IKLAN




 

Zakat ASN Blora Tidak Capai Target!

"Kalau mencontoh zaman nabi, memang tidak ada alasan. Makanya, jika memang bersandar pada ketentuan agama. Blora jangan setengah hati. Sosialisasi dan peruntukan zakat ini harus jelas, termasuk CSR, kalau dimasukkan dalam Baznas itu juga punya potensi yang besar," 

- KH. Ali Muhdor, Ketua BAZNAS Blora.

KH. Ali Muhdhor
Ketua BAZNAS Blora
Zakat Entaskan Kemiskinan
BLORA, ME - Salah satu upaya untuk mengentaskan kemiskinan adalah melalui kesadaran warga termasuk aparatur sipil negara atau pegawai pemerintah, untuk nembayarkan zakatnya, sebesar 2,5% dari pendapatannya. Hal ini mengacu UU No 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Kemudian ada aturan turunan PP 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Zakat, Inpres Nomor 3 Tahun 2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat di Kementerian dan Lembaga Negara, Pemda, BUMN/D, dan Permenag 52 Tahun 2014 tentang Syarat dan Tata Cara Perhitungan Zakat Mal dan Zakat Fitrah.

Kesadaran Zakat ASN
Namun kesadaran Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Blora yang membayar zakat profesi dinilai masih setengah hati berzakat lewat potongan gaji 2,5 persen per bulan. Hal itu dikatakan Ketua Badan Amil Zakat dan Sedekah Nasional (Baznas) Kabupaten Blora, Kyai Ali Muhdor saat ditemui media di kantornya, Rabu (13/11/2019). Ia menuturkan potongan zakat 2,5 persen sejatinya tidak memberatkan karena dipotong langsung oleh Bendahara Gaji setiap bulan.

“Tapi ASN hanya dipotong 1 persen, padahal potongan zakat profesi adalah potensi zakat yang menjadi salah satu solusi untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup masyarakat yang kurang mampu, sekaligus mampu mengentaskan kemiskinan warga" jelasnya kepada para awak media.
 
Baru Capai 30%
Ali Muhdor menjelaskan, Baznas Kabupaten Blora hanya menerima zakat profesi ASN sebesar Rp. 300 juta. Padahal, jika melihat jumlah total ASN di lingkungan Pemkab Blora, idealnya, zakat profesi bisa terkumpul hingga Rp 1 miliar per bulan.

“Kalau Rp. 300 juta itu, berarti baru 30 persen saja ASN yang membayar. Jika melihat jumlah ASN, idealnya bisa masuk Rp. 1 miliar,” ujarnya. "Pembayaran zakat tidak hanya sebagai kesadaran umat, dan bagian dari ibadah, tetapi harus ada upaya pemaksaan dengan tujuan untuk kebaikan bersama." imbuhnya.
 
Bedah rumah warga miskin juga merupakan program rutin penyaluran dana zakat yang dipungut dari ASN Kabupaten Blora (Foto: Rome)

Mitra Strategis Pemerintah
Sebagai mitra strategis Pemerintah Kabupaten Blora, dalam mengentaskan kemiskinan. Baznas Blora menjadi salah satu ujung tombak untuk membantu menurunkan angka kemiskinan.
 
“Hasil pemungutan zakat dari ASN tersebut, kami salurkan untuk membantu kegiatan sosial, membangun perekonomian masyarakat, untuk membayar biaya rumah sakit, kesehatan termasuk untuk mereka yang mengalami musibah misal banjir, kebakaran dan bencana lainnya, yang memerlukan dana, termasuk bedah rumah, yang kami laksanakan tiap sebulan sekali," ujar Ali Muhdor.
 
Upayakan Target Tercapai
Meskipun belum tercapai secara maksimal, Kyai Haji Ali Muhdor, yang sekaligus Ayahanda dari Wakil Bupati Blora, H. Arief Rohman, MSi, mengucapkan terima kasih kepada seluruh ASN Kabupaten Blora yang telah bersedia menyisihkan gajinya untuk dizakatkan.
 
“Terimakasih kepada seluruh ASN atau PNS Kabupaten Blora yang telah bersedia menyisihkan gajinya untuk dizakatkan ke Baznas. Kalau sekarang masih di kisaran 1 persen, kita berharap ke depan bisa sampai 2 hingga 2,5 persen,” tutur Ali Muhdor berharap. "Kalau mencontoh zaman nabi, memang tidak ada alasan. Makanya, jika memang bersandar pada ketentuan agama. Blora jangan setengah hati. Sosialisasi dan peruntukan zakat ini harus jelas, termasuk CSR, kalau dimasukkan dalam Baznas itu juga punya potensi yang besar," pungkasnya. (Elly/Rome)

Posting Komentar

0 Komentar