Kepala Sekolah SMP 1 Tunjungan
Ulang Tahun SMP
BLORA, ME - Bertempat di Ruang Pertemuan Terbuka SMP Negeri 1 Tunjungan, pada hari ini, Kamis (23/11/2023), puncak Peringatan Hari Ulang Tahun ke - 41 sekolah digelar, rangkaian pemotongan tumpeng dan dilanjutkan dengan penampilan Seni dan Budaya telah disuguhkan dalam acara Pentas Seni Peringatan HUT SMPN 1 Tumjungan.
Hadir dalam peringatan tersebut, Kepala Sekolah SMPN 1 Tunjungan, Parjo, Pengawas Sekolah dan Kepala UPTD Pendidikan Dasar SMP Wilayah Kecamatan Tunjungan , dan Camat Tunjungan, serta para Guru, Staf dan ratusan siswa - siswinya.
Kepada awak media, Kepala Sekolah SMPN 1 Tunjungan, Parjo berharap di usia yang telah mencapai 41 Tahun, bisa terus meningkatkan prestasi dan mutu pendidikan untuk seluruh anak didiknya, melalui pemenuhan fasilitas belajar mengajar dan Pendidikan Profil Pelajar Pancasila dan ekstra kulikuler ketrampilan dan seni budaya.
"Dengan usia ke - 41 Tahun ini, kami seluruh jajaran pendidikan di SMP 1 Tunjungan ini terus berupaya memenuhi fasilitas dan kebutuhan pendidikan siswa siswi kami, dengan pendidikan ketrampilan usaha dan seni budaya, sehingga begitu lulus dari sini, mereka sudah siap bersaing untuk menempuh pendidikan di atasnya yaitu SMA atau SMK," ungkap Kepala Sekolah Parjo.
Perlu Rehabilitas Gedung
Kepala Sekolah, Parjo juga berharap kerusakan gedung utama sekolahnya bisa segera diperbaiki, mengingat kondisinya yang sudah rusak, yaitu konstruksi atap sudah lapuk dan melengkung, tegel lantai yang sudah tidak rata alias naik turun dan pecah di sana - sini baik di dalam maupun di selasarnya.
"Kami berharap, tahun 2024 ini, Gedung kami bisa direhabilitasi total, syukur kalo dibangun dua lantai, untuk menambah ruang kelas, laboratorium komputer dan bahasa, serta tempat untuk giat ekstra kulikuler ketrampilan siswa - siswi kami," ungkapnya kembali.
Saat di cek, memang kondisi gedung sudah tidak layak untuk digunakan, bangunan atap harus disangga dengan kayu, untuk menahan ambrolnya, sementara terlihat kayu - kayu blandar dan usuknya yang sudah lapuk, plafonnya pun sudah banyak yang lepas dan pecah.
Sementara untuk bangunan lantainya, sudah tidak rata sehingga bisa membahayakan, karena perbedaan kontur tinggi dan rendahnya, dan keramik lantainya pun banyak yang lepas, kusam, rapuh, dan pecah di sana sini. Intinya dibutuhkan rehabilitasi berat sekaligus meningkatkan fungsi gedung segera.
Pesan Stop Bulliying
Sementara itu di saat yang sama, salah satu siswa dari kelas 8C, yang bernama Bayu Putra, yang berasal dari Desa Sukorejo, Dukuh Blingi, mengaku senang menempuh pendidikan di sekolahnya, menurutnya Kepala Sekolah dan Gurunya sangat perhatian dengan kondisi anak didiknya.
Saat dimintai pendapatnya terkait aksi bulliying yang dilakukan oleh anak - anak seusianya atau setingkat SMP, dirinya yang mengaku pernah di-bully oleh temannya sendiri, menjelaskan agar tidak lagi ada aksi bulliying antar siswa siswi baik satu sekolah maupun luar sekolah.
"Saya berharap stop aksi bulliying, yaitu perilaku kekerasan satu anak atau sekelompok anak kepada sekelompok yang lain, itu sangat tidak baik, stop bullying," tandas Bayu.
Selain Bayu, siswi yang lain yaitu Dwi Andini berharap tidak ada bulliying yang terjadi di sekolahnya, maupun sekolah lainnya, karena tugas siswa siswi adalah belajar dengan rajin. Bukan untuk melakukan bulliying.
Kepala Sekolah, Parjo juga menegaskan bahwa pihak sekolah tidak akan mentolerir tindakan bulliying siswa - siswinya, untuk itu pihak sekolah selalu menjalin hubungan komunikasi dan koordinasi yang intens dengan para orang tua melalui Komite Sekolah. (Rome)
0 Komentar