Siswa siswi SMP Mihamnadiyah PK Kottabarat Solo, ikuti uji coba makan bergizi gratis yang disediakan dari APBD Kota Solo dan Corporate Social.Responsibility.
Uji Coba MBG
Solo, ME - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo, Budi Murtono, mengapresiasi pelaksanaan uji coba program makan bergizi gratis (MBG) di SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta, pada Rabu (18/9/2024), yang diikuti oleh 373 siswa kelas 7, 8, dan 9.
Pelaksanaan uji coba MBG dihadiri oleh Sekretaris Tim 5 Pelaksana Makan Bergizi Gratis dari Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Nevy Dwi Soesanto. Hadir pula Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo, Abdul Haris Alamsyah.
Terkait dengan anggaran MBG, Sekda Kota Solo, menjelaskan bahwa anggaran uji coba MBG tersebut, berasal dari kolaborasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan swasta.
Menu makanan untuk setiap anak seharga Rp. 15.000 (lima belas ribu rupiah, dengan Menu yang memenuhi gizi sesuai ketentuan. Adapun menu makan tersebut yakni nasi, ayam, sayur, buah, dan susu.
“Hari ini anak-anak cukup senang mendapatkan makan siang. Saya mengapresiasi uji coba hari ini di SMP Muhammadiyah PK. Semoga dapat memberi semangat anak-anak mau makan, terbiasa minum susu, dan makan buah. Cukup bagus pelaksanaannya,” jelasnya.
Diuji Coba 23 Sekolah
Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo, Abdul Haris Alamsyah, mengatakan terdapat 23 sekolah dari jenjang SD/MI, SMP/Mts baik sekolah negeri maupun swasta, yang menjadi tempat uji coba MBG tersebut.
“Tidak ada kriteria khusus untuk sekolah yang diiuji coba program MBG ini, yang jelas kami pilih berdasarkan sampling per kecamatan, akhirnya ketemu 23 sekolah itu,” katnya.
Sementara itu, Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Nevy Dwi Soesanto, menjelaskan bahwa target pelaksanaan program MBG adalah untuk memperbaiki kesehatan anak-anak agar menjadi lebih pintar dan menuju sumber daya unggul 2045.
“Selain Solo, uji coba MBG juga diterapkan di beberapa kota lain di Jawa Tengah seperti Salatiga, Kudus, dan Tegal. Hasil pantauan cukup bagus, anak-anak menikmati makanan enak dan minum susu,” jelasnya.
Terkait menu yang disajikan, Wantimpres tersebut menjelaskan pemerintah mengacu pada indeks gizi nasional. Setiap daerah memiliki kebutuhan gizi berbeda, seperti Jawa Tengah dan Papua tentu berbeda. Dari situ, kemudian diwujudkan dalam bentuk harga makanan yang siap dinikmati anak-anak.
“Di SMP Muhammadiyah PK program MBG terlaksana bagus dan anak- anak bilang senang. Makanan yang sudah ada di sekolah sebelumnya dan makanan dari BMG bisa dikreasi oleh sekolah,” jelasnya. (Nugi/me)
0 Komentar