IKLAN




 

Cegah Krisis Pangan, Bisi Siap Budidaya Benih Jagung 3000 Hektar Di Blora

Direktur Produksi Bisi, Triyono Adiyanto (baju putih) berfoto bersama petani Mitra Bisma Blora - Grobogan.

"Direktur Produksi Lapangan PT Bisi International Tbk tinjau langsung lahan budidaya jagung benih di Desa Nglandeyan, Kedungtuban yang dilaksanakan petani Mitra Bisma Blora"

    Triyono Adiyanto, Direktur Produksi Bisi

Budidaya Benih Jagung
BLORA, ME - Saat meninjau lokasi penanaman jagung benih Bisi di lahan milik petani dari Desa Nglandeyan, Kecamatan Kedungtuban, Blora, Direktur Produksi Lapangan PT Bisi International Tbk, Triyono Adiyanto merasa puas dan optimis untuk meningkatkan luasan pembudidayaan jagung benih dengan petani dari Blora - Grobogan yang tergabung dalam Mitra Bisma.

Dengan didampingi General Manager Area Jateng - DIY, Budi Setyo Utomo dan Peneliti sekaligus Formulator Pupuk Organik Cair Marolis, Cahya Yudi Widianto, mengecek langsung tanaman dari benih jagung yang masih berusia 20 hari itu, di lahan seluas 6 hektar, milik Kelompok Petani Milenial Putra Blora yang diketuai oleh Hadi Setyo Prono.

Dirinya mengaku optimis berhasil mengembangkan budidaya benih jagung di Blora dan Grobogan, serta menantang petani untuk perluasan areal penanaman hingga akhir tahun 2023 ini sebesar 3000 hektar. Demi mewujudkan ketahanan pangan di seluruh wilayah Indonesia, dengan program swasembada benih indukan, seperti yang ditugaskan oleh Pemerintah Pusat.

"Kita harus bisa mewujudkan swasembada benih indukan sendiri, artinya untuk mencegah timbulnya krisis pangan, dan untuk ketahanan pangan, untuk itu Bisi siap kembangkan terus budidaya benih jagung ini, saya menantang untuk diperluas hingga 3000 hektar sampai akhir tahun ini," ungkapnya kepada para awak media.

Program pembenihan jagung Bisi - Marolis di Blora dan Grobogan ditarget perluasan 3000 hektar hingga akhir tahun 2023 ini

Kepastian Pembelian Benih
Triyono juga menjelaskan kepastian pembelian benih yang ditanam oleh Petani yang tergabung dalam Mitra Bisma Blora ini, untuk kebutuhan benih produksi Bisi sendiri, untuk kebutuhan nasional, dan ada investasi skema penyaluran benih gratis untuk setiap petani mitra, serta pemberian kebutuhan saprodi yang dibiayai sebagai pinjaman, nantinya akan dibayar oleh petani setelah panen.

"Jadi program kami, disamping untuk memenuhi kebutuhan benih produksi pabrik kami, juga untuk membantu para petani dengan mengurangi beban pembiayaan budidaya benih jagung ini, benih gratis, dan memberikan pinjaman untuk saprodinya berupa pupuk organik cair yang bekerjasama dengan Marolis, dan pupuk kimia, jadi semua itu harus kami pertanggungjawabkan, benih harus diserap oleh pabrik kita," ujarnya kembali.

Sementara itu, di tempat yang sama, Cahya Yudi Widianto, Peneliti Independen yang mendampingi program pembenihan jagung, melalui produk pupuk organik cairnya yaitu Marolis, memastikan.kepads petani mitra untuk mengikuti standar operasional prosedur Mitra Bisma, agar para petani berhasil menanam budidaya jagung benih Bisma ini.

"Saya meminta setiap Peluncur program Mitra Bisma aktif memberitahukan kepada petani binaannya untuk melakukan pemupukan sesuai SOP, gunakan Marolis, untuk membenahi lahan kita agar sehat dan subur kembali, sekaligus mengurangi ketergantungan pupuk kimia hingga 50%," paparnya.

               Hadi Setyo Prono (kiri)

Butuh Dukungan Alsintan
Kepada para awak media, Ketua Petani Milenial Putra Blora, Hadi Setyo Prono menjelaskan bahwa pihaknya merasa sangat terbantu sekali, dengan adanya program budidaya pembenihan jagung dari PT Bisi yang bekerjasama dengan POC Marolis ini, menurutnya petani harus bisa mengikuti program - program budidaya, untuk meningkatkan pendapatannya, sehingga harga tidak dipermainkan oleh para tengkulak.

"Kami sangat terbantu dengan adanya program seperti ini, dilaksanakan dengan sungguh - sungguh sesuai SOP, ada kepastian pembelian pasca panen dan keberlanjutan programnya, dan kami berharap pemerintah juga bisa membantu kami, dengan penyediaan alsintannya, dan juga kredit yang lunak untuk kami, jangan dibiarkan kita sendiri, sementara jargonnya hanya kata - kata, gak ada kenyataannya," ujar Hadi SP ini.

Di akhir kunjungan, Direktur Produksi Bisi juga mengungkapkan kemungkinan ada dibukanya pabrik benih di Jawa Tengah, bila program ini berhasil dilaksanakan di Blora dan sekitarnya, untuk itu dirinya menantang kepada para Petani Blora dan Grobogan dan Kabupaten sekitarnya bisa ikut mensukseskan target 3000 hektar per tahun budidaya benih ini, hingga tahun 2030 nanti.

"Kalau program ini berhasil di Blora, bukan tidak mungkin kita akan membuka pabrik benih di sini, seperti di Bima dan dua daerah lainnya, untuk Jawa Tengah insya Allah, bisa dipertimbangkan oleh manajemen pusat, dibuka pabrik di sini, saya menantang program ini harus berhasil dulu," ungkap Triyono Adiyanto. (Rome)

Posting Komentar

0 Komentar