IKLAN




 

KUD Harus Jeli Melihat Peluang Bisnis!

Kadang Pratna, Manager KUD Tani Jaya, melakukan inovasi dan berani jeli melihat peluang bisnis yang menjanjikan, (Rome)

"Koperasi Unit Desa (KUD) di beberapa tempat sudah redup, bahkan ada yang telah mati, tak beroperasi. Namun tekad menolak untuk mati, terus dilakukan oleh KUD Tani Jaya, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora. Peluang bisnis penggemukan sapi, dirintisnya, ditengah lesunya oleh penurunan produksi pertanian, karena faktor alam"

Turunnya Produk Pertanian
BLORA, ME - Masa kejayaan Koperasi Unit Desa di hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk Kabupaten Blora, telah berakhir. Tinggal sisa - sisa aset yang berada dalam kondisi tidak terawat, bahkan ada yang telah hancur gedungnya. KUD yang digadang -gadang sebagai Soko guru ekonomi Bangsa yang berazaskan gotong royong itu, adalah tempat favorit bagi perdagangan produk - produk pertanian tanaman pangan, seperti padi, jagung dan kedelai. Namun kini, tidak seindah dulu, produksi pertanian warga Desa, terus menurun, baik jumlah panennya maupun harganya. Sementara para tengkulak berani mengambil dengan harga diatas Koperasi.
"Produksi pertanian saat ini tidak lagi menguntungkan, hasil panennya terus menurun, seiring menurunnya luas lahan, juga faktor alam dan cuaca, yang sudah sulit diprediksi beberapa tahun belakangan ini, oleh karena itu, KUD harus jeli melihat peluang bisnis yang lainnya," ungkap Kadang Pratna, Manajer KUD Tani Jaya, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora.

Stok pakan hijauan dari
rumput gajah pun disiapkan
Bisnis Penggemukan Sapi
Oleh karena itu, KUD Tani Jaya terus berupaya mengembangkan peluang bisnis baru. Di bidang simpan pinjam, inipun,  masih dirasakan cukup berat untuk berkembang. Dari total aset modal sekitar Rp. 9,2 Milyar, sekitar Rp. 3,4 Milyar masih  diputar di simpan pinjam.
"Nilai pinjaman tertinggi adalah sebesar Rp.50 Juta, paling rendah Rp. 1 Juta, namun kredit macetnya juga masih tinggi, makanya kami juga nggak bisa berkembang" imbuh mantan Kepala Desa Sidomulyo itu. Kemudian, diambilah peluang bisnis baru yang dirasa lebih menjanjikan. Bisnis penggemukan sapi menjadi peluang bisnis baru KUD yang telah berdiri sejak tahun 1974 ini.
"Maka kami melakukan bisnis penggemukan sapi, dengan modal awal Rp. 450 Juta, kami buat kandang, beli sapi bakalan, membuka areal penanaman rumput gajah sebagai makanan hijauan sapi, dan produksi pupuk kandang dari kotoran sapi," imbuhnya.

4 Bulan Panen
Penggemukan sapi tersebut, ternyata mampu memberikan keuntungan yang lebih menjanjikan, daripada hasil pertanian. Dengan rincian sebagai berikut, investasi pembelian sapi bakalan, yaitu jenis simental, Brahman seharga Rp. 19 Juta, per ekor, empat bulan kemudian dijual menjadi Rp. 26 - 27 Juta.
"Rata - rata sekali panen kami, menjual 4 - 5 ekor, dalam kondisi hidup, dan telah ada peningkatan bobot sapi, dengan jumlah keuntungan bersih  Rp. 4 juta per ekor, sekali panen bisa dapat Rp. 16 - 20 Juta bersih, sudah dipotong biaya operasional, yaitu pakan dan karyawan pemelihara sapi, yang mengurusi 20 ekor sapi, kami juga merencanakan untuk meningkatkan nilai tambah, menjadi produksi daging sapi, jadi meningkat menjadi industri daging sapi," ungkapnya kembali kepada Monitor Ekonomi, pada Senin (25/1/2020), usai meninjau kandang sapi, yang terletak persis di kantor KUD Tani Jaya tersebut. Di saat yang sama, juga berharap OPD terkait, bisa membantu peningkatan produksi daging sapi, dengan kebijakan untuk membuka pasar yang luas dari sektor tersebut. (Rome)

Posting Komentar

0 Komentar