IKLAN




 

Kampus Desa Sidorejo, Untuk Bantu Kesulitan Warga

           Agung Heri Susanto, ST

"Pemerintah Desa Sidorejo serap aspirasi dan kesulitan warganya, terutama para petaninya dengan melaksanakan program Sekolah Desa di Balai Desa yang disebut Kampus Desa"

Program Edukasi Warga
BLORA, ME - Sekolah Desa yang dibuka langsung oleh Kepala Desa Sidorejo, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Agung Heri Susanto, adalah upaya untuk melaksanakan program edukasi sekaligus untuk memberikan solusi atas kesulitan ekonomi warganya, terutama para petani Desa setempat.

Bertempat di Aula Balai Desa Sidorejo, kegiatan Sekolah Desa dilaksanakan mulai tanggal 20 - 31 Mei 2022, dengan berbagai target dan sasaran, yaitu para petani dan ibu - ibu PKK serta Pemudanya, yang diikutsertakan dalam pelatihan pemberdayaan masyarakat di Blora, dengan tujuan untuk membantu memecahkan masalah yang terjadi di pedesaan, utamanya masalah ekonomi.

"Kami ingin memberikan edukasi sekaligus untuk membantu kesulitan warga kami, yang mana saat ini dialami oleh para petani kami, yang mengalami kerugian yaitu gagal panen di ratusan hektar sawah akibat hama, dan kondisi cuaca yang tidak menentu ini, kami laksanakan sekolah Tani, untuk mencari solusi yang terbaik," ungkap Agung Heri Susanto, Kades Sidorejo yang juga sekaligus Ketua Praja APDESI Kabupaten Blora ini.

Kembali Kepada Alam
Dalam sekolah Tani tersebut, ungkap Agung Heri adalah sebagai upaya untuk mengembalikan penggarapan sawah dan ladangnya secara organik, atau setidaknya dapat mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia, yang telah dilakukan selama lebih dari 40 tahun oleh warganya, yang mana dalam mengerjakan sawahnya benar - benar menggunakan pupuk alami yang ada, baik dari unsur hayati dan hewani.

"Dalam Sekolah Tani yang diikuti oleh 85 peserta petani kemarin, kita belajar membuat pupuk yang menggunakan bahan - bahan alami, yang banyak terdapat di Desa kami, bukannya kami menolak pupuk kimia, akan tetapi untuk mengembalikan unsur hara tanah kami, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Kita kembalikan kejayaan petani kita pada tahun 1984, dalam pengelolaan pertanian alami dan mendapatkan penghargaan dari Presiden saat itu," paparnya kepada Monitor Ekonomi di ruang kerjanya, Minggu siang (29/5/2022).

Semua itu dilakukan dan sekaligus digagas oleh Kepala Desa Sidorejo, sebagai upaya untuk membantu warganya, yang mengalami gagal panen pada masa tanam kedua, para petani mengalami kerugian sedikitnya sebesar Rp. 5 Milyar, akibat hama dan penurunan kualitas tanaman akibat penggunaan pupuk kimia, padahal Desa Sidorejo bisa panen 3 - 4 kali dalam.setahun, dan sialnya lagi tidak adanya asuransi pertanian untuk menutupi kerugian tersebut.

"Kami tidak tahu seperti apa mekanisme asuransi pertanian itu, karena belum pernah ada sosialisasi terkait hal itu, kepada siapa mereka harus bertanya? Saat mengalami kondisi itu, kami buka kampus Desa ini, untuk mencarikan solusi akan permasalahan yang kami alami ini, dengan mengundang narasumber dari Dinas Pertanian dan Konsultan Pertanian dengan difasilitasi oleh dana corporate social responsibilty (CSR) Pertamina EP Field Cepu yang berpusat di Surabaya," ungkapnya. (Rome)


Posting Komentar

0 Komentar