IKLAN


 

Potensi Cangkang Hewan Laut, Untuk Lampu Hias Mewah

Lampu hias dari limbah cangkang hewan laut produksi perajin dari Jepara 

"Potensi bahari Jepara selain perikanan, pariwisata, juga bisa memanfaatkan limbah dari biota laut seperti cangkang laut"

Manfaatkan Cangkang Laut
BLORA, ME - Pinggiran pasir putih yang menjadi daya tarik tersendiri, terdapat juga cangkang kerang laut yang berserakan, seakan menjadi sampah, tentunya menjadi pemandangan khas di sempadan pantai.
Kadang membuat pemandangan sedikit tergganggu, dan membahayakan bila tidak hati - hati saat menyusuri pantai.

Tetapi tidak bagi orang yang berfikir kreatif dan inovatif. Gupomo salah satunya. Dengan ide dan kreatifitasnya, cangkang yang semula dianggap sebagai sampah tak berguna, dapat menjadi produk kerajinan bernilai tinggi.

Lampu hias kreasinya dari bahan cangkang banyak menghiasi ruang - ruang perhotelan. Kesan mewah nampak dari tampilan yang ada, menjadi nilai tambah tersendiri. Dan produk kerajinan tersebut, menjadi salah satu andalan Desa Welahan di mana Gupomo tinggal.

"Dari limbah hewan laut yang tak berguna, saya bentuk dan kreasikan menjadi lampu hias bernilai " kata Gupomo saat ditemui wartawan Monitor Ekonomi di kediamannya, pada hari Selasa (1/2/2022).

Lampu hias dari Cangkang hewan laut

Kerajinan Lampu Hias
Kerajinan lampu hias ini telah ia geluti sejak tahun 2017. Usaha tersebut dapat menjadi tumpuan mata pencaharian sehari - hari. Dalam mengerjakannya, dilakukan dengan otodidak, berbekal keilmuan dari sekolah kejuruan.

Dan kerajinan lampu hias dari limbah kerang itu masih sangat langka. Sehingga butuh pameran - pameran dari kedinasan terkait. Stand pameran pun tidak luput dari perhatian pengunjung. Berkat keunikan membuat daya tarik tersendiri, selain itu juga ada bantuan program dari beberapa Dinas terkait.

Seperti Dinas Pariwisata, Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Kehutanan pun telah pernah diterima. Tetapi dalam  perkembangannya, produk lampu hias berbahan cangkang kerang, tidak seindah penampakannya.

"Produk lampu hias tersebut memiliki pangsa pasar yang sangat terbatas, dan hanya memenuhi kebutuhan lokal. Berbeda dengan meubel, yang memiliki pangsa pasar tinggi, karena memiliki nilai keindahan dan fungsi. Seperti meja kursi, almari maupun tempat tidur." ungkapnya.

Gupomo berharap, ada lembaga yang mau merangkul untuk bekerjasama, meragamkan model dari produknya tersebut. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar yang lebih luas. Bahkan bisa menembus pasar luar negeri, dengan adanya bimbingan, pendampingan, serta arahan dari lembaga Barisan Muda Wira Usaha Indonesia ( BMWI ) Cabang Jepara membantu terwujudnya impian tersebut. (Dod/ME)

Posting Komentar

0 Komentar