IKLAN




 

PMI Blora Salurkan Bantuan Air Bersih

PMI Blora salurkan bantuan air bersih di sumur - sumur milik warga di Blora yang alami krisis air bersih.

"Memasuki musim kemarau sejumlah wilayah di Blora, jawa tengah mulai mengalami krisis air bersih. 
Untuk membantu warga, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Blora mulai menyalurkan bantuan air bersih." 

Bantuan Air Bersih
BLORA, ME - Ketua Palang Merah Indonedia (PMI) Kabupaten Blora Sutikno Slamet mengatakan sampai saat ini permintaan bantuan air bersih terus berdatangan. Sejumlah desa mengaku mulai kesulitan mendapatkan air bersih. 

"Sampai hari ini kita sudah salurkan 25 tangki kapasitas 10 ribu liter. Selama anggaran kami masih ada, kita akan terus salurkan bantuan kepada warga," kata Sutikno, selasa (22/8). 

Sutikno memaparkan sejumlah desa yang telah mendapatkan bantuan air bersih dari PMI, antara lain Desa Mernung di Kecamatan Cepu, Desa Harjowinangun di Kecamatan Japah, Desa Galuk di Kecamatan Kedungtuban, Desa Sonokidul dan Karanggeneng di Kecamatan Kunduran, Kelurahan Wulung Randublatung. 

Kemudian di wilayah Kecamatan Jati, yaitu di beberapa Desa dan dukuhan yaitu Desa Singget dan Gabusan. Dukuh Grogol, Desa Doplang, Desa Randulawang dan Desa Jati, juga telah dilaksanakan dropping air bersih dari PMI Blora.

"Masing-masing desa mendapatkan bantuan 2 tangki air. Karena sumber air jauh dari lokasi bantuan sehingga satu hari hanya mampu melayani 3 Desa. PMI sudah berupaya melibatkan pihak ke 3 yang mempunyai tangki air, namun hari ini rouble sehingga hanya tangki PMI yang bisa jalan," paparnya. 

Lahan pertanian warga juga harus dibantu pengadaan air untuk menyelamatkan panen petani

Krisis Air Bersih
Sementara itu Rakimin warga Desa Jati, mengungkapkan selama ini warga harus keluar desa untuk mencari air bersih. Sebab, sumur warga sudah mengering karena tidak ada sumber air yang keluar. 

"Kalau cari keluar desa pak, jauhnya 7 kilo. Saya terima kasih PMI telah beri bantuan air ini. Warga sangat berharap ada bantuan lagi," ucapnya.

Di tempat terpisah, Pengamat Sosial dan Ekonomi Blora dari DPC BMWI, Kurnia Adi menyampaikan bahwa Pemerintah juga harus memikirkan krisis air untuk sektor  ketahanan pangan,  yaitu kebutuhan air untuk lahan - lahan pertanian warga, bukan hanya untuk kebutuhan mandi cuci dan masak saja.

"Selain untuk kebutuhan mandi cuci dan masak, krisis air ini juga dialami di sektor pertanian, Pemerintah harus memikirkan tanaman di lahan - lahan tersebut, untuk menyelamatkan tanaman warga, untuk ketahanan pangan kita, kalau tidak diperhatikan kegagalan panen untuk tanaman pangan bisa berdampak serius," ungkapnya. (Meg)

Posting Komentar

0 Komentar