IKLAN




 

Menelisik Sejarah Blora Melalui Serat Dirpoyudo

Bedah Buku Serat Dirpoyudo untuk telisik sejarah Blora
Bedah Buku Serat Dirpoyudo
Blora-ME, Sejarah berdirinya suatu daerah memang kerap menjadi perbincangan dari berbagai kalangan, utamanya para pemerhati sejarah, termasuk di Blora, berbagai versi dan perspektif terkait sejarah berdirinya Blora pun muncul, baik secara ilmiah maupun cerita tutur. Bedah Buku Serat Dirpoyudo misalnya. Oleh karena itu Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Blora, menggelar bedah buku Serat Dirpoyudo, yang juga memiliki kajian ilmiah sebagai versi lain terkait sejarah Blora. Seperti yang diketahui, bahwa Hari Jadi Blora ditetapkan sesuai dengan sejarah sebelumnya, adalah jatuh pada tanggal 11 Desember 1749, berdasarkan kekancingan Hamengku Buwono I yang mengangkat Tumenggung Wilwatikto sebagai Bupati Blora yang pertama.


Heri Priyatmoko,
Dosen Sejarah Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Hang Tuah sebagai Bupati Blora I
Namun di versi Serat Dirpoyudo, yang ditulis RM Panji Sumahatmaka, yang diterbitkan pada tahun 1912 oleh Balai Pustaka Weltevreden, terdapat perbedaan. Pada intisarinya, menceritakan kisah Ki Ageng Drepayuda ( Dirpoyudo ) yang ternyata kakek moyangnya adalah Hang Tuah, atau Ambarawati, atau Tumenggung Sorengpati. Dijelaskan Hang Tuah adalah salah satu Panglima Perang Kerajaan Majapahit, ke Johor (Malaysia) dan Palembang, kemudian kembali ke Jawa, untuk tujuan tertentu kembali ke Lasem, yaitu bertugas meredam kerusuhan disana, dan Hang Tuah atau Amboro Wati berhasil, kemudian diberi kekuasaan di Mbalora Nagoro, dengan gelar Adipati Surengpati pada tahun 1528, data itu berdasarkan buku yang ditulis oleh Peneliti Sejarah Belanda, pada jaman kolonial Belanda, yaitu H.J. De Graf yang telah dicetak dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, berjudul " Kerajaan Islam di Jawa"


Perlu Bentuk Tim Peneliti Sejarah Blora
Memang banyak yang meragukan keakuratan data yang disodotkan dan dipaparkan oleh para narasumber, salah seorang narasumber, Heri Priyatmoko, Dosen Sejarah yang mengajar di Fakultas Sastra, Universitas Sanatha Dharma, Yogjakarta, menjelaskan perlunya membentuk Tim peneliti untuk menelusuri sejarah berdirinya Blora, termasuk data dari buku berjudul " Kerajaan Islam di Jawa" tulisan dari H.J. De Graf." yang juga menyebutkan Balora,
" Tak perlu jauh - jauh ke negeri Belanda, Dan penulisnya ( De Graf) sudah meninggal pada tahun 1960 an, kami sangat bangga Dan mengapresiasi atas aktifnya para penanya, "Mari kita telusuri bersama dalam bentuk Tim, dan pemerintah harusnya memperhatikan tindak lanjut kegiatan ini" papar dosen sejarah Universitas Sanatha Darma, Yogyakarta. (Rome)


Posting Komentar

0 Komentar