IKLAN




 

Ngopi Bareng Bahas Dampak Industrialisasi Jepara

Ngopi Bareng Jurnalis PWRI dengan Aktifis pemerhati kebijakan Jepara

"Habis gelap terbitlah terang, demikian harapan dan cita cita RA Kartini.
Demikian pula harapan kehidupan masyarakat Jepara menjadi  lebih sejahtera menjadi lebih baik, Jepara Kuncoro"

Industrialisasi Jepara
Jepara, ME - Senada dengan cita - cita tokoh emansipasi wanita tersebut, masyarakat Jepara bertekad penuh semangat mempertahankan Jepara sebagai kota kerajinan dan ukir kayu, yang telah melegenda dan terkenal di manca negara. Kerajinan dan ukir kayu telah menjadi mata pencaharian masyarakat Jepara secara turun temurun.

Namun seiring dengan perjalanan waktu, kerajinan dan ukir kayu, semakin tergerus oleh arus industrialisasi. Sejak mulai berdirinya industri garmen, industri sepatu bahkan industri furnitur modern di Jepara.  Adanya investor PMA yang mendirikan usaha skala industri besar, memang turut menyumbang pendapatan daerah, dan menyerap tenaga kerja luar biasa dalam jumlah yang fantastis.

Industrialisasi yang berkembang pesat tersebut berdampak pada kehidupan sosial masyarakat. Dimana angka pengangguran menjadi rendah dan  kesejahteraan meningkat. Namun dibalik itu semua, ada konsekuensi sosial yang tak bisa dihindari. Angka perceraian meningkat, serta makin susahnya mencari tenaga kerja bagi pelaku usaha di bidang kerajinan ukir kayu, kerajinan patung kayu, kerajinan monel, kerajinan tenun Troso, gerabah dan tenaga pelaku sektor pertanian.

Kerusakan Jalan
Dulu jalan raya Jepara - Kudus begitu lengang. Sekarang bak kota metropolis, macet di banyak titik, sehingga tranportasi terganggu. Rusaknya infrastruktur jalan, akibat dari truk angkut berat melayani aktifitas puluhan pabrik dan PLTU.
Sepanjang Jalan Raya Jepara - Bangsri terdapat banyak lubang, rusak dan membahayakan pengguna jalan yang lain.
Di jalan tersebut sudah sering terjadi kecelakaan.

"Kita semua harus bersinergi, bersama Pemkab, eksekutif dan legislatif dalam upaya membangun Jepara yang lebih baik " ujar Akhlis Junaidi ( AJ ) dalam acara lesehan jagong santai di Angkringan Sego Kucing sambil ngopi bareng di pinggir kali.
Akhlis Junaidi salah satu tokoh milenial Jepara yang merakyat.

"Banyak permasalahan terjadi, tentunya pemangku kebijakan di tingkat anggaran dan eksekutif perlu perlu diberimasukan, mengenai apa yang terjadi dimasyarakat " lanjutnya.

" Masukan yang ada, kadang belum bisa didengar oleh pemangku kebijakan, karena adanya jarak antara penguasa dengan rakyat biasa. " tandasnya.

"Tidak berfungsinya bangunan aset daerah, bahkan banyak yang mangkrak karena tidak dikelola dengan baik " sambungnya. "Bahkan di sektor pertanian pun terjadi kelangkaan pupuk subsidi, banyak terjadi penyelewengan pupuk subsidi di masyarakat petani, ditambah dengan minimnya pendampingan dari dinas terkait." terang Akhlis Junaidi menutup jagongan santai bersama PWRI Jepara.

Tentunya PWRI Jepara senantiasa siap hadir ditengah masyarakat sebagai sosial kontrol demi kepentingan bersama. Tetap semangat menuju Jepara yang lebih baik, salam Jepara Bangkit. (DOD/me)

Posting Komentar

0 Komentar