IKLAN


 

KTH Wisanggeni Gelar Sosialisasi PSKK Dan Potensi Komoditas Koro Pedang

Sosialisasi PSKK dengan anggota KTH Wisanggeni Desa Wotbakan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora

"Ratusan para penggarap lahan hutan yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) Wisanggeni di Desa Wotbakah, untuk pertama kalinya gelar pertemuan dengan agenda pendataan dan sosialisasi program Perhutanan Sosial Kemitraan Kehutanan, serta pengenalan budidaya Koro Pedang"


Rapat Internal KTH
BLORA, ME - Kelompok Tani Hutan (KTH) Wisanggeni yang berdomisili di Desa Wotabakah, Kecamatan Japah, gelar rapat internal bersama ratusan anggotanya, para penggarap lahan hutan di wilayah Perum Perhutani Kelompok Pemangkuan Hutan (KPH) Blora. 

Di kediaman Ketua KTH Wisanggeni, Sucipto, pada hari ini, Kamis (5/12/2024), sekitar 250 orang pesanggem, atau penggarap lahan tersebut, mendapatkan sosialisasi terkait program Perhutanan Sosial Kemitraan Kehutanan (PSKK) dari Forum Petani Hutan Jati Bumi Blora.

"Pertemuan ini adalah tindaklanjut dari kegiatan Lokakarya Pembangunan Ekonomi Hijau beberapa waktu yang lalu (Rabu, 20/11/2024), yang mana kita dari Forum Petani Hutan Jati Bumi (FPJJB), untuk mengawal.pelaksanaan kerjasama Perhutanan Sosial Kemitraan Kehutanan (PSKK) antara KTH dengan Perhutani KPH Blora," ungkap Koordinator Bidang Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Eksternal FPHJB Roy Kurniadi.

Akses Pupuk Bersubsidi
Di saat yang sama, Penasehat FPHJB Blora, Tejo Prabowo di hadapan ratusan pesanggem, dengan bahaaa Jawa Halus, menjelaskan bahwa kerjasama PSKK antara KTH dengan Perum Perhutani adalah jawaban untuk meredam permasalahan atau konflik antara petani dengan petugas Perhutani, selain itu, Perhutani juga siap memberikan rekomendasi untuk akses pupuk bersubsidi, yang selama ini sulit didapatkan oleh pesanggem.

"Panjenengan sudah bersedia nggih, nderek program PSKK, meniko saget angsal pupuk bersubsidi dengan rekomendasi saking pihak Perhutani, amargi menawi njenengan sampun nderek PSKK, Perhutani mangke nderek mbantu njenengan mlebet data RDKK, nanging kedah sami - sami njagi nggih, ampun ngetok wit jati, sami - sami ngrawat,"  ujar Jojok, panggilan akrab aktivis Lingkungan dan Perhutanan ini.

Jojok juga menjelaskan bahwa program PSKK tersebut, juga merupakan program yamg didoromg oleh Kementerian Kehutanan RI melalui Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial dan Kelestarian Lingkungan, yang kalau untuk.kawasan hutan di Jawa Tengah berkoordinasi dengan Balai Perhutanan Sosial dan Kelestarian Lingkungan di Yogyakarta.

Komoditas Koro Pedang
Selain mendapatkan penjelasan terkait PSKK, para pesanggem juga diajak untuk mengenali komoditas tanaman Koro Pedang dari Ketua Dewan Pengurus Pusat Paguyuban Petani Koro Pedang Indonesia (DPP P2KPI), Anton Sudibyo, yang kebetulan juga pelaku budidaya Koro Pedang di Japah.

Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blora ini, menjelaskan bahwa Petani Hutan bisa memaksimalkan lahan garapannya dengan menanam Koro Pedang, dirinya pun siap untuk menjadi pembelinya untuk petani yang mau menanamnya.

"Bapak Ibu saya ajak njenengan untuk menanam komoditas Koro Pedang  di lahan hutan garapan njenengan, saya siap membelinya, karena permintaan sangat tinggi, untuk program ketahanan pangan nasional, koro pedang ini bisa untuk pengganti kedelai dan susu, untuk mendukumg program.makan bergizi gratis, Presiden Prabowo akan mencanangkan 1 juta hektar untuk menanam Koro Pedang, Petani Hutan Blora harus bisa mengoptimalkan komoditas ini, harga belinya Rp. 8.000 - Rp. 9.000 per kilo, kebutuhan 10.000 ton per bulan," ujarnya. (Rome)

Posting Komentar

0 Komentar