IKLAN


 

Langka Pupuk, Saatnya Produksi Sendiri

"Perang Rusia - Ukraina berdampak pada melonjaknya harga pangan, minyak dan langkanya pupuk pada dunia, termasuk Indonesia, bagaimana mencarikan solusi yang efektif, produksi pupuk sendiri bisa menjadi jalan keluar dari krisis multidimensi ini."

Kelangkaan Pupuk 
BLORA, ME - Pasca pandemi Covid 19, krisis multidimensi kembali terjadi dengan pecahnya perang Rusia - Ukraina, dua negara yang dulunya adalah bersaudara di bawah bendera Uni Soviet, kini saling berperang, yang berakibat melonjaknya harga pangan dan energi, akibat embargo perdagangan dan ekonomi terhadap Rusia, negara penghasil pupuk dan gas terbesar di dunia, sehingga berdampak langsung di sektor pertanian, yang mengakibatkan bisa menimbulkan krisis pangan global.

Lalu apakah hal itu bisa terjadi di Indonesia, termasuk di Blora? Khusus di Blora kelangkaan pupuk masih sering terjadi, bahkan menjadi momok bagi petani, saat musim tanam tiba, dan itu terjadi jauh sebelum krisis perang Rusia - Ukraina, artinya tata kelola distribusi pupuk baik bersubsidi maupun non subsidi masih belum terselesaikan, baik oleh Pemerintah, produsen pupuk maupun petani itu sendiri, dan ini dibutuhkan solusi.

Ketergantungan Pupuk Kimia
Maka solusi yang terbaik adalah para petani harus berani mengubah pola tanam, dengan mengurangi ketergantungan pada penggunaan pupuk kimia, baik pupuk yang disubsidi maupun tidak disubsidi. Toh, Pemerintah Pusat sendiri juga terus mengurangi jatah pupuk bersubsidi tersebut. Dan ini ditindaklanjuti dengan meningkatkan produksi pupuk yang memanfaatkan potensi sumber daya hayati dari daerah masing - masing.

Pemerintah Kabupaten Blora, melalui OPD terkait, yaitu Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Perikanan, bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup, harus membuat program pendampingan bagi petani untuk mewujudkan produksi pupuk organik tersebut. Dorongan dan dukungan anggaran untuk membantu pencanangan Desa penghasil produk organik perlu ditingkatkan, dengan tugas khusus peningkatan produksi pupuk organik.

Kembali Ke Alam
Seperti yang telah dicanangkan di Desa Sidorejo, Kecamatan Kedungtuban, yang mana Pemerintah Desanya mendorong petani untuk menanam padi organik, dengan menggunakan pupuk organik dari produksi potensi alamnya sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Agung Heri Susanto, Kepala Desa Sidorejo, bahwa sudah saatnya petani back to nature, kembali ke alam, pola pengelolaan pada masa lalu, sebelum adanya pupuk kimia.

"Untuk mengembalikan kesuburan tanahnya, yang telah rusak akibat lebijh dari empat dekade penggunaan pupuk kimia dan pestisida, tingkat kesuburan tanah berpengaruh pada hasil produksi padi kita, dan tingkat ketahanan tanaman pada hama masih rentan, sehingga kemarin kita mengalami kegagalan panen, puluhan hektar, untuk itu kami berupaya kembali pada pola tanam masa lalu, dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia, kami produksi pupuk organik sendiri," ungkap Agung Heri beberapa waktu yang lalu kepada penulis.

Bahan Baku Hayati
Lalu bagaimana dengan ketersediaan bahan baku pupuk organik itu? Darimana bisa peroleh bahan bakunya? Ternyata banyak sekali sumbernya, bahan baku hayati tersebut berlimpah, bahkan berasal dari limbah masing - masing rumah tangga, yaitu dari sampah organik dan kotoran hewan ternak. Untuk itu, program pilah sampah dari masing - masing rumah tangga, harus bisa dilaksanakan secara rutin dan disiplin.

Ditambah dengan membangun fasilitas dan operator pendukungnya, yaitu masing - masing Desa harus mencanangkan program Bank Sampah, untuk mengelola pilah sampah tersebut, dan ini bisa disinergikan dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blora. Maka tidak mustahil, bila semua elemen masyarakat bahu - membahu mendukung program ini, pengendalian sampah, bukan lagi dipandang sebelah mata, justru akan menjadi emas permata, yang menghasilkan kesejahteraan rakyat. Mari kita sukseskan. (Rome)


Posting Komentar

0 Komentar