IKLAN




 

Sentilan Sentilun Elektabilitas Pilkada 2020

Foto : Dua politisi muda Blora, akankah bersanding atau bersaing dalam Pilkada Blora 2020 nanti?
• Seminar IMPARA UIN
Blora, ME - Ada yang menarik saat pembukaan Seminar dan Pelantikan Pengurus Ikatan Mahasiswa dan Pelajar Blora (IMPARA) Komisariat Universitas Islam Negeri Walisongo, yang diselenggarakan di Gedung Pertemuan Bappeda Blora, pada hari Sabtu (10/8/2019). Saat mengawali Seminar yang bertajuk " Peran Pemuda Dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. Dalam Rangka Mengisi Kemerdekaan RI Ke - 74 " itu, Siswanto, SPd, MH, salah satu pembicara dalam kegiatan tersebut, menyentil elektabilitas Calon Bupati Blora untuk 2020 yang akan datang.

"Berdasarkan hasil survey internal Partai kami, Golkar dan PPP, ada tiga nama yang layak untuk maju dalam Pilkada Blora nanti," ungkap Politisi muda Golkar ini, yang langsung disoraki oleh peserta seminar yang hadir.

"Tiga nama itu adalah, Abu Nafi, Arief Rohman dan saya sendiri, Siswanto, tapi ini bukan acara debat visi misi lho, nanti kalo sudah tiba saatnya," sentilnya, sambil tersenyum - senyum mengerling pada Wakil Bupati Blora, Arief Rohman, yang juga hanya tersenyum kecil.

Hanya Mengalir Saja
Usai kegiatan seminar, media kesayangan anda, Monitor Ekonomi pun menunggu sang petahana yang diprediksi akan naik kelas, mencalonkan diri menjadi Blora 1 alias Bupati Blora, dari gerbongnya Partai Kebangkitan Bangsa. Dengan sabar kedua tokoh politik muda itu, melayani mereka untuk berswafoto para mahasiswa dan mahasiswi yang hadir tersebut. Hingga di pintu keluar pun masih dikejar. Saat tiba saatnya, untuk mengkonfirmasi sentilan dari Ketua DPD Partai Golkar itu, Wakil Bupati Blora, Arief Rohman mengaku hanya mengalir saja.

"Saya mengalir saja, apa kehendak rakyat, yang penting sekarang menyelesaikan tugas saya membangun Blora, itu saja," ungkapnya diplomatis. Kemudian pertanyaan kami, mengarah pada kalkulasi politik perolehan kursi antara PKB yang meraih 8 dan Golkar yang meraih 5, dengan tangkas cendekiawan muda dari Nahdlatul Ulama itu menyampaikan, masih berproses lama.

"Semua itu masih lama, dan politik kan dinamis, apapun bisa terjadi, tapi saya mengalir saja, apa kehendak rakyat nanti," kilahnya menutup wawancara dengan media kesayangan anda. (Rome)

Posting Komentar

0 Komentar