IKLAN


 

Dua Sumur Tua Kedinding Alami Flowing, Penambang Lokal Berharap Ijin Kelola

Tiga warga Desa Kalen, Hadi, Warjan dan Nurhadi berharap pengelolaan migas di wilayahnya bisa mensejahterakan ekonomi lokal desanya.

"Dua sumur tua di Lapangan Kedinding nomor 8a - 8b, dan nomor 10, yang terletak di Desa Kalen, mengalami flowing atau mengeluarkan minyak sendiri, meskipun telah lama tidak beroperasi, penambang lokal berharap bisa mendapatkan ijin untuk kelola"

Tripot bekas pengelolaan sumur tua jaman Belanda yang masih berdiri kokoh

Potensi Migas Kalen
BLORA, ME - Tiga warga Desa Kalen merasakan bahwa potensi minyak dan gas yang dimiliki desanya cukup besar, jika dilihat dari flowing minyak, atau minyak  yang keluar sendiri dari dua titik sumur, yaitu sumur nomor 8a - 8b dan sumur nomor 10, padahal sudah puluhan tahun tidak pernah dikelola kembali, baik oleh PT Blora Patra Energi maupun Paguyuban Penambang Sumur Tua tinggalan Belanda tersebut, dikarenakan ijin pengelolaannya telah habis.

"Dua sumur kami memang sebelumnya pernah mengalami flowing yang besar sekitar 5 bulan yang lalu, dan saat ini masih terus keluar, meskipun tidak menyembur, tapi hasilnya lumayan dalam dua bulan ini, bisa mencapai 10.000 liter atau 2 tangki ukuran 5000 liter, tapi sayangnya belum ada ijinnya lagi, sehingga tidak bisa kita ambil, untuk disetorkan ke Pertamina Cepu," ungkap Warjan, salah satu penambang setempat.

Peninggalan Jaman Belanda
Saat media kesayangan anda memastikan ke lapangan, terlihat dua lubang sumur, yaitu nomor 8a-8b, itu mengeluarkan minyak yang berwarna hitam pekat, dengan bau yang khas beraroma gas yang menguap dari mulut sumur tersebut. Selanjutnya minyak yang kaluar itu, mengalir ke bak beton yang berukuran 8 m x 4 m x 1,5 m, penuh dengan minyak mentah, bercampur air asin.

Penulis pun berkesempatan mencelupkan jari, untuk menguji kualitas minyak mentah di lubang sumur nomor 8b, dan ternyata memang mengandung minyak bumi yang hitam pekat kekuningan dan kental, sepertinya minyak mentah itu berkualitas bagus, bila dieksploitasi dan diproduksi kembali, sesuai dengan regulasi yaitu Peraturan Menteri ESDM Nomor 01 tahun 2008, tentang pedoman pengusahaan pertambangan minyak bumi pada sumur tua, yang dulu adalah peninggalan jaman penjajahan Belanda itu.

"Sumur ini tergolong dangkal, hanya sekitar 250 meter dalamnya, sudah keluar minyaknya, dengan kualitas yang bagus, sayangnya, kita tidak bisa mengambilnya untuk dikirimkan ke Menggung, yang hasilnya bisa untuk kesejahteraan masyarakat Desa Kalen ini, dan kami sangat berharap bisa diijinkan untuk mengelolanya, tapi bagaimana jalurnya kami tidak tahu, padahal kami sudah punya paguyuban penambang sumur tua, mohon bantu kami," pinta Hadi, tokoh pemuda setempat.

Sepuluh Titik Sumur
Nurhadi, anggota penambang yang lain menyampaikan bahwa khusus di Desa Kalen, terdapat sepuluh titik sumur, yang letaknya berada di kawasan atau lahan Perum Perhutani KPH Cepu, BKPH Kedinding, Desa Kalen, Kecamatan Kedungtuban, yang telah mendapatkan Ijin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial (IPHPS) yang dikelola oleh Kelompok Tani Desa Kalen, Kecamatan Kedungtuban.

"Di lahan ini ada 10 titik sumur tua peninggalan Belanda, tapi hanya dua yang mengalami flowing, yaitu 8a - 8b dan nomor 10 ini, yang terus mengeluarkan minyak, meskipun debitnya kecil, kalo bisa kita kelola mungkin bisa meningkat debit keluarnya minyak mentah, dari sumur yang memiliki kedalaman 412 meter, kami sangat berharap warga bisa mengelola sumur tua Desa kami," ungkap Nurhadi.

Sementara itu, seperti yang telah diketahui bahwa Lapangan Kedinding adalah salah satu lapangan dari empat lapangan migas, yang nantinya akan dikelola oleh PT Blora Sarana Sejahtera (BSS), anak perusahaan dari PT Blora Patra Energi melalui skema Kerja Sama Operasi (KSO) dengan KVell Energy, perusahaan migas swasta dari negara Singapura, yang beberapa bulan lalu, telah mendapatkan ijin untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi empat lapangan migas, selama kurun waktu 10 tahun.

Siap Akomodir Warga
Sementara itu Katerina, Humas dari  KVell Energy mengaku kaget atas temuan flowing minyak di dua sumur tersebut, pasalnya enam bulan sebelumnya pernah dicek, tidak ada kejadian flowing, dan dirinya pun  berjanji bahwa, dalam pengerjaan penambangan migasnya dimanapun, Perusahaannya yaitu KVell Energy, akan selalu mengakomodir para pekerja non skill dari warga lokal, untuk pekerjaan pembukaan lahan dan penataan konstruksi jalan.

"Dalam Minggu ini, kami akan survey kesana untuk mengecek kebenaran informasi tersebut, karena Perusahaan KVell Energy membutuhkan data yang valid dari Lapangan yang akan dikerjakan, untuk tenaga kerja, jangan kuatir kita akan selalu mengakomodir warga lokal untuk pekerjaan non skill nantinya, untuk itu mohon bantuannya untuk bisa menciptakan kondusifitas di Lapangan Kedinding, Petak, Lusi dan Metes nantinya," ujarnya melalui saluran telepon selularnya kepada Monitor Ekonomi, pada Senin sore (11/4/2022). 

Di saat yang sama, Ketua Kelompok Tani Milenial Hutan Desa Kalen, Hadi juga mengungkapkan bahwa warga Kalen, siap menyambut adanya KSO yang akan  mengeksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas di wilayahnya yaitu Desa Kalen, dan berharap bisa dilibatkan untuk bekerja, sehingga bisa meningkatkan perekonomian warga, agar tidak hanya menjadi penonton saja. (Rome)

Posting Komentar

0 Komentar