IKLAN


 

Waduh, Proyeksi Setoran BPE Turun Tahun 2022

Direksi PT BPE memberikan paparan rencana kerja dan bisnis kepada Komisi B DPRD Blora

"Blora Patra Energi memproyeksikan setoran PAD dari pengelolaan minyak dari sumur tua akan menurun, dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp. 400 Juta, menjadi Rp. 328 Juta, akibat belum stabilnya harga minyak dunia"

Rapat Dengan DPRD
BLORA, ME - Senin (27/9/2021) kemarin, Direksi PT Blora Patra Energi datangi Ruang Rapat Komisi B DPRD Blora, untuk memaparkan rencana kerja dan bisnis dari Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Blora, yang mengelola minyak dari sumur tua. Rapat bersama Komisi B, dipimpin langsung oleh Yuyus Waluyo, dari Partai Nasdem.

Turut hadir, 7 Anggota Komisi B, antara lain, Siswanto dari Partai Golkar, Lina Hartini PDIP, Munawar PKB, Agus Untoro Hanura, Eko Adi Nugroho PDIP, Jayadi Gerindra, dan Nyoto Priyo Utomo dari PKB. Sementara dari BPE hadir Direktur Utama, Tri Harjianto, Direktur Operasional, Awan Pradigsa, dan Kepala Bidang Umum dan  Keuangan, Sri Wahyu Ningsih didampingi staf administrasi.

"Kami ingin mendengarkan rencana kerja dan bisnis dari BPE ke depan seperti apa, kemudian targetnya bisa berikan PAD Blora berapa, kami berharap bisa meningkat dari tahun ke tahun, dan BPE bisa terus bekerjasama dengan investor manapun, yang kebetulan Dirutnya kan baru nih, ya kita harus kenal, kalo untuk teknis langsung sama BPE," ungkap Yuyus Waluyo, Ketua Komisi B.

           Dirut PT BPE, Tri Harjianto

Proyeksi PAD Turun
Kepada para awak media, Dirut baru dari PT BPE, Tri Harjianto mengungkapkan proyeksi setoran pendapatan asli daerah dari sektor pengelolaan minyak sumur tua di Ledok dan Semanggi, bakal menurun akibat dari potensi yang menurun juga.

"Kami sampaikan bahwa proyeksi pendapatan dari pengelolaan sumur tua kita di lapangan Ledok dan Semanggi akan menurun untuk tahun depan (2022), karena kita hanya dapat dari ongkos angkat angkut, kemudian itu terpengaruh dengan harga minyak juga yang belum stabil, sementara potensi minyak kita semakin menurun, kita produksi terus setiap hari, turunnya dari Rp. 400 Juta ke Rp. 328 Juta." ungkap Tri Harjianto.

Optimalisasi Sumur Tua
Oleh karena itu, BPE akan berupaya mengoptimalkan sumur - sumur yang telah mendapatkan ijin dari Pertamina EP, untuk dilakukan pembukaan titik - titik sumur yang belum diproduksi, setidaknya hingga 50% dari yang telah diijinkan oleh KKKS, yaitu Pertamina selaku pemilik Blok.

"Saat ini produksi bulanan kita baru 4000 barrel per bulan atau sekitar 400 ribu  - 500 ribu liter per bulan, dan itu akan semakin menurun produksinya, oleh karena itu, kita akan lakukan optimalisasi sumur - sumur yang sudah mendapatkan ijin dari Pertamina, untuk kita buka buka dan kita cek potensinya, untuk menambah produksi minyak sumur tua kita, paling nggak 50% dari yang sudah ada ijinnya," paparnya kembali. (Rome)


Posting Komentar

0 Komentar