Wabup Etik pimpin audiensi dengan pimpinan peeguruan tinggi Blora
Hadir sejumlah pimpinan perguruan tinggi diantaranya dari PEM Akamigas Cepu, STTR Cepu, Poltekkes Kemenkes Semarang Kampus Blora, STAI Muhammadiyah, STKIP Muhammadiyah Blora, STAI Al Muhammad, STAI Khozinatul Ulum dll.
Selain bersilaturahmi, pihak Pemkab juga mengajak kampus-kampus untuk bersama-sama memberi masukan, untuk membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi Blora.
"Ada sekitar sepuluh perguruan tinggi di Blora, dan kami berharap panjenengan yang hadir di ruangan ini, kami meminta bantuan panjenengan, pemikiran atau apapun dari perguruan tinggi, yang bisa dilakukan untuk bersama-sama memajukan Kabupaten Blora," ungkap Wakil Bupati mengawali audiensi.
Paparan Wakil Bupati
Dihadapan para pimpinan perguruan tinggi, Wabup Tri Yuli memaparkan kondisi Kabupaten Blora secara umum, baik dari segi potensi maupun permasalahan yang dihadapi. Mulai dari angka kemiskinan Blora yang masih tinggi di Jawa Tengah, permasalahan infrastruktur, stunting, ketersediaan air bersih, dan permasalahan lainnya.
Disisi lain, Blora memiliki banyak potensi, seperti halnya di sektor peternakan Blora menjadi daerah dengan populasi sapi terbanyak se Jawa Tengah, potensi pertanian padi dan jagung, minyak dan gas, kayu dan sebagainya.
Maka kemudian Wabup mengandeng perguruan tinggi, agar berbagai permasalahan dapat terselesaikan, dan potensi daerah yang ada bisa di optimalkan.
"Dengan ini bisa menjadi wawasan kita bersama, dan bisa menjadi bahan pemikiran untuk panjenengan diskusikan, terkait apa yang bisa kita perbuat bersama-sama untuk Kabupaten Blora, " ucap Wabup.
"Kami mengajak sesarengan dengan panjenengan, dengan berbagai masalah yang ada di Blora, sekaligus sejalan dengan tridharma perguruan tinggi" lanjutnya.
Sinkronisasi RPJMD
Sementara itu, Sekretaris Bappeda Blora Free Bayu Alamanda, berharap agar perguruan tinggi dapat membantu, mendukung program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan, stunting dan sebagainya.
"Saya berharap teman-teman kerso untuk bersinergi dengan Pemkab Blora, program apapun yang ada di instansi bapak ibu terkait ini, agar bisa matching dengan RPJMD. Di RPJMD ada 45 program unggulan, monggo bapak ibu bisa membantu program tersebut." ucap Bayu.
Berdasarkan data yang dipaparkan, terdapat 48 desa yang menjadi prioritas pengentasan kemiskinan di Blora. Serta, terdapat 44 desa yang menjadi lokus penanganan stunting di Blora.
Intervensi dari perguruan tinggi, dalam pengentasan kemiskinan sangat dibutuhkan, beberapa diantaranya melalui berbagai program KKN, pengabdian masyarakat, dan sebagainya.
"Dengan hasil rapat ini, diharapkan oleh Pak Bupati dan Bu Wakil Bupati nanti ditambahi didampingi teman - teman perguruan tinggi se Blora, desa merah karena kemiskinan ini bisa turun. Ini perlu sinergitas antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan termasuk perguruan tinggi" pungkas Bayu.
Terus Dorong MoU dengan Civitas Akademika
Kepala Subbagian Kerja Sama dan Otonomi Daerah Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah, Soni Supriyanto, merinci setidaknya ada 32 perguruan tinggi, di luar daerah yang berminat bekerjasama. Lalu, sekitar 10 perguruan tinggi yang ada di Blora.
"MoU dengan berbagai perguruan tinggi akan terus didorong, termasuk dengan perguruan-perguan tinggi yang belum melaksanakan MoU atau yang masih proses, akan segera kita lakukan" jelas Soni.
Dari hasil audiensi tersebut, perguruan tinggi di Blora siap mengambil peran dalam membantu pengentasan desa miskin, desa locus stunting dan desa tertinggal, untuk dapat dikembangkan sebagai desa binaan.
Termasuk juga, adanya rencana pembuatan laboratoriun stunting dari salah satu perguruan tinggi. Sehingga dapat membantu dalam menganalisis masalah, dan menemukan solusi dalam pengentasan stunting. (TLP/ME)
0 Komentar