Relawan Gagak Rimang Blora deklarasi tolak kegiatan pengajian dan sholawatan yang mengundang Habaib Baalawi di Blora
Relawan Gagak Rimang
BLORA, ME - Relawan Gagak Rimang Blora (RGRB) turut ambil suara dan menyatakan menolak seluruh kegiatan keagamaan seperti ceramah pengajian dan sholawatan yang mengundang Habaib - Habaib yang diduga mengaku - aku sebagai keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW, pasalnya tauziah mereka tidak mencerminkan sifat - sifat Nabi Muhammad.
Menurut Ketua RGRB, Djoko Nugroho ceramah dalam.kegiatan Pengajian dan Sholawatan yang disampaikan oleh mereka cenderung provokatif, tidak sopan, kasar dan sering menghina Kyai - Kyai asli dari Indonesia, dan ajaran yang disampaikan menyesatkan dan justru membelokkan sejarah Islam itu sendiri.
Hal itu diungkapkan Kokok, panggilan akrab mantan Bupati Blora dua periode ini, saat mengunjungi Pendopo Gedung Ageng Situs Aryo Penangsang, pada Minggu siang (22/12/2024). Bersama para pengikutnya, yang kompak mengenakan busana hitam hitam, mendeklarasikan menolak kegiatan Habib - Habib Baalawi di Blora.
"Assalamualaikum, salam.sejahtera rahayu. Kami dari Relawan Gagak Rimang Blora, menyatakan dengan tegas menolak seluruh kegiatan pengajian, ataupun sholawatan yabg mengundang Habib - Habib yang mengaku keturunan Nabi Muhammad SAW, tetapi sikap dan perilakunya tidak sesuai dengan Nabi Muhammad, justru ceramah mereka selalu membuat kegaduhan di kalangan warga masyarakat, cenderung provokatif, kasar, sering menghina Tokoh - Tokoh Islam kita dan fatwanya menyesatkan," ujar Kokok, mantan Bupati Blora dua periode ini.
Haramkan Seni Budaya
Selain itu, para Habaib yang diduga palsu itu, dalam ceramahnya juga menyampaikan bahwa seni budaya asli Jawa, misalnya Wayang oleh mereka dianggap kegiatan yang haram untuk dilaksanakan, serta dengan gampangnya mereka menyebut kafir bagi orang yang tidak sesuai dengan ajarannya.
Dugaan ajaran yang menyesatkan antara lain, juga diungkapkan oleh Tulus Cepu, adalah dengan membuat makam - makam palsu dan upaya pembelokan sejarah perjuangan penyebaran Agama Islam dan Kemerdekaan Republik Indonesia ini diklaim oleh kelompok mereka adalah upaya dari para Habaib Baalawi.
"Saya perlu sampaikan bahwa klaim mereka para habaib itu soal makam - makam para pendahulu kita kemudian dipalsukan menjadi tokoh - tokoh mereka, semua itu adalah palsu, untuk mengambil keuntungan pribadi dan kelompok mereka, termasuk klaim bendera merah putih, Bendera Kabangsaan kita yang dijahit sendiri oleh Ibu Negara kita yang pertama yaitu Ibu Fatmawati pun diklaim oleh mereka, ini adalah salah satu upaya pembelokan sejarah Bangsa kita, yang tidak boleh didiamkan dan dibiarkan" tandas Tulus.
Sejarah Islam Jawa
Masih menurut Tulus, sejarah masuknya agama Islam.pertama adalah berasal.dari Kesultanan Demak Bintoro, yang dipimpin oleh Raden Patah, pada tahun 1500 Masehi, yang mana adalah putra dari.Raja Brawijaya V, dan agama Islam berkembang di Demak disebarkan oleh Wali Songo (Wali Sembilan), dan itu mengikuti adat istiadat yang berlaku di Jawa, tanpa menghilangkan termasuk diantaranya adalah melalui gending gamelan dan wayang.
Saat dikonfirmasi mengapa menggelar deklarasi penolakan habaib tersebut di Situs Aryo Jipang atau Aryo Penangsang tersebut, Subardo mengungkapkan, karena sejarah Aryo Penangsang tidak lepas dari sejarah Kerajaan Islam Demak, yang mana Aryo Penangsang adalah salah satu keturunan langsung dari Raden Patah, yang memiliki kekuasaan di Jipang Panolan.
"Jika dirunut dari sejarah, sangat tidak masuk akal, kerajaan Islam kita masuk tahun 1500 Masehi, di Demak Bintoro dan di Blora melalui Pangeran Sekar Sedo Lepen dan putranya Pangeran Aryo Jipang, yaitu Aryo Penangsang, kok diklaim merekalah yang mengembangkan, itu jelas menyesatkan," tandas Purnawirawan Anggota Polri ini. (Rome)
0 Komentar