IKLAN




 

Dampak Ekonomi Gelar Event Massal

Tasyakuran massal untuk Peringati HUT Kemerdekaan RI ke - 78 Tahun di Blora

"Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke - 78, Pemerintah Kabupaten Blora, gelar tasyakuran massal, sekaligus untuk mencetak sejarah baru yang meriah dan membawa berkah untuk seluruh rakyat."

Dua Rekor MURI diraih Kabupaten Blora

Tasyakuran HUT Kemerdekaan

BLORA, ME - Dengan mengenakan pakaian adat Samin Surosentiko yang khas, berwarna hitam - hitam, pada hari Rabu (16/8/2023), dari depan Kantor Bupati Blora hingga Tugu Pancasila, atau lebih tepatnya di atas ruas jalan Pemuda, digelar Tasyakuran HUT ke-78 Kemerdekaan RI, yang dirangkaikan pemecahan Rekor MURI, yaitu Bancakan ribuan sego berkat yang dibungkus daun jati terbanyak dan pakaian Samin terbanyak.

Bancakan massal tersebut dihadiri langsung oleh Bupati Blora, Arief Rohman beserta Isteri, Ainia Sholichah, Wakil Bupati, Tri Yuli Setyowati beserta suami, Ketua DPRD HM.Dasum beserta unsur Forkompinda beserta isteri, seluruh Perangkat OPD, Camat, Lurah dan Kades seluruh Kabupaten Blora.

Seperti biasa kegiatan acara tasyakuran tersebut diawali dengan lantunan Sholawat Nariyah. Turut hadir perwakilan dari Museum Rekor Indonesia (MURI), Sri Widyawati, yang menjelaskan terkait berdirinya Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) berdiri 27 Januari 1990 yang diprakarsai oleh Jaya Suprana berlokasi di Kawasan Perindustrian Jamu Jago, di Srondol Semarang.

Hari ini Rabu 16 Agustus 2023 dalam rangka tasyakuran HUT ke-78 RI yang dikemas Gas Desa Bumi Blora, akan memberikan dua Rekor Muri, yaitu sajian sego berkat terbanyak bungkus godong jati dan mengenakan busana Samin terbanyak.

Kabupaten Blora sebelumnya juga sudah pernah mendapatkan penghargaan Rekor MURI sejak tahun 2007, di antaranya meliputi  makan sate ayam terbanyak, pembaca parikan ala blora terbanyak, sponsor haji Keiklhasan terbanyak, pemilihan kepala desa serentak terbanyak, pelaksanaan pijat bersama terbanyak, penanaman penghijauan bersama terluas dan penyusun buku Ensiklopedi Blora.


Masuk Rekor MURI

Berdasarkan hasil perhitungan dari Tim MURI maka diperoleh hasil bahwa sajian berkat yang dibungkus godong jati sesuai ajuan 7.800 bungkus namun realisasinya 9.640 bungkus,Dan pemakaian pakaian samin dari target 4.000 orang  tercapai 5.731peserta.

Dengan demikian maka Rekor MURI memutuskan untuk dianugrahkan dengan bangga kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Blora atas dua rekor MURI berupa sajian sego berkat terbanyak bungkus godong jati sejumlah 9.640 bungkus dan Mengenakan busana Samin terbanyak 5.371 orang peserta.

Tradisi bersedekah di Kabupaten Blora memiliki filosofi bahwa pemberian berkat baik yang memberi, maupun yang menerima akan merasa senang dan bahagia, serta bisa jadi perekat persaudaraan dan kerukunan umat di masyarakat, sementara pemakaian busana samin melambangkan kesederhanaan, kejujuran dan kebersahajaan dalam kehidupan.

Kemudian dalam sambutannya, Bupati Blora menyampaikan bahwa antusias peserta dan masyarakat yang hadir dalam Gas desa Bumi Blora luar biasa, dan memberikan suasana gayeng, meriah penuh kegembiraan.

"Tasyakuran HUT ke-RI sebagai bentuk refleksi untuk memahami potensi Kabupaten Blora yang kaya akan budaya lokal, yang memiliki nilai manfaat sebagai perekat untuk merajut rasa kekeluargaan dan kerukunan di masyarakat, layak diagendakan rutin dan dijaga kelestarian tradisi ini," ujar Gus Arief, panggilan akrab Bupati Blora ini.

Dampak Ekonomi Masyarakat

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Sosial dan Budaya dari Barisan Muda Wirausaha Kabupaten Blora, Kurnia Adi menyebutkan bahwa kegiatan yang diselenggarakan secara massal tersebut, diharapkan bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kabupaten Blora, sehingga tidak terkesan euforia semata. 

"Kegiatan budaya tasyakuran massal ini, bisa dihitung dampaknya untuk masyarakat, kita ambil dari jumlah nasi tumpeng berkatnya yang berjumlah 9600 lebih itu, kalo dihitung paling sedikit biayanya Rp. 500 Ribu, itu menghabiskan dana sebesar Rp. 4,8 Milyar, belum belanja baju Samin, termasuk kebayanya yang berjumlah 5000 an orang, dengan aksesoris sandal dan ikat kepala sebesar Rp. 300 ribu, maka menghabiskan biaya belanja Rp. 1,5 Milyar, jadi perhelatan satu hari itu, uang berputar mencapai lebih dari Rp. 5 Milyar, belum minuman, dan sarana prasarana lainnya, ini layak digendakan menjadi kalender budaya rutin," paparnya.

Masih menurut Kurnia Adi, memberikan masukan kepada Pemerintah Kabupaten Blora, terutama Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) untuk membuat kalender Seni Budaya dan Olah Raga secara rutin, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif warga masyarakat di Kabupaten Blora.

"Sudah saatnya Dinporabudpar Blora bikin kalender event kegiatan seni budaya dan olahraga, yang bisa menumbuhkan perekonomian masyarakat, dengan terselenggaranya event - event yang kreatif dan inovatif, ke depannya mampu mendongkrak pendapatan asli Daerah, dari sektor tersebut, karena semuanya saling terkait, dan sebaiknya dikoordinir dengan baik, adil dan merata, untuk seluruh pelaku UMKM di Blora," imbuhnya. (Rome)

Posting Komentar

0 Komentar