IKLAN


 

Menunggu Normal Baru Tempat Wisataku

Penulis Farid Darwanto (paling depan) saat berwisata bersama kolega di destinasi wisata Merapi

oleh. Farid Darwanto

Kerinduan akan tempat yang nyaman, untuk melepaskan penat pikiran, sekedar kumpul bersama teman banyak dirasakan oleh mereka yang hobi travelling. Untuk melepas beban yang ada di kepala dengan memandang indahnya alam, asiknya permainan dan serunya medan yang penuh tantangan. Rasa itu menyatu dalam hati, kapan semua itu bisa kembali di ulang lagi.

Virus corona yang hampir lebih dari empat bulan membuat terpuruk sektor pariwisata. Pemasukan menjadi berkurang tajam bahkan malah tak ada pemasukan sama sekali. Investasi yang sudah terlanjur di lakukan membuat sebagian usah harus gigit jari dan bahkan banyak yang merugi. Banting setir dengan usah lain, namun takut malah membuat potensi kerugian semakin menjadi-jadi.

Menunggu dan menunggu. Hanya kata inilah yang bisa di ucapkan. Menunggu pandemi berlalu, menunggu new normal berlaku dan menunggu diperbolehkan membuka kembali tempat -tempat keramaian yang lama telah dirindu.

Berbagai skenario new normal telah di bahas oleh pemerintah soal ijin pembukaan tempat keramaian, tempat pariwisata dan kafe atau karaoke. Semua perlu segera ada kepastian. Karena ekonomi terus menjadi taruhan antar kesehatan dan roda ekonomi yang seimbang tetap menjadi pertimbangan.

Bulan Juli rencana pemerintah mulai membuka tempat wisata, tentu saja telah ada kajian sebelumnya. Penyediaan saran prasaran kesehatan dan aturan pembatasan jumlah pengunjung masih menjadi point utama.

Seperti di Jogja, perbelanjaan dan tempat nongkrong Malioboro sebagian sudah ada aktifitas, namun ada aturan yang perlu ditaati supaya tidak menjadikan klaster baru penyebaran virus. Pemberlakuan scanner untuk melacak para pengunjung dan tentu mengindari berjubelnya pembeli.

Lain lagi tempat wisata di Kaliurang, Jeep wisata Merapi masih menunggu kesepakatan para penyewa jasa Jeep dan Pemerintah Daerah terutama Dinas Pariwisata dan Dinas Kesehatan, skenario apa yang akan di gunakan ketika bulan Juli nanti sudah mulai di buka kembali.

"Menunggu kesiapan mas, rencana Juli buka namun terlebih dahulu akan di cek sarana prasarana yang ada oleh dinas kesehatan dan pariwisata Jogjakarta" terang mas Inung, salah satu pengelola jasa Jeep merapi.

Normal baru sepertinya sudah menjadi lampu kuning untuk beraktifitas seperti biasa, namun tetap perlu diperhatikan akan protokol kesehatan yang telah di tetapkan. Karena menjaga diri lebih baik sebelum menyesal nantinya.

Mungkin tidak hanya di daerah Jogja, kota-kota lain juga sudah merindukan untuk kembali membuka aktifitas pariwisata mereka, untuk menggerakkan perekonomian di sektor tersebut. Mari kita sambut normal baru, ramai lagi tempat wisata ku bergerak kembali ekonomiku. (Frd/me)

Posting Komentar

0 Komentar