IKLAN




 

Membaca Arah Kebijakan Blora Baru

"Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Blora tinggal menghitung hari, kita menunggu penentu arah kebijakan Blora baru, apakah hanya bertahan di tengah badai pandemi, atau mampu melompat menuju pulau biru kesejahteraan baru yang nyata?"

Pelantikan Pemimipin Baru

Blora, ME - Arief Rohman dan Tri Yuli Setyowati, akan segera dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Blora, bersama Kepala Daerah Kabupaten/Kota yang lain, serentak secara virtual oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, untuk masa jabatan sesuai Undang - Undang adalah 2021 - 2026, meskipun ada wacana perubahan Undang - Undang terkait Pemilu yang akan direvisi dilaksanakan serentak 2024 nanti.

Kita tidak perlu berdebat, apakah masa jabatan itu hingga genap 5 tahun, atau kurang dari itu, yang perlu kita debatkan atau mungkin lebih baik kita gunakan frasa kita diskusikan, adalah apakah 100 atau 1000 hari ke depan, Pemerintahan Blora di tangan Arief - Etik ini, bisakah menjawab tantangan pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid 19 ini.

Angka Kemiskinan Naik

Tantangan Arief - Etik ke depan, memang tidak semudah membalik telapak tangan, dengan kondisi angka kemiskinan yang naik, lebih dari 11%, bahkan sebelum pandemi Covid 19, atau sebelum pemberlakuan kebijakan pembatasan sosial, tidak bisa dianggap enteng, karena kalau mau jujur, angka kemiskinan itu pastinya semakin melambung di tengah badai krisis kesehatan dunia, wabah pandemi Covid 19.

Belum lagi masalah - masalah klasik, buruknya infrastruktur jalan, terkait distribusi pupuk bersubsidi, ditambah harga komoditas pangan yang anjlok, saat panen raya, kredit yang belum menjangkau rakyat kecil, akibat terbatasnya anggunan, sehingga mereka terjerat rentenir, tengkulak, tingginya angka pengangguran, dan bantuan - bantuan yang tidak tepat sasaran, adalah bentuk lumpuhnya sendi - sendi ekonomi masyarakat, ditambah kebijakan alokasi anggaran setengah hati, dengan alasan adanya refocusing, padahal kenyataannya, sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa) juga masih tinggi, lebih dari Rp. 63 Milyar, untuk menutup devisit anggaran pembangunan tahun berikutnya. Sementara rakyatnya, harus terbelit utang pada rentenir.

Ekonomi Makro

Di sektor ekonomi makro, tidak adanya investasi manufaktur di Blora, juga membuat kondisi masyarakat Blora terpuruk, meskipun adanya angin surga pengaktifan kembali Bandara Ngloram, dijanjikan ke depan mampu mengungkit perekonomian Blora, juga belum tentu mampu, mengingat kondisi ekonomi nasional pun masih tidak menentu.

Namun, kita tidak boleh pesimis, seiring dengan pelaksanaan vaksinasi serentak untuk penanggulangan Covid 19, akan pulih pula kondisi perekonomian, namun bagaimana dengan ekonomi Blora? Dalam kondisi normal saja, angka kemiskinan naik, inilah tantangan untuk Arief - Etik ke depan, menata Blora yang dulunya terkenal dengan kota minyak dan kayu jati terbaik di dunia, namun ironisnya, rakyatnya masih miskin, hingga kini. Kita tunggu langkah - langkah Pemimpin Blora baru, sambil ngopi - ngopi. Selamat bekerja Pak Arief, Bu Etik. (Rome)

Posting Komentar

0 Komentar