Persiapan Panen Raya
BLORA, ME - Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kecamatan Jati, gelar persiapan panen raya padi Galur Putra Blora 01 (PB 01), dengan melaksanakan uji ubin hasil padi Galur PB 01 yang ditanamnya di lahan seluas 2 hektar di areal sawah Desa Gabusan, Kecamatan Jati pada Jumat (10/2/2023) sore kemarin.
Kepada Monitor Ekonomi, Ketua LPPNU Kecamatan Jati, Wahyudi mengungkapkan bahwa pihaknya siap bersinergi untuk mengembangkan padi Galur PB 01 di seluruh Kabupaten Blora dan daerah lain, mengingat prediksi hasil panennya memuaskan karena jauh di atas varietas padi yang sudah ada, sebelumnya.
"Hari ini (jumat.red) kami akan gelar uji ubin padi Galur PB 01 di lahan kami, untuk mengetahui berapa jumlah produksi panen dari padi Galur ini, kami juga mengundang Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Dinas dan jajarannya untuk melaksanakan uji ubin tersebut, dan disaksikan langsung oleh Bupati Blora, Arief Rohman, dan tokoh - tokoh dari MWC NU Jati, yang juga mayoritas adalah petani" ungkapnya.
Apresiasi Hasil Ubinan
Sementara itu di saat yang sama, Bupati Blora, Arief Rohman yang didampingi Camat Jati, Kepala BPP Dinas Pertanian Kecamatan Jati, Suharto, Ketua Petani Milenial PB 01, Hadi SP, Ketua MWC Nahdlatul Ulama Kecamatan Jati, Sugino, serta Ketua LPPNU Jati, Wahyudi, menyaksikan langsung proses uji ubin yang dilaksanakan oleh Petani bersama Petugas BPP Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan Blora.
Dengan menggunakan besi pengukur 2,5 meter kali 2,5 meter, untuk mengambil sampel padi PB 01, kemudian dipotong dan ditimbang bulirnya. Seluruh rangkaian tersebut disaksikan langsung oleh Bupati Arief Rohman, sebagai bentuk perhatian dan dukungannya atas penemuan padi Galur PB 01, usai gelar panen raya di Desa Nglandeyan, Kecamatan Kedungtuban, pada hari Selasa (7/2/2023) yang lalu.
Kepada Monitor Ekonomi, Bupati Arief siap mendampingi dan mengawal upaya sertifikasi dan hak paten atas temuan padi Galur PB 01 oleh Hadi Setyo Prono, warga Desa Nglandeyan tersebut, sehingga bisa mendapatkan ijin edar lebih luas lagi, bahkan untuk skala nasional.
"Kami sangat apresiatif sekali dengan temuan dan inovasi dari mas Hadi dan teman - teman PB, dan kini bersinergi dengan LPPNU Jati, hasilnya tadi disampaikan prediksi mencapai 13,8 ton per hektar, ini luar biasa dan perlu kita kembangkan lebih luas, setelah mendapatkan sertifikasi benih, dan hak paten serta ijin edarnya, kita perlu buat tim untuk mengawal ini, saya minta Dinas Pertanian terus mendampingi mereka" ungkapnya.
Hasil Panen Maksimal
Sesuai dengan hasil ubinan yang dilaksanakan oleh petugas dari BPP Pertanian potensi hasil panen diprediksikan bisa mencapai 13 - 14 ton per hektar untuk padi PB 01 yang ditanam dengan sistem ombol atau model rumpun, dengan satu meter persegi ditanam 25 rumpun, yang berisi 12 - 14 batang padi, seperti yang diungkapkan oleh Sutomo, salah seorang petani PB 01 dari Jati.
"Hasil perhitungan dari PPL potensi panen padi PB setelah diubin adalah sekitar 13 - 14 ton per hektar, dan ini akan kami ulangi kembali untuk diubin kembali pada saat panen 5 hari ke depan, setelah semua padi masak, hari ini adalah ujicoba untuk persiapan panen nanti, kami optimis bisa mencapai 15 ton per hektar dengan sistem kami, dan ini adalah padi organik karena penggunaan pupuk kimia sangat minim, hanya 20% saja," ungkap Sutomo.
Di saat yang sama, Hadi Setyo Prono sang pelopor sekaligus penemu Galur padi PB 01 ini pun mengakui inovasi petani dari LPPNU Jati termasuk berani, karena menerapkan pola tanam ombol yang maksimal yaitu per meter menanam benih 25 rumpun, dengan 12 - 14 benih atau batang untuk mengejar produksi buahnya.
"Ini lebih luar biasa lagi, pak Wahyudi dan Pak Sutomo yang dari LPPNU Jati malah menanam ombol lebih banyak dari yang saya tanam di Nglandeyan dan hasilnya luar biasa, semakin banyak rumpun semakin besar hasilnya, optimis bisa 15 ton per hektar lebih, oleh karena itu pesan kami untuk para petani Blora, mari kita ubah pola tanam dan pemupukan menuju padi organik," tandasnya. (Rome)
0 Komentar