Pelaku Batik Eco Print Blora menunjukkan hasil produksinya saat ikuti pameran ajang Blora Culture Festival 2024 yang digelar oleh Dinporabudpar Blora
Komunitas Daun Estetik pelaku industri Batik Eko Print Blora ikuti pameran di Lapangan Kridosono Blora
Batik Eco Print
BLORA, ME - Batik eco print ternyata sudah menjadi trend baru oleh para desainer busana, baik internasional maupun nasional, lima tahun terakhir ini, banyak ditampilkan pagelaran adi busana dengan thema batik eco print, yaitu batik yang dalam teknik pewarnaannya menggunakan material alami, yaitu daun - daunan tanaman lokal.
Di samping untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan dari limbah kimia industri, metode eco print lebih mudah diterapkan, namun hasilnya tidak kalah bagusnya dengan batik tulis atau cap, bahkan lebih digemari karena lebih kekinian, sehingga disukai oleh para milenial muda.
"Batik eco print ini prosesnya lebih mudah, dan bahannya banyak didapat di lingkungan kita, seperti pewarnaan dari daun jati, daun secang, pepaya dan lain - lainnya, di samping mudah dan cepat, kualitas warnanya juga bertahan lama, tidak mudah luntur, " ungkap Indah, Ketua Komunitas Batik Eco Print Blora, saat ditemui Monitor Ekonomi di stand UMKM, untuk memamerkan produknya, saat digelar Blora Culture Festival 2024 di Lapangan Kridosono hari Jumat (6/9/2024).
Produk Pelengkap Busana
Masih menurut Indah, Komunitas Aesthetic Ron Blora dibentuk untuk mewadahi para pelaku usaha batik eco print di Blora, mengingat pasar yang bagus dan banyak diminati, para pelaku usaha tersebut, tidak hanya membuat kain dan baju motif eco print, namun juga mengembangkan produk pelengkap busana lainnya, seperti tas tangan, topi, jaket, hijab bahkan sepatu dan sandal pun dibuat dengan motif tersebut.
"Kami juga membuat topi, hijab, jaket, tas tangan, bahkan juga sepatu dan sandal, dengan desain eco print ternyata hasilnya juga bagus, dan diminati oleh pasar secara online maupun langsung, saat pameran - pameran seperti ini," ujar Indah Kusuma, warga Kelurahan Bangkle ini.
Indah juga menyampaikan bahwa eco print ini diminati oleh ibu - ibu, dirinya diminta untuk gelat pelatihan di Pedesaan, karena kemudahan praktek dan bahan bakunya. Harapannya, dengan pelatihan batik eco print, bisa menjadi solusi untuk meningkatkan industri rumahan di desa - desa, sehingga dibutuhkan keterlibatan Pemerintahan Kabupaten Blora melalui Organisasi Perangkat Daerah terkait, untuk mengembangkan industri ini.
"Kalau Pemkab bisa ikut turun tangan mengembangkan pelatihan ini, saya yakin Desa - desa kita terutama untuk ibu - ibu dan remaja putrinya akan maju perekonomian keluarganya, dan kami siap membantu melatih mereka hingga mahir," tandas Alumni SMUN 1 Blora Angkatan 1994 ini.
Perlindungan Produk UMKM
Di tempat terpisah, Pengamat Ekonomi dan Sosial Blora, Kurnia Adi menyampaikan pesimistis akan perkembangan industri yang dihasillkan oleh para pelaku UMKM di Blora bisa maju dan melejit, jika tidak diikuti kebijakan perlindungan produk - produk yang dihasilkan para pelaku UMKM Blora ini.
"Pemerintah Kabupaten melalui OPD terkait, seperti Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan dan Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Blora seharusnya tahu dan sigap menangkap dan membantu, adanya potensi - potensi yang bisa menumbuhkan perokonomian lokal, kawal mereka sampai ke pemasarannya, jika perlu usulkan Perda Perlindungan Produk UMKM lokal, agar terserap di APBD untuk pemasarannya," ujarnya.
Masih menurut, Kurnia Adi, pelatihan tanpa eksekusi membantu pemasaran juga menjadi percuma, sebagai contoh pengadaan batik atau seragam, pakaian dinas lapangan selalu membeli dari luar Kabupaten Blora, tidak mau membeli dari pelaku usaha lokal, sehingga para pengrajin di Blora tidak mendapatkan akses pertumbuhan ekonomi dari adanya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di setiap tahunnya.
"Jadi pengentasan kemiskinan itu gak hanya sebatas ribut di rapat saja, tetapi harus konkret dimulai dari perlindungan industri rumahan di seluruh wilayah Kabupaten Blora, setiap Desa pasti memiliki industri rumahan, itulah yang harus didata dan dilindungi keberlangsungan hidupnya, dan ini juga harus dilakukan oleh Pemerintahan Desa, untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi rakyat," tandasnya. (Rome)
0 Komentar