IKLAN




 

TRADISI GAS DESA, MERIAHNYA PESTA RAKYAT PEDESAAN

Foto : Rebutan jajan pasar di tradisi sedekah bumi Desa Berbak
• Tradisi Turun Temurun
BLORA, ME- Usai panen pertama di tahun ini (2019.red), beberapa Desa di Kabupaten Blora, menyelenggarakan kegiatan syukuran tingkat Desa. Tradisi turun temurun yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Desa itu, adalah perwujudan Rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia-NYA, yaitu hasil panen yang melimpah.

Beberapa Desa tercatat, di bulan Juli ini, menggelar sedekah bumi, yang juga disebut gas Desa, menyuguhkan tradisi doa bersama di daerah - daerah yang dipercaya oleh warga, merupakan cikal bakal Desa tersebut, misalnya sendang, pohon tertua, dan makam Tokoh Pendiri Desa. Sebagai contoh Desa Berbak, Kecamatan Ngawen, yang menyelenggarakan arak - arakan gunungan dan tumpengan jajan pasar di 2 (dua) tempat yang berbeda, yaitu sumber Grumbul dan Sendang Brumbung.

Gelar Seni Tradisional
Dalam tradisi gas Desa atau sedekah bumi tersebut, juga ditampilkan kesenian - kesenian tradisional yang ada, juga pertandingan olahraga antar RT se Desa. Kepala Desa Berbak, Sugihraharjo, mengungkapkan bahwa pelaksanaan sedekah bumi di Berbak, berlangsung tiga hari berturut - turut.

"Kami berupaya untuk mengakomodir semua keinginan warga, yang berjiwa nasional, kami gelar kesenian tayub dan orkes dangdut, untuk warga kami yang agamis, kami adakan pengajian mengundang Mubaligh dari Bojonegoro, yaitu Kyai Haji Rosidi, untuk pemuda dan Karang Taruna digelar pertandingan sepak bola antar RT, dan untuk anak - anak, kami berikan hiburan barongan dan seni reog, Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar," paparnya kepada Monitor Ekonomi, di sela - sela kegiatannya mengawal arak - arakan gunungan.

Foto : Kepala Desa Berbak, Sugiraharjo
Tradisi Berdampak Ekonomi
Dengan adanya tradisi sedekah bumi di Desa - Desa se Kabupaten Blora, dengan kemeriahan pentas Seni Budaya dan kulinernya, maka hal ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah. Bisa kita hitung, apabila 271 Desa menyelenggarakan sedekah bumi, dengan biaya minimal Rp. 20 juta per Desa, berarti ada pertumbuhan ekonomi yang dapat dimanfaatkan oleh pengusaha hiburan dan kuliner setempat, sebesar Rp. 5,4 Milyar, itu adalah minimal, tergantung kemampuan warga atau Desa masing - masing. Oleh karena itu, sedekah Desa itu sudah selayaknya untuk dipertahankan dan dilestarikan sebagai budaya kearifan lokal, sekaligus peningkatan ekonomi daerah.

Kepala Desa Berbak, Sugiraharja kembali menambahkan, bahwa kegiatan sedekah bumi adalah tradisi turun temurun.

"Kami selaku Pemerintah Desa harus menjaga dan melestarikan tradisi turun temurun ini, untuk memperkuat tali silaturahmi antar warga juga dengan warga dari lain Desa yang datang ke Desa kami, sebagai tuan rumah yang baik, harus bisa menyambut tamu dengan sebaik - baiknya, di lain pihak, banyak juga pedagang yang ikut berjualan di Desa kami, dan merka juga laris dagangannya, Alhamdulillah, semua berjalan dengan baik dan lancar," ujarnya, menutup wawancara dengan media kesayangan anda Monitor Ekonomi. (Rome)

Posting Komentar

0 Komentar