IKLAN


 

Omah Setrum Solusi Listrik Mandiri

Pembangkit listrik tenaga angin dan matahari produksi Omah Setrum Blora di Desa Wukirsari, Sleman- DIY
Pembangkit Listrik Alami
Blora-ME, Mimpi besar seorang Noer Hanif, guru otomotif di SMK 1 Blora, yang justru kini mendedikasikan ilmunya di bidang kelistrikan ini, ternyata membuahkan hasil. Karyanya yaitu pembangkit listrik portable memanfaatkan energi matahari dan angin itu, mendapatkan apresiasi dari Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Meskipun ini bukan karyanya yang pertama, "Omah Setrum" atau disingkat " Omset " itu, adalah nama yang unik dari pembangkit listriknya, diharapkan bisa dikembangkan secara luas, sebagai bentuk pemanfaatan energi baru terbarukan.

" Omah setrum ini adalah pembangkit listrik hybrid, karena memanfaatkan dua energi alami yaitu tenaga matahari dan angin, sebagai penggeraknya adalah generator low rpm yang juga kami rancang sendiri, memanfaatkan kandungan lokal yang ada, karena kalau beli mahal sekali, karena kecepatan angin di Blora tidak besar, namun itulah tantangannya bagaimana kita bisa ciptakan teori sendiri, tidak harus memanfaatkan angin yang besar," paparnya kepada Monitor Ekonomi, di Kantor yang sekaligus rumah tinggalnya, yaitu Jalan Mr. Iskandar XII A/24 F, Kaliwangan - Blora.

Krenova 2017 di Blora
Berawal dari keikutsertaan karyanya di ajang Kreasi Dan Inovasi atau disingkat Krenova, yang digelar oleh Badan Perencanaan Dan Pembangunan Daerah (Bappeda) pada tahun 2017, yang telah lalu. " Omah Setrum" karya Noer Chanif ditunjuk oleh Panel Dewan Juri, sebagai pemenang pertama, dan berhak diajukan untuk ikut berkompetisi di ajang yang lebih tinggi, yaitu Krenova tingkat Propinsi Jawa Tengah, mewakili Kabupaten Blora.

" Sebenarnya ada dua karya dari SMK N 1 Blora, yang sangat bermanfaat bagi penerapan teknologi tepat guna, selain omah setrum, Ada juga detektor gempa, yang hingga kini masih kami riset, untuk kepekaan indikator getaran dan gerakan tanahnya, mengingat wilayah Negara kita yang rawan bencana, gempa dan tanah longsor, karena wilayah kita berada di lempeng benua, yang terus bergerak, namun Bappeda memilih Omset, untuk naik ke Propinsi, saat itulah karya kami diapresiasi oleh Kemenristekdikti untuk dibimbing dan dikembangkan secara luas, dan kami dibantu Dana hibah sebesar Rp. 415 juta, untuk membentuk perusahaan, mengurus hak paten dan memproduksinya, ada dua jenis yaitu 600
watt/jam dengan harga Rp. 27,5 juta, dan 1200 watt / jam dengan harga Rp. 32,5 juta, dari target penjualan 10, kami sudah menjual 7 unit pembangkit hybrid yang kami beri nama omah setrum ini, dan sekarang permintaannya yang dayanya 1200 watt/ jam, paling banyak pesanannya," ungkapnya. (Rome)

Posting Komentar

0 Komentar