Selain itu juga acara sedekah bumi diadakan untuk keselamatan bumi atau tanah. Pasalnya semua yang ada didunia ini berpijak pada bumi atau tanah, sehingga warga dengan senang hati mengadakan ritual sedekah bumi karena telah memberikan kesuburan pada tanaman.
Oleh karena itu sedekah bumi juga dapat dijadikan tolak ukur, sejauh mana masyarakat mengamalkan ajaran–ajaran agamanya. Ritual sedekah bumi merupakan bagian dari budaya yang berusia ratusan tahun dan juga salah satu wujud pelestari budaya yang tidak melupakan sejarah atau asal muasal desa tersebut.
Seperti yang dilakukan oleh masyarakat dukuh Gumiring, desa Sidomulyo, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Minggu, (7/7/2019) seluruh masyarakat terlihat berbondong–bondong untuk menghadiri ruwa deso atau Sedekah Bumi. Sambil membawa tumpeng berbagai macam tumpeng dibawa kehalaman kantor desa setempat.
Foto : Kades Sidomulyo, Rosidi di tengah-tengah masyarakat saat acara sedekah bumi |
“Peninggalan nenek moyang kita jangan sampai punah terus kita lestarikan dan harus mewariskan pada anak cucu kita. Sehingga dengan diadakan sedekah bumi ini untuk menciptakan kerukunan dan kebersamaan,” katanya.
Sedekah bumi dalam artian tasyakuran dan kirim doa. Hal ini dilakukan sebagai bentuk memperingati peninggalan nenek moyang (leluhur kita). Agar mengalir ke generasi-generasi muda.
“Sederhana tapi menyentuh hati. Pasalnya adat dan tradisi dari turun temurun setiap tahun kita laksanaka. Sebelumnya diadakan acara pengajian, do’a bersama,” sambung Rosidi yang juga akan maju dalam pencalonan sebagai kades tahun 2019.
Apa yang menjadi peninggalan leluhur kita, kita wajib untuk memelihara dan merawatnya serta mengenangnya. Karena tanpa perjuangan leluhur tempo dulu kita tidak akan sejahtera seperti sekarang.
“kita harus merayakannya. Seperti bersih-bersih deso dan bersih-bersih bumi, karena yang kita makan setiap hari sumber dari bumi. Diadakan seperti ini supaya bumi itu membawa berkah.(Ely)
0 Komentar