IKLAN




 

Warga Bogorejo Masih Antusias Pertahankan Tradisi Malam Pitulikuran


Blora, ME - Tradisi 'malem pitulikuran' masih dipertahankan oleh hampir seluruh masyarakat Desa Kabupaten Blora. Salah satunya di Desa Bogorejo. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, kecuali masa pandemi Covid-19, acara menyambut malam ke-27 bulan ramadhan kali ini dipusatkan di Balai Desa setempat, (17/04/2023). 

Hari itu, sehabis sembahyang asyar, sekitar pukul 4 sore, terdengar suara kentongan 'dara muluk' dari Balai Desa Bogorejo. Pertanda prosesi perhelatan 'malam pitulikuran' segera dimulai. Tanpa diperintah lagi, para ibu-ibu mengajak anak-anaknya keluar rumah menuju Balai Desa membawa 'ambeng' atau hidangan berupa nasi dan lauk pauk. Ditempatkan di nampan besar. 

Mereka tidak perlu membawa air, karena seperti biasanya, air telah disediakan oleh para perangkat Desa. 

Sesampai di Balai Desa, mereka menyerahkan 'ambengan' yang dibawa dari rumah kepada panitia. Panitiapun menata 'ambengan' tersebut berjajar sepanjang gelaran tikar. 

Setelah menyerahkan 'ambengan' mereka menempatkan diri, duduk di gelaran tikar yang telah ditata sebelumnya oleh para Perangkat Desa setempat, dan bersiap-siap mengikuti "sesorah" dari tokoh yang dituakan di Desa.

Tak berselang lama, para Bapak-bapak juga berdatangan. Silih berganti menempatkan diri di depan 'ambengan' yang tertata rapi. Para tokoh masyarakat menempatkan diri di gelaran paling atas, berjajar saling berhadapan. Para hadirin lain menyesuaikan diri. 

Puncak Acara Malam Pitulikuran

Setelah semua warga berkumpul dan menempatkan diri, Kepala Desa beserta tamu undangan seperti Anggota DPRD Blora, Tanfid NU, Bhabinkamtibmas dan Babinsa memasuki ruangan. Menempatkan diri di paling ujung gelaran, menghadap ke arah barisan warga.

Sambutan-sambutan mulai disampaikan. Pada puncaknya, Kepala Desa Bogorejo Farid Aang Muallifi sebagai orang yang paling dituakan di Desa memberikan 'sesorah', nasehat, pidato atau orasi kebudayaan kepada warga. 

Dalam pidatonya, Kades Farid Aang memberikan apresiasi positif kepada para warga yang masih antusias mempertahankan tradisi 'malem pitulikuran' di Balai Desa Bogorejo. 

"Terima kasih bagi 'panjenengan' semua yang masih antusias mempertahankan tradisi malem pitulikuran di Balai Desa. Kegiatan rutin setiap romadhon dan telah menjadi adat turun temurun di Desa Bogorejo," ujar Farid Aang. 

"Marwah dari kegiatan yang di desa, adalah saling menghargai, guyup rukun itu hal yang utama. Kades juga berharap acara sperti ini kita uri uri dan di ugemi jadi berkah dan barokah rejeki lancar bagi kita semua," lanjut Kades Bogorejo. 

Kades Farid Aang juga berharap jika ada pertanyaan yang terkait dengan Pemerintahan Desa, agar langsung ditanyakan kepada Perangkat Desa. Dengan seimbang, Kades Bogorejo ini juga memerintahkan agar par perangkat desa dapat menjelaskan dengan santun terkait pembangunan, program dan sarana prasarana. 

Acara 'malam pitulikuran' ini juga dimanfaatkan Kepala Desa Bogorejo Farid Aang Muallifi untuk meminta maaf kepada seluruh warga Desa Bogorejo. 


"Acara malem pitulikuran ini diselenggarakan para leluhur dulu sebagai ajang silaturahmi antara warga, tokoh masyarakat dan Pemerintah Desa. Dan pada kesempatan ini, saya mewakili Pemerintah Desa Bogorejo meminta maaf bila kesalahan selama menjabat dan melayani panjenengan semua," pungkas Kades Farid Aang. 

Selesai acara 'sesorah' dari Kepala Desa, acara dilanjutkan dengan pembagian bantuan kepada 16 anak yatim yang ada di Desa Bogorejo. Dan setelah bedug maghrib ditabuh, acara ditutup dengan do'a serta berbuka bersama. (AGP)

Posting Komentar

0 Komentar