IKLAN




 

Seno PKN Tuduh Semua Formasi Disikat, Dijual Habis!

"Untuk ketiga kalinya LSM PKN gelar demonstrasi damai, terkait dugaan jual beli jabatan Perangkat Desa se Kabupaten Blora, dengan menggelar Istighosah Akbar di Alon - Alon Blora"

Kisruh Seleksi Perades
BLORA, ME - LSM Pemantau Keuangan Negara (PKN) Kabupaten Blora, pada hari Kamis (17/2/2022), kembali menggelar demonstrasi damai, dengan mengambil thema Istighosah Akbar, dengan mengirimksn doa - doa kepada Allah SWT, sebagai bentuk keprihatinannya atas kemelut seleksi Perangkat Desa se Kabupaten Blora, yang telah usai dan telah dilantik sebelumnya.

Ketua LSM PKN Blora, Sukisman yang didampingi Juru Bicaranya, Seno Margo Utomo, meminta seluruh peserta ujian Perangkat Desa yang gagal, untuk memanjatkan doa Al Fatihah, sebanyak 41 kali ditujukan kepada Bupati Blora, Arief Rohman, agar tergugah hatinya dan mau membatalkan hasil seleksi Perades ini.

"Untuk semua anggota grup seleksi Perades yang gagal, sebanyak kurang lebih 3000 an, agar berdoa mengirimkan surat Al Fathihah yang ditujukan khusus untuk Bupati Blora, Arief Rohman agar tergugah hatinya, mau membatalkan seleksi Perangkat Desa ini, karena penuh dengan kecurangan," ujarnya kepada puluhan peserta Istighosah Akbar.

Tuntut Bupati Blora
Sementara itu, di saat yang sama, Juru Bicara PKN, Seno Margo Utomo, yang juga mantan anggota DPRD Blora dari PKS ini, meminta agar Bupati Blora  serius dalam menangani persoalan kisruh seleksi Perangkat Desa ini, dengan menandatangani surat permohonan audit forensik kepada Badan Siber Sandi Negara  Republik Indonesia (BSSN RI), sebagai simbol bahwa Bupati Blora serius menangani persoalan ini.

"Kami menuntut agar Bupati Blora untuk meneken surat permohonan untuk audit forensik kepada Badan Siber Sandi Negara (BSSN), karena mereka adalah lembaga negara, jadi yang meminta juga harus lembaga negara, yaitu Pemerintah Kabupaten Blora, kalau Bupati menolak maka patut diduga Bupati ikut terlibat dalam jual beli Perangkat Desa ini," tandasnya.

Seno juga mengungkapkan betapa bobroknya proses seleksi Perangkat Desa di Blora ini, dan menurutnya sudah sangat keterlaluan, karena semua formasi yang diseleksi menurutnya disikat habis, diperjualbelikan oleh para oknum yang disebutnya sebagai mafia Perades.

Perdengarkan Rekaman 
Selain melakukan orasi secara bergiliran, termasuk pembacaan puisi yang menggetarkan hati, PKN juga memperdengarkan rekaman percakapan telepon, antara oknum yang diduga Mafia Perades, kepada salah seorang peserta ujian seleksi Perangkat Desa tersebut, dalam dialek bahasa Jawa.

Dalam percakapan tersebut, mafia perades tersebut menawarkan agar bisa lolos dan dapat duduk di kursi, jika mau membayar sejumlah uang sebesar 120, yang diduga jumlah yang dimaksud adalah sebesar Rp. 120 Juta. Namun tawaran itu ditolak, karena merasa tidak memiliki uang sebanyak itu, dan mempersilahkan untuk ditawarkan kepada yang mampu membayarnya. 

Hingga akhir kegiatan istighosah dan  orasi tersebut, Bupati Blora yang diharapkan mau menemui pendemo, namun hingga tiga kali aksi, Bupati Arief tidak berkenan untuk menemui, dikarenakan kesibukannya dalam bekerja. (Rome)

Posting Komentar

0 Komentar