Kenalkan Dunia Usaha, Siswa Diajak Berwira Usaha
BLORA, ME - Banyak lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) yang tidak terserap di dunia kerja menjadi masalah
cukup krusial. Hampir setiap akhir tahun pelajaran para lulusan SMK banyak yang
menganggur. Padahal, sektor industri dan usaha membutuhkan tenaga
kerja lulusan SMK yang cukup besar. Namun, para lulusan tersebut tidak
mampu mengisi lowongan pekerjaan yang ada di industri. Hal ini, karena adanya
kesenjangan (GAP) yang ada antara sekolah dengan dunia industri.
Kesenjangan
yang ada antara sekolah dan industri harus diatasi dengan program kerjasama
saling menguntungkan. Kerja sama yang harmonis antara pihak sekolah dan
industri diharapkan akan tercipta suasana pembelajaran yang lebih efektif,
efisian, serta menyenangkan.
Upaya menjembatani kesenjangan kompetensi antara
pengetahuan yang diberikan sekolah dan kebutuhan industry, melalui Program
Teaching Factory (Tefa) SMK Negeri 1 Blora memiliki terobosan baru melakukan kerjasama sistem kemitraan dengan Yayasan
Alumni STM/SMK Negeri 1 Blora, IASNISBA. Hal ini dibuktikan dengan pembukaan unit kerja bengkel
Tefa.
“Bengkel
Tefa ini menjadi konsep pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya
untuk menjembatani kesenjangan kompetensi antara pengetahuan yang diberikan
sekolah dan kebutuhan industri. Tujuannya memberikan pengalaman kerja nyata ke siswa agar
lulus siap bersaing di dunia industri dan dunia usaha,” terang Kepala SMK
Negeri 1 Blora, Mariya kepada
Monitor Ekonomi.
SMK Negeri 1 Blora, lanjut Mariya, memiliki delapan
jurusan, yakni Bisnis Kontruksi dan Properti, Teknik Geomatika, Teknik
Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Permesinan, Teknik Pengelasan, Teknik
Kendaraan Ringan Otomotif, Teknik Audio Video dan Multimadia. Namun, bengkel Tefa baru membuka unit kerja untuk Teknik
Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Permesinan, Teknik Pengelasan, Teknik
Kendaraan Ringan Otomotif, Teknik Audio.
“Meskipun saat ini
tiap jurusan memiliki bengkel sebagai tempat praktik, namun kedepan semua
jurusan itu harus memiliki unit kerja masing,”
terangnya.
Peran Alumni
Pujiyanto salah satu alumni yang menjadi penanggungjawab
bengkel Tefa bersama beberapa guru, dia langsung mengajak untuk meninjau lokasi
Bengkel Tefa yang
dikelola IASNISBA.
“Ini bagian dari program revitalisasi, khususnya
perbengkelan,” ujar Pujiyanto. Dibengkel Tefa yang dikelola alumni itu, ada membuka
beberapa layanan. Diantaranya, bengkel mobil, service mesin, ganti oli, tune up,
ganti kopling, kaki-kaki, stel bos pom, audio, sparepart, dynamo, kelistrikan,
bengkel bubut, bengkel las dan salon mobil. “Semua teknisi, mayoritas kita
ambil dari para alumni.”
Penanganan dan pengelolaannya dilakukan oleh alumni yang
bekerjasama dengan sekolah sebagai pendamping siswa agar menjadi lulusan yang siap bersaing di dunia
industri dan dunia usaha.
Pujiyanto menyampaikan melalui program revitalisasi ini,
para siswa yang telah lulus akan mampu berwirausaha, terutama perbengkelan. “Para alumni memberikan pendampingan serta melatih para
siswa hidup mandiri, siap buka usaha, dan kreatif, sekolah sudah mulai
mengajarkan kepada siswa,” ungkap Pujiyanto.***(Ely)
0 Komentar