IKLAN




 

Dispensasi Pernikahan Dini Paling Banyak Karena Hamil Di Luar Nikah


Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo (batik merah) melihat beberapa menu sehat untuk anak balita dan ibu hamil demi pencegahan stunting di Blora.

"Kepala BKKBN Pusat dan Anggota Komisi IX DPR RI kunjungan kerja di Blora, untuk sosialisasi percepatan pencegahan anak stunting, akibat kehamilan ibu yang masih di bawah umur"

Kunjungan Kepala BKKBN
BLORA, ME - Bertempat di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, pada hari Sabtu (14/5/2022) kemarin, Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo yang didampingi oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Edi Wuryanto, melaksanakan sosialisasi dan KIE Bangga Kencana yang mengangkat isu tentang percepatan pencegahan anak stunting atau kurang gizi, akibat kehamilan ibu - ibu muda dari pernikahan dini.

Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo berpesan kepada para remaja yang tergabung dalam Genre, untuk aktif memberitahu teman - teman seusianya, agar tidak menikah dini. Dan pendidikan seks untuk anak dengan tujuan memberi pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang matang untuk kehamilan.

"Kami berpesan kepada genre agar bisa kasih tahu temannya agar tidak buru - buru menikah, untuk laki - laki minimal berusia 28 tahun, untuk yang perempuan minimal usia 25 tahun, karena di usia itu kandungan sudah kuat, dan mental spiritualnya sudah matang," ungkap Hasto Wardoyo, ahli bayi tabung ini.

Bupati Arief dan Wabup Etik dampingi Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo dan Anggota Komisi IX DPR RI, Edi Wuryanto.

Hamil Luar Nikah
Saat dikonfirmasi terkait jumlah dan penyebab banyaknya dispensasi pernikahan dini melalui Kementerian Agama yaitu melalui Pengadilan Agama, Hasto mengatakan bahwa rata - rata disebabkan oleh hamil di luar nikah.

"Ya seperti yang diungkapkan oleh Kementerian Agama tadi, rata - rata dispensasi pernikahan dini ini, akibat dari kehamilan di luar pernikahan, yaitu akibat dari seks bebas, untuk itu kita harus bersama - sama bekerja keras mencegah seks bebas ini, mulai dari keluarga, lingkungan dan Pemerintah," tandasnya.

Stunting Blora Turun
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI dari Dapil Jateng 3, Edi Wuryanto juga mendorong percepatan pencegahan stunting dengan produk makanan yang bergizi tinggi seperti pengolahan daun kelor, dan menurutnya Blora berhasil menurunkan angka stunting, berkat budidaya tanaman kelor ini.

"Kabupaten Blora layak menjadi contoh untuk percepatan penurunan angka  stunting, karena didukung oleh produk budidaya tanaman kelor, dan giatnya Pemerintah Kabupaten Blora untuk mensosialisasikan bahaya stunting kepada warganya, dan berhasil," ungkapnya kepada Monitor Ekonomi. 

Di saat yang sama, Bupati Blora, Arief Rohman menyampaikan terima kasih atas penilaian keberhasilan dalam penanganan stunting dari Kepala BKKBN Pusat, dan siap terus meningkatkan keberhasilan itu hingga ke desa - desa agar tidak muncul kasus stunting baru.

"Bersama Dinas Kesehatan, Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, Tim Penggerak PKK Kabupaten, dan Pegiat Kader Posyandu, Penyuluh KB dan Genre kita, siap terus sosialisasikan pencegahan stunting hingga ke desa - desa, hingga tidak muncul kasus baru," ujar Gus Arief 
(Rome)

Posting Komentar

0 Komentar