IKLAN




 

Catung Apa Cabon, Realitas Pilikada Blora?

Gugurnya Calon Independen
Meskipun proses pendaftaran kontestasi Pilkada Blora, masih dalam tahap pendaftaran calon perseorangan. Dan harus diakui keberanian dan menekadan dari pasangan Suparmo -  Ahmad Suyuthi, atas pendeklarasian dan upaya mereka untuk mengumpulkan belasan ribu e KTP dukungannya. Meskipun masih jauh dari target yaitu 53.000 lebih E KTP dukungan. Memaksa mereka harus melempar handuk, dan dengan gentel mengundurkan dari pencalonan tersebut.

Lawan Pragmatisme
Apakah mereka kalah? Belum tentu, realitas bahwa mereka juga memiliki massa yang riil, dukungan murni dari masyarakat kecil, ibarat kapal yang berada ditengah samudera politik, yang penuh dengan ikan - ikan pemangsa dan badai yang selalu siap mengancam siapa pun, mereka tetap bisa tenang, mengikuti arah angin, yang nantinya akan siap berlabuh di dermaga, yang menurut mereka akan nyaman dan terjamin oleh janji politik, tempat mereka menambatkan sauhnya. Tapi yang pasti, mereka sudah  berani tunjukkan kelasnya, berani melawan arus, melawan pragmatisme perilaku elit politik Blora.

Realitas Terkini
Sementara realitas politik terkini, meski ditentang habis - habisan oleh para pegiat media sosial, namun hanya sebatas keterampilan jari di atas layar telepon pintar mereka, tanpa ada upaya yang nyata, untuk menentang upaya "Calon Tunggal", jadi bisa dikatakan, sia - sia belaka, melawan realitas tersebut. Tanpa ada upaya yang nyata. Tidak lebih adalah pengakuan sebagai pemerhati politik di media sosial saja, jadi gaungnya tidak bergema di masyarakat.

Elit Aktif Gerilya 
Sementara para elit politik, makin giat bergerilya mewujudkan calon tunggal, dengan hitung - hitungan matematika, per partai, per kursi atau per calon, siapa mendapatkan berapa, tergantung kebesaran dan ketokohan nama calon, dan berbagai parameter ukuran lainnya, apakah ini isapan jempol? Atau isue liar yang tak berdasar? Dipastikan semuanya akan membantah, meskipun tidak mungkin mereka berani bersumpah, di atas Kitab Suci atau ke tempat - tempat keramat, seperti di Makam Mbah Janjang misalnya.

Strategi Alternatif
Memang masih ada waktu, beberapa bulan hingga saat pendaftaran tiba, di bulan Juni nanti. Ketika suara penolakan calon tunggal semakin kuat, namun itu berbanding lurus dengan upaya semua elit politik, sudah selesai dan bersepakat menetapkan, calon tunggalnya. Maka demi, mendapatkan legitimasi politik masyarakat, meskipun fenomena calon tunggal, juga sah diatur dalam Undang - Undang Pilkada. Maka perlu dibuat strategi alternatif. Untuk penyiasatan pengganti "Catung".

Munculkan "Cabon"
Maka harus ada alternatif, demi untuk memuaskan semua pihak, maka kemungkinan  dimunculkan "Calon Boneka" alias "Cabon", sebagai strategi alternatif, jika penolakan "Calon Tunggal" semakin kuat. Namanya juga politik, adalah seni mempertahankan hidup, termasuk pemikiran liar para  pemerhati politik kelas warung kopi, yang hanya bisa berharap, siapapun pemimpin Blora nantinya, akan memberikan yang terbaik untuk kesejahteraan masyarakat Blora. (Me)

Posting Komentar

0 Komentar