Kunjungan Penasehat SSF
BLORA, ME - Ketua Dewan Penasehat Sorgum Sejahtera Foundation Yogyakarta, Boy Mohammad Rivai kunjungi Petani Sorgum Blora, untuk memberikan pelatihan dan meninjau kawasan lahan sorgum di Desa Dologan, Ngapus Kecamatan Japah, Kunduran dan lahan sorgum 25 hektar di Desa Kutukan, Kecamatan Randublatung.
Dalam kunjungan sehari itu, Boy Rivai mengajak para petani Blora untuk mengembangkan komoditas sorgum di wilayah hutan Blora, dengan alasan kemudahan penanaman dan hasilnya bisa meningkatkan secara signifikan untuk perekonomian petani.
"Saya ajak para petani di Blora untuk kembangkan areal tanam sorgum di wilayah perhutanan, saya ajak tanam di wilayah hutan ya, untuk persawahan tetap tanam padi, kenapa harus tanam sorgum, sorgum adalah tanaman yang mudah ditanam di lahan marjinal, yang minim air, dan tidak mudah terkena penyakit, dan manfaatnya banyak untuk pangan sehat," ujar Boy Rivai.
Untuk Pakan Ternak
Berbagai manfaat bisa didapatkan dari tanam sorgum, baik dan sehat dikonsumsi oleh manusia maupun untuk ternak seperti sapi, kerbau dan kambing, maupun ayam/burung. Bulir sorgum dapat menjadi bahan pangan seperti beras, tepung, mie dan gula cair mapun kristal.
Sementara untuk batang dan daunnya atau tebonnya adalah makanan terbaik untuk meningkatkan bobot ternak yang dipelihara. Terkait hasil panennya per hektar bisa mencapai 3 - 6 ton, dalam sekali panen dan bisa dipanen kembali 2 kali, tanpa harus tanam ulang.
"Tanam sorgum itu mudah, seperti tanam jagung, bedanya adalah tanam sorgum sekali panennya tiga kali dalam setahun, dengan rata - rata produksi bulir sorgum 3 - 5 ton per hektar, dan panen tebonnya adalah bisa 100 ton per hektar dengan metode tanam rapat, bisa dibayangkan hasilnya, Blora harus bisa menjadi lumbung pangan sehat sorgum," ujar Boy Rivai.
Hasil Belasan Juta
Menurut Boy, petani harus berani menanam komoditas sorgum, agar penghasilannya bisa meningkat dalam sekali panen, dengan keuntungan bersih mencapai tujuh belasan juta rupiah per hektar untuk penjualan hasil panen sorgum tersebut. Dirinya juga memastikan kemudahan pemasaran komoditas tersebut.
"Jangan takut sorgum tidak laku di pasaran, banyak dikonsumsi warga dan ternak untuk pemenuhan pangan sehat, karena bulir sorgum bisa dibuat bahan pangan seperti beras, tepung dan mie, yang menyehatkan karena tidak mengandung gula, sedang tebonnya sangat disukai oleh ternak, dan meningkatkan bobot tubuh sapi, kerbau atau kambing, juga bagus untuk ayam dan ikan," ungkapnya.
Sementara itu, di kediaman Sugianto, Petani sorgum di Kunduran menerima kunjungan dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Analis Ahli Ekonomi Bank Indonesia, dan Dinas Pangan, Pertanian Peternakan Dan Perikanan Kabupaten Blora, untuk survei pemberian bantuan peralatan kepada kelompok Tani di bawah binaannya. (Rome)
0 Komentar