IKLAN




 

Refleksi Potret Hitam Putih Blora 2021

"Awal Tahun 2022, telah dimulai dengan harapan dan optimisme baru untuk Blora, setelah mengalami pasang surut kondisi stabilitas sosial politik dan ekonomi, akibat dua tahun pandemi Covid, bagaimana Pemerintahan Arief - Etik menjawab tantangan 2022, tahun kedua pemerintahan mereka, untuk menyelesaikan berbagai persoalan dari tahun 2021?

Pelantikan Pemimpin Baru
Pasca pelantikan pasangan Bupati Arief Rohman dan Wakilnya, Tri Yuli Setyowati, euforia perubahan Blora ke arah yang lebih baik lagi membuncah. Dengan tagline "Sesarengan Mbangun Mblora" langsung ditancap gas pol, dalam 99 hari, angka keramat yang dilaksanakan oleh Pasangan Arief - Etik ini, dua pemimpin baru yang masih muda ini, berjibaku mewujudkan janji politiknya, yaitu Dalan Alus - Banyune Lancar Terus, beriringan dengan tantangan global kemerosotan ekonomi akibat pandemi Covid 19, sejak tahun 2020 hingga di penghujung 2021.

Lalu apakah pasangan Arief - Etik ini sukses mengarungi samudera Pandemik Covid ini, mendaki gunung emas kejayaan, atau menyelam di air yang keruh ini? Sebagian berhasil, namun sebagian lagi juga gagal, mari kita rinci kesuksesan pasangan yang dibesut oleh koalisi besar PKB, PDIP, PKS dan Perindo ini. Dari sisi kebijakan, tagline sesarengan mbangun Blora diupayakan dengan merangkul semua partai politik, yang terbukti, semua aklamasi menyetujui langkah - langkah yang diambil oleh Bupati Arief dan Wakilnya, mereformasi birokrasi, dengan melantik pejabat - pejabat yang dipandang bisa bekerja cepat dan lincah.

Di sisi lain, lobby ke atas Bupati Arief juga sangat kuat, sehingga bisa mewujudkan beberapa proyek tingkat nasional, seperti reaktivasi Bandara Ngloram, pembangunan Bendungan Randugunting dan pembangunan ruas jalan nasional dari Rembang - Blora dan Blora - Cepu, ke depan ada proyek Bendungan Karangnongko, yang juga akan dibiayai oleh Pemerintah Pusat, semua itu adalah keberhasilan tahun 2021 di bidang infrastruktur. 

Sementara di bidang keuangan daerah, perjuangan dan lobby Pemerintah Kabupaten Blora, di bawah Arief - Etik juga, mendapatkan persetujuan secara aklamasi, untuk berutang dengan lembaga Bank, sebesar Rp. 150 Milyar untuk pembangunan infrastruktur jalan, sedangkan prestasi yang kedua, berkat lobby yang kuat dengan Pusat, mampu merubah Undang - Undang terkait  Hubungan Keuangan Pusat Daerah, yang mana dari sektor Dana Bagi Hasil, Kabupaten Blora mendapatkan angin segar untuk mendapatkan DBH Migas sebesar 3%, dari sebelumnya yang nihil.

Sisi Gelap Blora
Semua itu adalah prestasi yang tidak bisa kita pungkiri, dan patut menjadi catatan sejarah tersendiri. Prestasi di tahun 2021 yang telah ditorehkan oleh Pemimpin baru Kota Sate ini, namun perlu juga dikaji dan direnungkan, di beberapa point kelemahan terkait stabilitas daerah, utamanya adalah upaya peningkatan kapasitas ASN, terutama terkait pencegahan tindak pidana korupsi, yang mana dipenghujung tahun 2021 dan awal tahun ini, Blora cukup viral di media nasional. 

Dugaan tindak pidana korupsi sebesar Rp. 500 Milyar, yang merugikan keuangan milik Badan Usaha Milik Daerah di sektor keuangan, yaitu Bank Jateng Cabang Blora dan Cabang DKI Jakarta, telah menyeret tiga tersangka, yang salah satunya adalah ASN, kemudian mantan Pimpinan Cabang, dan kontraktor Blora, dan kasus berikutnya adalah dugaan jual beli jabatan Perangkat Desa, yang oleh LSM PKN Blora berpotensi merugikan keuangan negara sebesar Rp 100 - 200 Milyar, yang mereka katakan sebagai perampokan massal di institusi Pemerintahan terkecil yaitu Desa, akibat dari upaya jual beli kursi jabatan tersebut.

Sementara sisi gelap yang lain, pengungkapan kasus jual beli kios pasar Cepu, yang mengandangkan tiga pejabat Dinas Perdagangan Koperasi UKM Blora, pengkondisian supplayer dan penunjukan E Warong, yang sempat juga dilidik oleh Mabes Polri, dan hingga saat ini masih terus dikembangkan, untuk menemukan aktor intelektualnya. Semua itu bisa dikatakan, adalah "dosa" warisan, dari masa sebelumnya, yang semestinya juga harus menjadi pijakan, agar tidak terperosok di lubang yang sama. 

Mari kita renungkan refleksi ini, untuk mengambil langkah ke depannya, di tahun 2022 ini, dan tahun - tahun berikutnya, harus lebih baik. Lebih terkontrol, dan lebih memahami hukum, jangan coba - coba mengangkangi hukum, atau bahkan mengabaikannya, untuk mewujudkan sesarengan mbangun Blora, sesarengan menyejahterakan  dan memakmurkan rakyat Blora, bukan untuk kepentingan sendiri atau golongannya, (Rome)

Posting Komentar

0 Komentar