Para siswa siswi diajarkan budaya Adiwiyata, yaitu pola hidup menjaga lingkungan dan kebersihan di sekolah, dengan memilah sampah organik dan anorganik oleh guru di SD IT Nur Hidayah, Surakarta |
Pengenalan Lingkungan
Surakarta, ME - Kegiatan hari kedua Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) kelas 4 SD Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta adalah praktik memilah dan memilih sampah organik dan anorganik. Diharapkan sosialisasi pada Jum'at (3/1) berupa materi dan praktik ini ke depannya dapat diimplementasikan dalam keseharian para pendamping dan siswa-siswi kelas 4.
"Sekolah disebut adiwiyata kalau peduli lingkungan, ramah, peduli masyarakat. Kita harus bisa buang sampah pada tempatnya, dengan membedakan organik dan anorganik," kata Ustadz Bekti Riyanto, S.Pd. sebelum dimulainya kegiatan mencari sampah organik dan anorganik di lingkungan sekitar sekolah.
Budaya Adiwiyata
"Budaya Adiwiyata adalah menjaga kesehatan dan kebersihan dengan menggunakan alas kaki ketika bermain. Paku, pecahan kaca, telur cacing bisa membuat badan kita sakit," terangnya. "Teman-teman jangan lupa ketika keluar sekolah nanti, tetap menggunakan alas kaki. Kita akan mencari sampah-sampah organik dan anorganik yang ada di sekitar SDIT. Sampah-sampah tersebut kita kumpulkan, lalu kita pilah antara organik dan anorganik. Begitu selesai, jangan lupa untuk tetap berbudaya sehat dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air," lanjutnya sebelum mengarahkan anak-anak untuk menyusuri lingkungan sekolah.
Organik Anorganik
"Aku pakai amplop bekas coklat ini buat mengumpulkan sampah-sampah organik," kata Waradhana Nirwasita, ketika ditanya mengenai perbedaan organik dan anorganik. Siswi kelas 4 itu menjawab dengan mantab dengan menjelaskan perbedaanya.
"Kalau organik itu kayak daun yang aku kumpulkan. Kalau anorganik berarti plastik bungkus permen sama makanan itu," ungkapnya dengan menunjuk temannya yang memegang sampah plastik. Sementara itu, Rafif Rizal, salah satu siswa kelas 4, dalam perjalanannya mencari sampah mengatakan dia akan memisah perbedaan sampah tersebut setelah plastik sampahnya penuh.
Pilah Sampah
"Pertama-tama sampah yang aku temukan aku campur dulu di dalam plastik ini. Nanti sesampainya di sekolah, aku pisahkan antara organik dan anorganik. Sampah organik yang aku temukan ada daun sama ranting daun," lanjutnya ketika ditanya mengenai sampah organik apa saja yang dipungutnya.
Mengingat konsep adiwiyata yang pernah dipelajarinya awal tahun lalu, Azzahra Aryn, siswi kelas 4 lainnya memamerkan bosatiknya yang berisi beberapa sampah plastik.
"Ustadzah, aku pakai botol plastik ini untuk sampah anorganik," katanya diiringi dua jempol dari ustadzah. (Humas/nug/me)
0 Komentar