IKLAN




 

Hadapi Pupuk Langka, Petani Bucu Upayakan Pupuk Organik

"Kementrian Pertanian RI ( Kementan RI ) mulai 1 Juli 2022 akan menghapus pupuk subsidi yakni ZA, SP-36 dan Organik Granula, serta melakukan pembatasan atas pupuk subsidi jenis Urea dan NPK."

Kritik Presiden Jokowi
Jepara, ME - Kritikan Presiden Jokowi mengenai penyaluran pupuk subsidi sebesar Rp 33 T pertahun yang dikucurkan dari APBN, tetapi ternyata tidak memberikan hasi yang signifikan, membuat Kementan RI, akan menghapus pupuk subsidi jenis ZA, SP 36 dan Organik Granula, mulai 1 Juli 2022.

Oleh karena itu, Petani diharapkan harus dapat mandiri. Tidak lagi ketergantungan pada program pupuk subsidi. Petani harus mulai berfikir dan bekerja keras, untuk segera mencari jalan alternatif membuat pupuk sendiri. Untuk mengantisipasi pupuk Urea dan NPK, yang masih sebagai pupuk subsidi, tetapi jumlahnya sangat dibatasi.

Dan untuk mendapatkannya pun masih menimbulkan keruwetan, melalui sistem e-RDKK, dan terdapat aturan yang harus dipenuhi oleh kelompok Tani, terverifikasi secara bertahap, sebelum ditentukan sebagai data penerima pupuk subsidi.

"Dengan demikian harapannya penerima subsidi, betul - betul tepat sasaran, sehingga komitmen tersebut, dapat menjawab kelangkaan pupuk bersubsidi".
ungkap, Direktur Pupuk dan Pestisida Kementan RI, Muhammad Hatta.

Buat Pupuk Sendiri
Kondisi tersebut menggugah sebagian para petani di Desa Bucu, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara.
Karena selama ini petani Desa Bucu, sangat tergantung dari subsidi pupuk dan pupuk non subsidi atau pupuk kimia.

Mengingat jumlahnya yang terbatas dan harganya mahal, sedang kebutuhan pupuk sudah menjadi keharusan, petani Desa Bucu berupaya, untuk membuat pupuk sendiri dari bahan - bahan organik yang berasal dari lahan persawahan mereka.

Yang semula sampah organik yang selalu dibakar, sekarang dijadikan bahan pupuk alami. Mengingat lebih murah dan memberikan hasil panen lebih ramah lingkungan, serta pertanian organik hasilnya bernilai jual yang lebih tinggi.

Saat ini kondisi tanah di Desa Bucu, sangat keras, susah untuk memberikan hasil panen yang berkualitas. Oleh ke arena itu, pengolahan tanah akan menjadi prioritas utama bagi mereka, dengan melakukan kegiatan pembenah tanah terlebih dahulu. Sehingga unsur hara tanah akan kembali pada fungsi semula.

Langkah ini kedepan, perlu ditunjang teknologi alat pertanian agar kerjanya lebih efektif dan efisien. Saat ini para Petani sangat mengharapkan adanya program bantuan alat pertanian yang berteknologi tinggi, untuk membantu kegiatan bercocoktanam mereka, lebih cepat dan memberikan hasil panen  maksimal, baik secara kualitas maupun kuantitas. (Ded/me)

Posting Komentar

0 Komentar