Bupati Sri Setyorini dampingi Mendes PDT panen bibit bersertikat di Dukuh Gelam, Desa Kedungwungu, Todanan.
Panen Bibit Sorgum
BLORA, ME - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto menyampaikan saat menghadiri panen benih sorgum tersertifikasi di lahan kelompok Tani Barokah, Dukuh Gelam, Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan, binaan LDII, hari Minggu (11/5/2025) pagi.
Dengan didampingi Ketua DPP LDII Pusat, KH. Chriswanto Santoso, bersama Bupati Blora, Arief Rohman, Mendes PDT Yandri Susanto mengapresiasi keaktifan LDII dan Pemkab Blora, yang telah mengembangkan sorgum sebagai alternatif diversifikasi pangan nasional.
"Bagus ini, sorgum bisa menjadi alternatif bahan pangan masa depan. Apalagi harganya juga menguntungkan bagi petani. Tinggal bagaimana kita mensosialisasikan, agar bisa lebih gencar dikonsumsi dan pasar ekspornya juga terbuka. Saya setuju jika Blora dijadikan pusat pengembangan sorgum. Tidak hanya untuk konsumsi tetapi juga untuk pembenihan unggul. Terimakasih LDII dan Pak Bupati yang telah mencetuskan program ini, terlebih bijinya telah tersertifikasi dan harus dipatenkan bahwa sorgum ini memang sorgum Blora. Jadi nanti ketika dipasarkan sampai internasional tetap dikenal sebagai sorgum Blora," ucap Mendes Yandri.
Dengan begitu, Mendes Yandri berharap Blora bisa dikenal sebagai pusat pengembangan sorgum di Indonesia. Pihaknya juga siap membantu koordinasi dengan lintas Kementerian di bawah Kemenko Pangan agar komoditas sorgum ini, bisa mendukung program ketahanan pangan nasional dan ikut diperhatikan dalam pengembangannya kedepan.
LDII Siap Kawal
Di saat yang sama, Ketua DPP LDII Pusat, KH. Chriswanto Santoso, menyampaikan bahwa program pengembangan benih sorgum tersertifikasi ini merupakan binaan dari Organisasi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), dalam rangka mewujudkan diversifikasi pangan dan mendukung swasembada pangan nasional.
"Kenapa kami memilih Blora? Karena Blora tanahnya sangat cocok untuk sorgum, banyak tokoh LDII juga dari Blora. Dan yang pasti Pak Bupatinya sangat welcome dan sangat mendukung program pengembangan tanaman sorgum kami. Kerjasamanya luar biasa. Terimakasih Pak Bupati," ucapnya.
Lahan sorgum yang dipanen kali ini, menurut-nya bukan diambil produksi untuk konsumsi. Melainkan dipanen untuk pembenihan dan dikembangkan di lahan yang lebih luas lagi.
"Areal sertifikat benih sorgum ini seluas 0,5 ha dengan varietas super-1. Yang dipanen hari ini merupakan hasil tanam pada 17 Januari 2025 lalu. Tanaman sorgum ini bisa dipanen sampai 3 kali. Panen perdana ini dipotong, nanti bisa tumbuh lagi panen lagi sampai ketiga kalinya. Jadi satu kali tanam bisa panen sampai 3 kali. Ini juga sudah dipesan beberapa petani dari Ngawi dan Wonogiri juga berminat. Sehingga benih sorgum Blora bisa terus dikembangkan jadi benih unggulan. Kalau disana tanamannya pendek, di Blora ini bisa tinggi dan produksinya bagus," terang KH. Chriswanto Santoso.
Selain di tanam di lahan petani, juga mulai dikembangkan di lahan perhutani dan petani hutan yang ada di sekitar Dukuh Gelam, Kedungwungu. Pihak LDII, menurutnya tidak hanya memberikan pendampingan saat penanaman dan panen saja. Namun juga memastikan ada rantai penjualannya sebagai off taker nya.
"Kalau tidak ada yang membeli ngapain kita minta petani tanam sorgum. Jadi kami dari LDII juga siap menyalurkan hasil panennya. Sehingga hulu sampai hilir kita kawal bersama. Kami akan minta dukungan Kementerian Ekonomi Kreatif untuk pengembangan produk turunan dari sorgum. Kalau perlu, akan menghadap Pak Presiden agar pengembangan sorgum ini, bisa menjadi perhatian pusat dan dibantu komunikasi lintas Kementerian untuk pengembangannya. Apalagi Pak Presiden saat ini juga sedang fokus di sektor pangan," tambahnya.
Lumbung Pangan Jateng
Dalam sambutannya Bupati Blora, Arief Rohman, mengucapkan terimakasih kepada Keluarga Besar LDII yang telah mengembangkan tanaman sorgum di Kabupaten Blora. Menurutnya Pemkab Blora melalui Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan, siap mendukung pertanian sorgum ini.
"Sorgum ini tanaman yang menjanjikan. Tidak hanya diambil bijinya untuk komoditas pangan, namun pohonnya juga bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak yang gizinya tinggi. Apalagi Blora punya komoditas ternak sapi terbesar di Jawa Tengah. Sehingga selain diambil bijinya, pohonnya juga bisa jadi bahan pakan ternak yang sehat," ucap Bupati.
Pihaknya berharap kedepan luas tanam sorgum di Kabupaten Blora bisa terus dikembangkan, seiring dengan sektor peternakan. Dirinya yakin dengan adanya pengembangan tanaman sorgum ini bisa mendukung Blora, memperkuat posisi Blora sebagai kabupaten lumbung pangan di Jawa Tengah.
"Padi kita surplus sampai 70 persen, menjadi produsen tertinggi kelima di Jawa Tengah. Kemudian jagung Blora juga terbesar kedua di Jawa Tengah setelah Grobogan. Selain itu juga ada tebu, dan ini ditambah sorgum. Kami yakin Blora semakin mantap sebagai lumbung pangan nasional," lanjut Bupati.
Manfaat Tanaman Sorgum
Di tempat terpisah, Watono, salah seorang petani hutan di Desa Kutukan, Kecamatan Randublatung, mengungkapkan dukungannya atas panen perdana bibit sorgum bersertifikat Super 1, yang ditanam para petani di Dukuh Gelam, Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan, pasalnya para petani banyak yang berminat untuk menanam sorgum, yang jaman dulu disebut jagung canthel itu, namun bingung bibitnya yang varietas apa yang bagus.
"Dengan adanya panen bibit sorgum yang bersertifikat, para petani tidak bingung lagi, kemana cari bibitnya, kami berharap Pemerintah baik Pusat maupun Daerah benar - benar mengawal budidaya tanaman sorgum agar berkembang secara nasional, sebagai salah satu alternatif pangan pokok, selain padi, jagung dan kedelai, karena bulir sorgum bisa diproses menjadi beras, tepung dan minuman fermentasi, sementara batangnya bisa dibikin untuk pakan ternak, gula cair dan kristal, selain itu untuk energi bisa dibuat bio ethanol dan biomassa, saat ini di wilayah kami sudah ditanam sekitar 30 hektar sorgum," ujarnya. (Hms/me)
0 Komentar