IKLAN




 

KAHMI Blora Gelar Focus Group Discussion

Focus Group Discussion  digelar oleh KAHMI Blora untuk membahas permasalahan dan potensi yang ada di Blora, untuk mencari ide dan gagasan yang positif untuk Blora ke depan (Foto: Rome)

"Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten Blora, mencoba menggali visi misi dari Calon Pemimpin Blora masa depan, dengan menggelar focus group discussion tentang permasalahan di Blora"

FGD Kahmi Blora
BLORA, ME - Bertempat di Ruang Pertemuan salah satu resto ikan bakar, di kawasan Jepon - Blora, pada Minggu (1/12/2019). Kahmi Blora, menggelar focus group discussion, isu - isu permasalahan Blora, terkait pemanfaatan sumber daya alam, pembangunan yang tidak tepat sasaran, serta pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang tidak menyentuh manfaatnya ke masyarakat kecil, sehingga angka kemiskinan masih tinggi, menjadi sorotan pembahasan. Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Ketua DPRD Blora dari Partai Golkar, yang sekaligus Ketua Presidium Kahmi Blora, Siswanto, SPd, MH, Abdullah Aminuddin, kandidat Calon Bupati Blora 2020, yang juga mantan Wakil Ketua DPRD Blora dari PKB, periode 2014 - 2019, sementara dari pihak Pemerintah Kabupaten Blora, diwakili oleh Puji Ariyanto, Kepala Bidang Pembangunan Fisik dan Sarana Prasarana Badan Perencanaan Dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Blora, dan Dinas Sosial Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Blora, Wahyu, serta Tri Martana sebagai moderator diskusi.

Pembangunan Jalan Minim
Kepala Bidang Fisik dan Sarana Prasarana Bappeda Blora, Puji Ariyanto menyampaikan kondisi fisik infrastruktur jalan yang masih dalam kondisi rusak berat.
"Dari 500 kilometer jalan penghubung antar Desa, dan Kecamatan, hanya 30 persen yang dalam kondisi baik, dan inilah yang mengakibatkan kita sulit maju, kemiskinan semakin bertambah, karena harga - harga panen hasil pertanian dan hortikultural kita, anjlok harganya, karena pembeli tidak mau resiko dalam transportasinya, hal ini dialami oleh masyarakat Desa di dalam hutan, padahal wilayah kita separuhnya berada dalam wilayah hutan, sementara itu, pola pembangunan infrastruktur jalan, masih berpencar - pencar, kesulitan yang lain adalah, sebagian wilayah kita juga dalam kondisi geografis yang tidak bagus, karena di kawasan yang sulit air, atau tidak ada sumber air tanah, sehingga selalu mengalami bencana kekeringan," ungkapnya,
"Lalu bagaimana solusinya, pemanfaatan air permukaan harus dioptimalkan, yaitu dengan membuat penampungan air hujan, sumur resapan, dan penggalakan penghijauan di daerah - daerah tangkapan air, dan kawasan - kawasan sumber air," paparnya kembali.

Penanganan Masalah Sosial
Di saat yang sama, Dinas Sosial Pemberdayaan Perlindungan Perempuan Dan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Blora, Wahyu Titis Prasetiyawan, mengungkapkan penanganan dan penanggulangan masalah - masalah sosial, yang menjadi tugas pokok dan fungsi dari instansinya.
"Anggaran kami saat ini, memang tampak besar yaitu Rp. 4 Milyar, akan tetapi itu tidak cukup untuk menangangani penanggulangan kemiskinan, karena harus kami bagi - bagi untuk bidang yang lain, yaitu bantuan sosial, pelatihan dan pemberdayaan Ekonomi bagi perempuan, para penyandang disabilitas dan pembinaan anak - anak terlantar, gelandangan dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya, dan kami bersyukur dua Perda terkait Pemenuhan Hak Dan Perlindungan Terhadap Penyandang disabilitas dan Perda Penanganan Penanggulangan Masalah Kesejahteraan Sosial Masyarakat telah disahkan oleh DPRD Blora, ini akan memudahkan kami dalam bekerja," ujarnya membuka diskusi. Moderator Diskusi, Tri Martana, menyinggung masalah penanganan anak - anak Punk, yang marak di Blora, yang banyak anak - anak usia sekolah, justru menjadi anak Punk.
"Untuk masalah anak - anak Punk dan gelandangan telah lama kami lakukan pembinaan, dan kami tempatkan di rumah singgah, namun sayangnya rumah singgah itu, tidak terurus dengan baik, dan tidak ada pengelolanya, sehingga mereka kembali ke jalanan lagi," ungkapnya kembali. (Rome)



Posting Komentar

0 Komentar