IKLAN




 

Kopranesia Jajaki Investasi RPH Di Blora

Ketua Umum Komunitas Perantau Blora (Kopra) Hadi Suharto menjelaskan aplikasi Kopranesia, bisnis yang berbasis teknologi digital yang diupayakannya untuk meningkatkan perekonomian anggotanya dalam bentuk Koperasi Kopranesia (rome)

"Di tengah ancaman pandemik Covid 19 dan krisis ekonomi, Komunitas Perantau Blora melalui Koperasi Kopranesia, jajaki investasi di Blora, Rumah Potong Hewan dan bisnis  retail menjadi sasarannya,"

Komunitas Perantau Blora
BLORA, ME - Ketua Umum Komunitas Perantau Blora yang disingkat Kopra, Hadi Suharto, yang berasal dari Desa Klathak, Kecamatan Jati, menjelaskan tentang upayanya membangun bisnis Koperasi yang berbasis teknologi digital, dengan nama aplikasi Kopranesia, pada Minggu pagi (26/7/2020) di Savana Cafe, Blora.

"Koperasi Kopranesia ini kami buat, dalam rangka membangun ekonomi para perantau Blora, yang tergabung dalam Komunitas Perantau Blora, atau disingkat Kopra, anggotanya se dunia, ada 300 ribu, bayangkan kekuatan ekonomi yang bisa kita bangun, jika kita bisa berdayakan, dengan iuran simpanan pokok dan simpanan sosial Rp. 30.000 per bulan, ada modal Rp. 90 Milyar, yang bisa kita manfaatkan untuk berinvestasi membangun Blora," ungkapnya kepada Monitor Ekonomi.

Aplikasi Mudah Diakses
Melalui aplikasi tersebut, Kopranesia terus membangun jaringan, tidak terbatas hanya untuk komunitas perantau Blora, namun juga kepada warga Blora sendiri. Impiannya membangun jaringan Kopranesia di 16 Kecamatan se Kabupaten Blora. Kemudahan Aplikasi dan transparansi penyaluran dan penggunaan dana menjadi kunci, untuk meraih kepercayaan masyarakat.

"Melalui aplikasi ini, semua anggota bisa mengecek, berapa dana yang terkumpul, dipakai untuk apa saja, laporan pembukuan kita share semua, transparansi, kami ingin membuka jaringan bisnis dan investasi retail Kopra Mart di Blora, di 16 Kecamatan, mari silahkan ikut bergabung di Kopranesia, banyak potensi yang bisa kembangkan di Blora, dalam bisnis ini, komoditas pertanian, perkebunan, dan peternakan, bukankah jagung dan sapi nomor satu produksinya di Jawa Tengah?" ujarnya kembali.

Jajaki Investasi RPH
Mengingat potensi populasi ternak sapi yang nomor satu di Jawa Tengah, namun tidak dimanfaatkan lebih optimal, Hadi Suharto pun tergerak, untuk ikut terjun melalui Kopranesia, dengan menjajaki investasi Rumah Potong Hewan Modern di Blora.

"Populasi sapi kita sangat besar, nomor satu di Jawa Tengah, namun harganya sering tidak bagus, karena dijual hidup, dan masyarakat kita, lebih sering menganggap sapi adalah simpanan, jadi tidak memperhitungkan sama sekali dari segi bisnis, untuk itu, kami ingin memberikan paradigma baru, industrialisasi bisnis peternakan sapi potong, kita kerjasama dengan Pemkab Blora, dengan mekanisme bisnis Both of Turnkey (BOT), kita bangun fasilitas Rumah Potong Hewan, untuk jangka waktu 25 - 30 Tahun, setelah itu, aset menjadi milik Pemkab Blora, namun Pemkab masih bisa mendapatkan PAD melalui retribusi," paparnya.

Potensi Pasar Besar
Kopranesia, tertarik masuk di bisnis ini, karena potensi pasar masih sangat besar, karena kebutuhan daging di Indonesia, sangat tinggi, dan itu tidak bisa dipenuhi oleh peternak di Indonesia, jadi Pemerintah harus mengimpornya.

"Blora, dengan potensi yang besar ini, tidak bisa ambil peluang ini, maunya jual hidup, padahal kalo kita punya RPH sendiri, kita bisa jual dagingnya, akan berlipat - lipat keuntungan yang diraih oleh peternak kita, belum kulitnya, kalau kita samak dan kita proses menjadi tas, sepatu, ikat pinggang, jaket dan produk - produk fashion, Blora harus bergerak, dan bangkit dari tidur panjang!" tandasnya.

Lahan 4 Hektar Pemkab
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Blora, drh. Gundala Wijasena, menyambut baik, bila ada investor yang ingin membangun bisnis RPH modern di lahan milik Pemkab Blora.

"Dulu memang pernah ada gambar perencanaan pembangunan RPH modern di Blora, untuk menggantikan RPH yang ada, ada lahan 4 Hektar yang telah kami siapkan untuk itu, di Gabus, disana sudah ada Pusat Kesehatan Hewan, namun karena kontur tanahnya, harus diurug lebih dahulu, itu yang menjadi kendala, kami apresiasi keinginan Kopranesia untuk berinvestasi RPH modern di Blora, kami siap bantu," ungkapnya kepada Monitor Ekonomi. (Rome)

Posting Komentar

0 Komentar