IKLAN




 

Inovasi Baru Tingkatkan Produk Pangan

Kades Gotputhuk Kecamatan Ngawen, Sudarno (paling kiri) ikut menyaksikan hasil panen padi dari lahan demplot milik Lasman, yang meningkat hasilnya setelah diberikan formula dari pupuk cair yang diperkenalkan oleh Abdul Azis (paling kanan)

"Inovasi untuk meningkatkan hasil pangan baik itu di bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, sekaligus mengembalikan fungsi kesuburan tanah dan mengurangi penggunaan bahan kimia, kini telah ada, dan berhasil,"

Pupuk cair formula ini mampu
mengembalikan kesuburan tanah
Panen Raya Demplot
BLORA, ME - Sungguh tidak dapat diungkapkan dengan kata - kata oleh Lasman, seorang petani dari Desa Gotputhuk, Kecamatan Ngawen, saat memanen sawah yang menjadi demplot, penggunaan bahan fermentasi S1 dan S2, yang diperkenalkan oleh Abdul Azis, warga Kelurahan Jetis, Kecamatan Blora Kota.

"Saya telah mencoba menggunakan cairan S1 dan S2, yang dikenalkan oleh Pak Azis, caranya mudah tanpa mengganggu pola tanam, tapi justru bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia, dan mengembalikan unsur hara tanah, itu dibuktikan dengan munculnya cacing - cacing dari tanah garapan, dan hasilnya bulir padi lebih banyak, bisa meningkat biasanya 5 ton, bisa 8 - 9 ton per hektar," ungkapnya.

Desa Siap Kembangkan 
Sementara itu, Kepala Desa Gotputhuk, Sudarno mengungkapkan merasa gembira melihat hasil panen raya tersebut, dan bertekad akan mengembangkan penggunaan produk inovasi fermentasi pupuk cair tersebut.

"Kami mendukung dan akan mengembangkan penggunaan fermentasi pupuk cair tersebut, dan akan kami dukung dengan sarana prasarana seperti kebutuhan air dengan membuat sumur dalam, agar kebutuhan air bisa tercukupi," ujarnya kepada Monitor Ekonomi.

H. Abdul Azis
Akan Bangun Kemitraan 
Pada saat yang sama Abdul Aziz, yang mperkenalkan produk tersebut, menyampaikan siap membangun kemitraan dengan para petani dan peternak di Blora.

"Sebenarnya produk ini sudah lama, diujicoba di beberapa tempat di Jawa Barat, yaitu Bogor,  Karawang, kemudian di Jawa Tengah di Demak, di Jawa Timur di Tulungagung, kemudian di Blora, yang kondisi geografisnya berbeda, ternyata juga bisa, ini contohnya, meskipun padi varietas tidak unggulpun, hasilnya tetap bisa maksimal, meningkat jadi ini menjadi penyempurna, untuk tanaman pertanian dan holtikultura lainnya," tandasnya. (Rome) 

Posting Komentar

0 Komentar