IKLAN




 

Seno : "Sektor Pertanian Perlu Diprioritaskan Anggarannya"

                    Seno Margo Utomo,
                    Tenaga Ahli DPR RI

"Sektor pangan, pertanian, peternakan dan perikanan layak mendapatkan perhatian dari anggaran prioritas, mengingat betapa strategisnya untuk mewujudkan ketahanan pangan yang kuat di daerah dan nasional"

Sektor Andalan Pertanian
BLORA, ME - Seno Margo Utomo, Tenaga Ahli DPR RI, menjelaskan bahwa  sektor pertanian merupakan salah satu sektor usaha andalan Kabupaten Blora, dengan andilnya yang terbesar kedua, dalam pembentukan PDRB Kabupaten Blora, yaitu mencapai 22,35 persen dalam PDRB, dan masih menjadi harapan serta tumpuan, dalam penyerapan hampir separuh tenaga kerja di Kabupaten Blora. 

Sektor usaha ini merupakan salah satu sektor usaha yang mampu bertahan di masa pandemi Covid-19. Pada tahun 2020, lapangan usaha ini mampu tumbuh sebesar 1,87 persen dan kembali tumbuh di tahun 2021 dengan pertumbuhan sebesar 2,31 persen. Sepanjang 2 tahun (2020 – 2021) produksi pertanian di Kabupaten Blora relatif tinggi. 

Selain itu, imbuh aktifis LSM ini, menjelaskan untuk menekan dampak dari pandemi Covid 19 ini, Pemerintah Pusat melaksanakan pemberlakuan PPKM, yang memaksa tutupnya berbagai aktivitas usaha perekonomian, sehingga sejumlah warga, terpaksa kembali ke desa, dan berpindah ke lapangan usaha pertanian. 

 Lahan sawah Blora yang kritis dan rusak 

Lumbung Pangan Daerah
Seno menambahkan, bahwa hasil produksi gabah petani Blora, rata-rata 600 ribu ton/tahun, yang jika diolah menjadi 350  ribu ton beras. Sementara konsumsi untuk masyarakat hanya 150 ton beras, maka Blora masih menjadi salah satu lumbung beras di Jawa Tengah. 

Meski sempat terjadi kelangkaan pupuk subsidi, serta masifnya isu impor beras oleh pemerintah. Hal ini menyebabkan harga gabah turun drastis, sehingga peningkatan nilai tambah sektor usaha pertanian ini menjadi tidak maksimal.

“Berdasarkan data-data diatas, maka  perhatian Pemkab Blora kepada pembangunan sektor pertanian, harus menjadi urusan prioritas. Maka dibutuhkan support kebijakan, serta anggaran  agar sektor pertanian, khususnya pertanian organik terus menjadi andalan kesejahteraan warga Blora” pungkasnya.

Demplot Pertanian Organik
Terkait dengan kondisi kritis areal persawahan petani di wilayah lumbung pangan Blora, yaitu di Kecamatan Kedungtuban, Kradenan dan Cepu yang mengandalkan sumur artetis, yaitu dengan menyedot air tanah, untuk bisa panen tiga kali dalam setahun, akan tetapi karena serangan hama gret, lebih dari 500 hektar sawah mengalami gagal panen.

Untuk itu dibutuhkan perubahan pola tanam dari pertanian yang mengandalkan pupuk kimia, menjadi pertanian organik, akan tetapi prakteknya sangat tidak mudah, tanpa didukung kebijakan anggaran dan penyuluhan untuk membuat demplot pertanian organik. 

"Setidaknya Pemerintah Kabupaten Blora melalui Dinas terkait, menganggarkan pembiayaan demplot pertanian padi organik seluas 1500 - 3000 hektar di Blora, ini layak untuk dijadikan pilot project, ya kira - kira butuh anggaran Rp. 4 Milyar - Rp. 10 Milyar lah, nah kalau berhasil, tahun depan diperluas dan ditambahkan lagi anggarannya," paparnya kepada Monitor Ekonomi melalui pesan whatsapp. 

         Hadi SP, Petani Milenial Mandiri

Sementara itu di tempat terpisah, Hadi pegiat tani milenial dari Desa Nglandeyan, Kecamatan Kedungtuban, menyampaikan biaya penyiapan lahan untuk demplot padinya seluas satu hektar menghabiskan biaya Rp. 15 Juta per hektarnya. Dirinya merasa sangat berterimakasih jika ada anggaran untuk membiayai demplot petani padi, jagung, kedelai atau bahkan tebu untuk produksi gula.

"Nggak usah ribuan hektar, wong pembiayaan demplot padi organik, itu sama juga dengan kita nggarap biasa, untuk padi PB saya anggarannya habis Rp. 15 juta per hektar, untuk ujicoba demplot padi organik, pemerintah bisa anggarkan untuk 500 hektar sawah dulu sudah bagus, jadi 500 hektar sawah, fungsi kesuburan tanah kembali, hasil panen melimpah, dan beras yang dihasilkan menyehatkan, karena premium organik," ungkapnya.(Rome)


Posting Komentar

0 Komentar