Tim dari Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) PDIP Jawa Tengah sedang menggenjot pelatihan untuk para Koordinator Saksi di DPC PDIP Blora untuk memenangkan Pilkada Blora |
"Target DPP PDIP untuk memenangkan Pilkada Serentak 2020, rupanya tidak main - main, dengan menerjunkan Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN), PDIP genjot pelatihan untuk koordinator saksi."
Sambut Pilkada Blora
BLORA, ME - Untuk menyongsong Pilkada Serentak yang kurang 38 hari lagi, Tim dari Badan Saksi Pemilu Nasional (BSNP) dari Partai Banteng Mencereng, mempersiapkan koordinator saksi dengan pelatihan tata cara pengawasan dan perhitungan suara di TPS. Kegiatan sehari itu dilaksanakan di Gedung DPC PDIP Blora, hari Selasa (10/11/2020).
"Kami dari BSNP PDIP Jawa Tengah, mendapatkan mandat untuk mempersiapkan koordinator saksi dari seluruh Kecamatan di Blora ini, dengan target untuk memenangkan pasangan calon yang diusung melalui PDIP," ungkap Giant Permana, SH, dari Divisi Hukum dan Advokasi DPD PDIP Jawa Tengah.
Optimis Menang
Sementara itu, politisi senior PDIP, yang juga mantan Anggota DPRD Blora, Lilik Cepu, menyampaikan optimismenya, Pasangan 02 yang diusung Partai Banteng, yaitu Arief Rohman, MSi - Tri Yuli Setyowati, ST, MM, bisa memenangkan Pilkada Blora ini.
"Persiapan kami (PDIP.red) sangat matang, target harus menang, makanya Partai tidak main - main, saksi dilatih sungguh - sungguh untuk mengawal pemungutan suara, hingga perhitungan suara dari seluruh tahapan, semua harus diamankan, jangan sampai kita dicurangi, selain itu, kita juga aktif turun ke lapangan, untuk kampanye keunggulan visi misi calon kita," ujar Lilik.
Isu Infrastruktur Jalan
Saat turun ke lapangan, Lilik banyak mensosialisasikan isu - isu terkait buruknya infrastruktur jalan, sulitnya pupuk dan air, serta perekonomian yang stagnant, karena tidak adanya investasi yang masuk di Blora, bila dibandingkan dengan Kabupaten tetangga, yang maju akibat adanya investasi besar - besaran.
"Blora harus bisa berubah lebih baik, lebih maju, infrastruktur jalan antar desa sudah memprihatinkan, akan tetapi tidak kunjung diperbaiki, karena kebijakan prioritas anggaran yang keliru, ditambah sulitnya pupuk dan air terus terjadi setiap tahun, tanpa ada solusi yang baik, kemudian investasi sangat minim, tidak ada pabrik - pabrik besar yang mau masuk ke Blora lagi, setelah GMM," tandas Lilik kembali. (Rome)
0 Komentar