IKLAN


 

Distanhan Jateng Dukung Budidaya Pangan Lokal Sorgum Di Desa Kutukan

Analis Tanaman Pangan Lokal Distanhan Jateng, Andika Nur secara simbolis menanam biji sorgum di lubang tanam, saat pencanangan tanam perdana sorgum di Desa Kutukan, Randublatung - Kabupaten Blora

"Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, hadiri pencanangan budidaya tanaman pangan lokal sorgum di Desa Kutukan, yang direncanakan seluas 50 hektar bersama Yayasan Aryo Jipang Sorgum dan Kelompok.Tani Hutan Gilang Maju Mulyo untuk mewujudkan ketahanan pangan sehat nasional "

Boy M. Rivai dari Sorgum Sejahtera Foundation Yogyakarta memaparkan potensi tanam pangan sehat sorgum di Blora

Tanam Perdana Sorgum
BLORA, ME - Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, menghadiri tanam perdana sorgum, di Desa Kutukan, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora untuk mengidentifikasi sekaligus menganalisa produktifitas tanaman pangan lokal, sekaligus berdiskusi dengan para petani yang hadir di Sekretariat Yayasan Aryo Jipang Sorgum, selaku inisiator sekaligus sebagai pendamping budidaya penanaman sorgum seluas 50 hektar, yang akan dilaksanakan secara bertahap.

Dalam pertemuan dengan sekitar 30 petani, anggota Kelompok Tani Hutan Gilang Maju Mulyo tersebut, Andika Nur, Analis Tanaman Pangan Lokal mengungkapkan bahwa Dinas Ketahanan Pangan akan terus mendukung budidaya tanaman sorgum, dan nantinya diusulkan mendapatkan bantuan alat - alat produksi pangan, seperti mesin selep/perontok dan mesin penyosoh untuk memproduksi beras dan tepung sorgum.

"Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah, saat ini berupaya untuk membantu para petani yang berusaha memproduksi tanaman pangan lokal, untuk mewujudkan ketahanan dan swasembada tanaman pangan termasuk sorgum ini, kami cek lahan, dan berdiskusi, kira - kira butuh bantuan apa melalui kami," ungkap Analis Tanaman Pangan Lokal Distanhan Jateng ini.

Survey lokasi lahan sorgum di Desa Kutukan, Randublatung yang direncanakan akan ditanami sorgum seluas 50 hektar secara bertahap.

Didampingi Secara Profesional
Di saat yang sama, dari Sorgum Sejahtera Foundation Yogyakarta, Boy Muchammad Rivai, mengungkapkan bahwa pihaknya siap mendampingi Yayasan Aryo Jipang Sorgum Blora bersama Petani Hutan KTH Gilang Maju Mulyo, dari hulu hingga hilir, artinya akan memberikan pendampingan mulai dari menanam, merawat hingga membuat produk pangan sehat sorgum menjadi beras, tepung, mie dan gula, termasuk produk untuk pakan ternak usaha penggemukan sapi potong, produksi susu dari sapi perah dan kambing.

"Kami akan mendampingi para petani bagaimana menanam sorgum yang benar dan menghasilkan produktifitas yang tinggi tanaman sorgumnya, kita berikan pengetahuan tentang potensi produksinya, luasnya pasar, yang berdampak pada peningkatan ekonomi petani, karena sorgum bisa dipanen setahun tiga kali dalam sekali tanam, dan penanamannya mudah, tahan penyakit dan tahan di lahan - lahan yang marjinal atau minim air," ungkapnya.

Dirinya juga siap menjadi off taker (pembeli) untuk hasil panen sorgum petani dengan harga Rp. 3500 per kilogram untuk sorgum yang sudah dirontokkan. Yayasan Aryo.Jipanh Sorgum akan disupport penuh untuk.memproduksi menjadi bahan jadi tanaman pangan sehat, seperti beras, tepung, mie, gula, termasuk tebonnya untuk Bank Pakan ternak sapi, kerbau, kambing dan lain - lain, termasuk perikanan.

Potensi Ekonomi Sorgum
Sementara itu, Sugianto, Ketua Yayasan Aryo Jipang Sorgum Blora juga mengungkapkan terkait potensi ekonomi yang cukup besar yang dihasilkan dari menanam sorgum, dirinya menyampaikan bahwa masa panen sorgum 3 kali dalam setahun dengan rata - rata produksi 3 - 5 ton per panen, sedangkan untuk tebonnya bisa menghasilkan 25 - 30 ton per hektar per masa panen.

"Harga sorgum nanti kita beli Rp. 3500 x 3 - 5 ton, petani bisa dapat Rp. 10,5 Juta - Rp.17,5 juta, per hektar pada masa panen pertama, sedangkan tebonnya kita beli Rp. 400 per kilogram, jadi potensi pendapatannya adalah Rp. 10 Juta - 12 Juta per hektor sekali panen, totalnya petani bisa meraih Rp. 20,5 juta - Rp. 29,5 juta, per sekali panen, dengan biaya tanam.sebesar Rp. 8 - 10 Juta per hektar, dengan olah lahan yang baik, panen berikutnya akan menghasilkan produksi lebih banyak, karena satu tanaman sorgum di awal bisa menghasilkan anakan 3 tanaman lagi, dan kelebihannya yang lain adalah tahan penyakit," papar Sugianto.

Itu adalah angka di Petani sudah jelas diuntungkan sebesar Rp. 22,5 juta - Rp.31,5 juta per hektar dari penjualan bulir sorgum dan tebonnya. Dengan syarat harus melakukan olah lahan dan pemupukan yang benar, maka untuk panen berikutnya akan menghasilkan lebih besar lagi. Sementara untuk Yayasan Aryo Jipang selaku produsen produk pangan jadi untuk beras, tepung dan mie dengan harga per kilo Rp. 15 Ribu - Rp. 17 Ribu per kilo, dengan bobot susut 20% - 30% dari bulir sorgum, untuk silase tebon dijual.Rp. 1200 per kilogram dengan bobot susut 40%, maka akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 220 Ribu per 600 kilogramnya. (Rome)



Posting Komentar

0 Komentar